duapuluhsembilan🍒

368 27 0
                                    

Happy reading💜

"Masa iya gue suka sama dia!" Gumam ara sambil menyetir mobil.

"Gak pasti si dokter salah ini, lagi sakit kayanya dia, masa iya sihhh... engga lah" gumamnya kembali.

"Kalo iya gimana?"pikirnya sambil menggigit kuku jarinya.

Sedari tadi ara hanya bergumam tidak jelas di dalam mobil, ara mencoba memfokuskan diri untuk menyetir namun sia sia pikiranya selalu berujung pada 'dia'.

"Aggrrr ara goblok, ngapain suka sukaan sih!" Teriak ara.

Jadi sebenarnya ara itu penasaran sama jantungnya yang berdetak kencang cuman karena dekat sama 'reyhan' iya dia cowo yang membuat ara kelimpungan sendiri memikirkan perasaanya, dan menjadikan ara sebagai kekasihnya itupun dengan keputusan reyhan, dan berakhir lah dengan ara yang pergi ke rumah sakit sepulang sekolah.

Flasback

"Eheem....dok jadi saya sakit jantungkan?"

"Kamu gak sakit ko...." jawab dokter itu sambil terkeukeuh mendengar ucapan ara.

"Terus apa dong, kok jedag jedug gitu loh mana cepet, kan serem kalo tiba tiba saya deket sama temen saya terus saya meningoy" ujar ara.

"Masa iya si ara sebenernya punya penyakit jantung?" Gumam ara dalam hati.

"Haha ada ada aja kamu, temen kamu laki laki atau perempuan?" Tanya dokter itu membuat ara sedikit bingung mendengarnya.

"Laki laki...."mendengar jawaban ara membuat dokter itu tersenyum.

"Jantung kamu baik baik saja, tapi..."

"Kenapa kenapa?"potong ara.

"Kamu suka sama dia itu mah" Mendengar itu membuat ara melongo.

"Engga ah, kayanya aku alergi sama dia dok!" Tolak ara membuat dokter itu mendadak terdiam.

Flasback end

Setelah itu tiba tiba handphone ara berdering, membuat ara melihat siapa penelpon nya.

"Hallo ara, lo jadi kesini kan?" Tanya cika dari sebrang sana.

"Hooh gue di jalan bentar lagi nyampe ko!" Jawab ara.

"Lo dari mana aja si, gue kira tadi lo mau bareng gue, eh malah gue yang di tinggal gila lo"

"Ya sorry gue ada urusan bentar" jawab ara.

Tapi karena keasikan ngobrol bareng cika, ara menjadi kurang fokus berkendara. Tanpa ara sadari, ara sedang di ikuti oleh mobil hitam di belakangnya, lalu mobil hitam itu tiba-tiba menyalip mobil ara sehingga membuat ara kehilangan kendali dan membuatnya menabrak sebuah pohon di sana.

"Ara?"

"Araa lo baik baik aja kan?" Terdengar suara panik, namun ara masih belum meresponya.

"Arraaaa!" Panggil cika.

Disisi lain cika yang cemas memikirkan ara pasalnya ia mendengar suara mobil yang nampaknya seperti kehilangan kendali, bukan apa apa hanya saja saat ini mereka sedang mengawasi ara yang belakangan ini sering di incar oleh musuhnya, entah apa maksudnya tapi yang pasti aralah tujuanya.

"Gimana? ara kenapa?" Tanya grey namun cika hanya menggeleng membuat yang lain tampak bingung.

"Kita cari ara sekarang!" Tegas grey.

"Lo diem disini bareng fasa!" Sambung nya, namun cika malah menggelengkan kepalanya.

"Engga gue ikut" tolak cika.

"Kita gak tau dia bakal apa lagi setelah ini, lo bakal aman disini!" Ujar fasa meyakinkan cika.

"Gue bilang gue ikut!" Keukeuh cika.

"Lo.."

Cika hanya menatap dingin ke arah grey tampaknya cika sedang marah, yah siapa yang tidak akan marah melihat temanya terluka bukan, dan akhirnya cika pun di izinkan ikut mencari ara.

"Sialan, lo cari masalah sama orang yang salah" gumam cika sambil menutup pintu mobil dengan keras.

Selain itu ara masih mengumpulkan kesadaranya, dahinya terpaksa harus mencium stir mobil akibat benturan keras yang membuat ara meringis dan mengerutu sedari tadi.

"Sialan, shhh" ujar ara sambil menyentuh dahinya.

"Anjing, awas aja lo sampe ketemu gue gorok lo, aaaa shhh" sambungnya sambil memegang kepalanya.

"Astagfirulloh boba gue ancur, asu gue tandain lo, ahhh boba gue" kata ara sedih melihat minuman bobanya yang sudah tumpah berceceran, kemudiam ara pun keluar dari mobil.

Melihat keadaan mobilnya yang mengenaskan membuat mood ara semakin buruk, pasalnya mobil ini baru ia beli dengan uang nya sendiri dan tanpa bantuan dari orang tuanya, yah ara itu sebenarnya mempunyai sebuah perusahaan yang cukup berkembang tanpa sepengetahuan orang tuanya, dan mungkin hanya di ketahui oleh grey, cika, dan satu lagi gibran.

"Ehh ayam ayam" kaget ara ketika tiba tiba seseorang memeluk ara.

"Lo baik baik aja kan?" Tanyanya khawatir.

"Gue udah bilang kan, stop cari kebenaran bang gibran! Gue menghomati keputusan lo tapi itu membahayakan lo!" Ujarnya panjang lebar.

"Arraaaa" teriak cika sambil menghampiri ara.

"Astaga dahi lo ra" panik cika.

"Ini gimana grey ke rumah sakit aja atau gimana" ujar nya pada grey.

"Gue gapapa, mending kita ke markas gue mau cari tau siapa yang berani ngelakuin ini ke gue" kata ara.

"Obatin dulu dahi lo baru kita cari tau!" Ujar grey pada ara.

"Hemm di markas juga bisa, buru pergi gue penasaran ini!" Rengek ara.

"Oke oke"

Mereka pun memutuskan untuk pergi, namun siapa sangka si pelaku hanya bersembunyi mengamati gerak gerik ara sedari tadi.

"Sialan, lo gak akan bisa ungkap semuanya ara, kalo itu terjadi maka lo akan bernasib sama kaya kakak lo" gumamnya sambil memukul stir mobil.

Dia menelpon seseorang, dirinya tampak tertutup tak seorang pun yang mengetahui dirinya, seperti menjadi seorang pengamat di belakang panggung yang bergerak tanpa orang sadari.

"Cepat bergerak dasar lamban, gue bayar lo bukan cuma cuma sialan" kesal nya sambil melihat ara yang sudah pergi dari sana.

"Kita liat seberapa kuat nya lo ara"

_________________________

Ayeong up nih, jangan lupa di vote yah, sorry lama up nya, semoga suka...jangan lupa di vote, di komen, follow juga yah❤

ArabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang