2.0 - Testpack

807 124 32
                                    

—————

Mina menyadari adanya keganjalan pada dirinya sejak dari semalam tepat  setelah menghabiskan makan malam bersama. Dirinya mendadak mual secara tiba-tiba hingga sampai pagi pun matanya sudah berkaca-kaca menahan gejolak aneh pada perutnya.

Sudah hampir puluhan kali bolak-balik dari ranjang ke kamar mandi, bahkan saat baru berdiri didepan pintu kamar mandi pun Mina kembali berbalik. Untuk mengeluarkan isi perutnya.

Rasanya sakit, seperti kram perut. Entahlah, yang Mina tidak pahami adalah muntah yang dirinya keluarkan bukanlah sisa makanan mau pun warna-warna aneh, melainkan air liur yang beberapa kali tidak bisa ditelan. Padahal Mina merasa tidak ada makan makanan aneh yang berakibatkan perut akan sakit seperti ini.

Maka, dirinya kembali berbalik kedalam toilet berniat untuk memuntahkan kembali kedalam closet. Mencuci mulutnya dan menatap kearah kaca didepan, wajahnya lemas dan pucat seperti orang sakit. Mina menyentuh bagian kening namun tetap normal, tidak ada panas.

"Aku kenapa?" Mina mencoba untuk bergantung pada wastafel didepannya. Menghela napas dan menarik napas dalam. Ini sungguh melelahkan dan menguras tenaganya.

Tak terasa, bel kamarnya pun kembali berbunyi. Mina yang masih dengan keadaan tidak enak badan itu pun mencoba melangkah untuk meraih knop pintu, mengusap sebentar bagian pelipis yang mengeluarkan keringat-keringat kecil.

Wonhee terlihat tersenyum manis seraya mengangkat dua buah kotak bubur ayam. Memang sudah biasa, sarapan pagi mereka pasti akan diisi bubur, roti, atau sandwich. Menyadari keadaan sang teman pun Wonhee segera menyentuh pelipis Mina yang lumayan mengeluarkan keringat.

"Kau sakit? Berkeringat sekali padahal tidak sedang panas." tanyanya dengan gurat wajah gelisah, "Pucat sekali astaga."

Mina menggeleng seraya masuk kedalam terlebih dahulu. Membiarkan Wonhee menutup pintu kamar dan mengikutinya kearah sofa sembari untuk menikmati sarapan mereka di jam delapan Pagi.

"Heh! Aku bertanya malah tidak dipedulikan." kesalnya.

"Aku tidak apa-apa, Hee-yya. Hanya kelelahan saja karena tadi malam sempat menyusun barang-barang lainnya." Mina berusaha untuk meyakinkan Wonhee yang kini masih menatap penuh selidik padanya.

"Aku tidak percaya, wajahmu bohong sekali. Ceritakan padaku, kau kenapa hm? Sakit kepala? Aku bisa keluar beli obat sekarang."

Sekali lagi Mina menggeleng, "Tak apa, aku hanya masuk angin."

"Nah kan, alasan mu berganti-ganti terus makanya aku semakin tidak percaya!"

Mina memilih abai, meraih sekotak bubur yang tadi dibawa masuk oleh Wonhee. Baru saja tangannya membuka tutup bubur tersebut, Mina langsung menutupi hidungnya saat aroma bubur ayam itu terasa mengaduk perutnya kembali.

Tak ingin membuat Wonhee tidak nyaman makan pun dirinya segera masuk kembali toilet untuk yang kesekian kalinya, menghidupkan shower agar mengalihkan suara dirinya sedang mencoba muntah.

Dan untuk yang kesekian kalinya pula matanya mencoba menahan rasa itu lagi, sangat tidak enak. Mina membenci ini karena membuat dirinya kelelahan bahkan semakin tersulitkan.

"Ya Tuhan ..." lirihnya lagi seraya memejam. Tak lama, Mina segera berjalan keluar dan kembali menuju Wonhee. Wanita itu sepertinya tidak mendengarnya tadi karena masih sibuk dengan acara memakan buburnya.

DOCTOR & CEO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang