limabelas🍟

1K 65 2
                                    

Happy reading💜

Sekarang ara menatap kesal kepada semua orang di ruangan ini, ara yang duduk sedari tadi hanya melihat mereka yang sedang makan makan dan ara hanya menjadi penonton di ruangan ini, "semua akan bngt pada waktunya!" gumamnya dalam hati.

"Lo pada ga mau bagi bagi gitu?"

"Engga"ledek cika.

"Jahat lo gue juga pengen ihh"

"Kata dokter lo ga boleh makan makanan gini dulu, noh lo makan buah aja"

"Pelit lo, orang pelit matinya kesembelit loh cik!"ujar ara.

"Mata lo kesembelit"

"Mauuuu atuhh ihhh"rengek ara.

"Nih"reyhan datang membawakan buat apel yang sudah di kupas dan sudah dipotong potong.

"Ga mau, mau yang itu!"ara menggeleng dan menujuk pada mereka yang sedang makan.

"Makan"

"Engga, pengen itu"

"Ara"ujarnya terkesan lembut namun sedikit tajam.

"Iya iya sinih"ujar ara pasrah.

Kegiatan itu tak luput dari perhatian deran, entahlah ada rasa aneh sebenarnya melihat itu, ia juga bingung mengapa ia harus kembali kerumah sakit ini, ia pun beranjak dari duduknya dan menghampiri ara, membuat ara menatap heran kearah deran.

"Gue pamit dulu"ujarnya menatap ara, namun ara hanya mengangguk sebagai balasan.

Namun ara tambah heran kenapa deran masih berdiri didepanya sambil menatap ara.

"Kenapa?"tanya ara.

"Cepet sembuh"kata deran tulus kali ini, setelah mengucapkan itu tanpa menunggu jawaban ara deran langsung keluar tapi sebelum keluar dengan sempat sempatnya deran menatap tajam kearah reyhan.

"Ehh ehh bos tungguin gue ngapa"kata leo yang buru buru minum dan langsung berdiri.

"Ra gue juga pamit yaa, semoga lo cepet sembuh"pamitnya membuat ara kembali mengangguk.

Sekarang hanya tinggal 4 orang yang berada diruangan ini, dengan ara yang masih pokus pada buahnya membuat reyhan tersenyum tipis melihat itu, namun kegiatan ara menjadi tidak pokus ketika cika menerima telpon dan menyebut bunda disana.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam bunda"

"Gimana keadaan ara sekarang?"

"Alhamdulillah ara udah sadar ko bun sekarang ara lagi makan buah tuh"

"Bunda boleh ngomong sebentar sama ara"

"Boleh, bentar ya bun"

"Ra bunda nih, mau ngomong katanya"kata cika sambil memberika handphonenya.

"Bunda"kata ara dengan semangat.

"Haha seneng banget kayanya, anak bunda sekarang udah baikan?"

"Iyalah seneng bun, alhamdulilah bun baik ko"

"Bunda kapan kesini?"

"Besok bunda kesana"

"Papah kamu ada kesana?"

"Engga ada"

Reyhan terdiam mendengar itu ia makin merasa bersalah kepada ara.

"Bunda"kata ara kembali ketika bundanya terdiam disana.

"Ehh iyaa, bentar ya nanti bunda telpon lagi"

"Bunda tutup dulu ya"

Tiba tiba saja sambunganya terputus sebelum ara membalas bunda, ara pikir mungkin bunda sedang sibuk sekarang dan tidak berfikiran aneh aneh untuk saat ini.

"Lo ga pulang?, udah malem loh besok lo juga sekolah"kata ara sambil memakan buahnya.

"Besok pagi gue pulang"

"Ouhh jadi mau nginep disini gitu?"

"Engga ra dikamar mayat"bukan reyhan namun cika yang menjawabnya.

"Dih ko lo sewot sih"

"Lagian lo nanyanya ga bermutu banget"

"Dih serah gue lah"jawab ara.

"Ya ya ya serah lo"final cika untuk menghentikan perdebata ini.

___________________________

Pagi ini terlihat ara masih tidur dan tidak terusik oleh apapun bahkan ketika reyhan pamit pulang bersama temanya dan hanya tersisa cika seorang, sekarang ara masih bergulat dengan mimpinya disana.

Tok...tok...tok...

Seketika pintu terbuka bersamaan dengan datangnya wanita cantik nan anggun itu  memasuki ruangan ara, terlihat disana tidak ada siapapun selain dia dan juga ara, namun tiba tiba dari belakang seseorang memasuki ruangan ara.

"Ehh bunda"

"Cika"ujar wanita itu yang cika sebut sebagai bunda.

Iya itu cika dia baru selesai dari kamar mandi, dia pikir bunda tidak akan datang secepat ini untung saja tadi ia membereskan ruangan ini kalau tidak mungkin ia akan mendapatkan siraman rohani pagi ini.

"Ga sekolah?"

"Hehe engga bun, kalo sekolah nanti ara sendirian dong"

"Ehh iya"

"Maaf yah bunda ngerepotin"sambung bunda.

"Engga sama sekali ko bun"ujar cik sambil menuntun bunda untuk duduk.

Percakapan mereka berdua membuat ara terusik perlahan lahan ara pun mulai terbangun dan melihat siapa yang berbincang dipagi ini.

"Bunda?"

"Ehh udah bangun rupanya anak bunda"ujar bunda sambil menghampiri ara.

"Udah baikan?"

"Udahh, pulang yuu"ujar ara manja dengan langsung memeluk sang bunda.

"Heh kamu ini baru bangun langsung ngajak pulang"

"Bosen bun, masa cuman duduk terus tiduran mulu makin tepos ini lama lama"ujar ara sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ada ada aja kamu ini"kata bunda sambil tersenyum mendengar anaknya ini.

Pagi ini masih berjalan dengan lancar yaa walaupun ara terus merengek tidak menginginkan ini dan itu tapi semuanya bisa terkendali tentu saja dengan bunda, sampai ahirnya pada sore hari ara merengek dan terus membujuk bundanya agar ara segera pulang kerumah.

"Ayolah bun, ara udah sehat loh"

"Bunda ga percaya?"

Sedari tadi ara itu terus merengek sampai sampai bunda tidak menanggapi ara dan hanya pokus pada buah yang sedang bunda kupas.

"Ara ini kuat loh bun tahan banting!"

"Mau coba bunda banting ara?"sontak bunda kaget mendengar ara.

"Astagfirulloh ra ya ga gitu juga"kata cika sambil menatap horor ara.

"Diem lo!bantu gue ke ahh"ujar ara sinis.

"Dih ngegas, darting tau rasa lo!"

Tidak mendengarkan cika ara terus membujuk bunda sampai ahirnya bunda menghela napas dan...

"Oke fine! bunda tanya dulu sama dokternya, kalo diijinin besok kita pulang!"final bunda.

"Nah gitu dong, kan jadi makin sayang..."ujar ara sambil memeluk bunda.

Tiba tiba pintu terbuka bersamaan dengan seseorang memasuki ruangan ara.

"Assalamualakum...."

___________________________

Okee segitu dulu ya, jangan lupa divote dan maaf kalo banyak typo💜see u pay pay

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang