22🍉

506 42 0
                                    

Happy reading 💜

Disinilah ara sekarang, weekend yang ditemani oleh bestie tercintanya yah siapa lagi kalo bukan cika, kedua gadis ini tampak sedang menatap sebuah tempat yang akan mereka masuki, sebenarnya agak ragu  untuk memasuki tempat ini, namun karna mereka memiliki tujuan tertentu ya pastinya dengan terpaksa mereka pun mau tak mau memasuki tempat tersebut.

"Ra lo yakin ini tempat nya?" Ujar cika sambil menatap ngeri kearah depan.

"Hemm, gue yakin toh kaka gue sendiri yang nulis di diary nya kan?" Jawab ara.

"Yaa tapi kan gimana gitu?" Kata cika sembari menatap ara melas.

"Berat njir, lo tau dosa gue bejibun ra" sambung cika sambil menghela napas.

"Yeh lo kira kita kesini mau ngapain" kata ara sambil menatap kearah cika.

"Lo ga bakal jual gue kesini kan?" Tanya cika.

"Dih, gue jual lo juga gak bakal ada yang mau!" Ujar ara.

"Dah ah ayo masuk!" Sambung ara sambil menarik tangan cika.

"Aisss takut digorok gue sama bapake, tapi kali kali gapapa kali ya" gumam cika sambil mengikuti ara masuk ke dalam.

Baru saja mereka berdua masuk, mereka sudah di buat kaget dengan apa yang ada di dalam, sungguh ini pengalaman pertama bagi mereka, tetapi ada yang aneh disini tampaknya ada seseorang yang cika kenal disini.

"Anjir ra si disya?" Ujar cika pada ara.

"Hah mana?" Tanya ara sambil mencari seseorang.

"Itu noh yang pake baju merah!" Kata cika lagi sambil menunjuk dengan dagunya.

"Gila sexy, dia mau ngapain njir?" Ujar ara seteleh melihat disya.

"Wahh wahh ra, noh liat dia sama sugar dady!" Kata cika sambil geleng geleng.

"Gila sih!" Sambung cika.

"Udah biarin, kita kesini bukan mau liat dia yuu buruan" kata ara sambil meninggalkan cika.

"Iyaa iyaa, emang kita kesini nyari siapa sih?" Tanya cika.

Ara tidak menanggapi ucapan cika membuat cika mengerucutkan bibirnya, dan ara pun berhenti tepat didepan bar membuat cika sedikit bingung.

"Hay bang kelvin!" Sapa ara.

Cika menatap kearah ara bingung, ia tampak seperti bertanya pada ara 'siapa dia?' Mungkin seperti itu dengan raut muka bingung membuat ara tak tahan melihat itu, yah jujur saja cika itu cantik hanya saja yah taulah dia seperti apa, dia itu cerewet, barbar, ya meskipun begitu itu yang membuat ara sedikit terhibur dengan kelakuanya, mungkin juga karna satu spesies makanya nyambung dengan ara.

"Temen abang gue!" Gumam ara pada cika yang hanya mengangguk sebagai balasan.

"Ahh bella" gumam kelvin.

"Nice to meet you again bella!" Sambungnya sambil menghampiri ara.

Yah ara dikenal dengan sebutan bella oleh teman abang ara, pasalnya menurut mereka terlalu banyak yang memanggilnya ara, membuat mereka berinisiatif untuk memanggil ara dengan sebutan 'bella' dan ara pun menyetujuinya.

"Bella?" Kata cika bingung.

"Hemm namanya arabella kan!" Jawab kelvin.

"Iyasih tapi aneh gitu bella, pen ngakak gue, lo kalo dipanggil bella serasa feminim banget ra, ga sesuai sama kelakuan lo!" Ujar cika sambil tertawa.

"Diem lo cuka apel, bella kan cantik gimana rupa gue sekarang" kata ara sambil mengibaskan rambutnya.

"Ehh iya bang, pen pinjem kunci kamar bang gibran dongg!" Kata ara to the point.

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang