follow dan vote yaa
Semoga suka sama ceritanya
Selamat membaca.....
Daksa Saskara Kenzi
(Daksa)
Ayara Aimara
(Ayara)•
•
•
🕸
•
•
•
Di senin pagi itu hujan tiba-tiba turun lebat membuat beberapa pengendara motor memberhentikan kendaraannya untuk berteduh. Salah satunya Daksa. Laki-laki berseragam SMA itu dengan kesal memarkirkan motornya di sebuah ruko yang tutup, entah memang belum ditempati atau bagaimana? Dan hal yang paling membuatnya kesal kini adalah motornya yang baru kemarin sore ia cuci harus kembali kotor.
Ia menghela napas panjang lalu bersandar pada tiang ruko tersebut. Sambil bersedekap dada Daksa menatap langit yang gelap dan mungkin hujannya akan lama reda. Kalau seperti ini dia bisa lambat sampai kesekolah.
Mungkin jika dia mendengarkan ucapan mamanya untuk membawa mantel hujan, dia akan sampai ke sekolah tepat waktu, tapi Daksa lebih memilih singgah berteduh daripada memakai mantel itu, karena menurutnya memakai mantel membuatnya semakin ribet, kedua saat dia memakai mantel beberapa bagian pakaiannya masih terkena cipratan, air dan yang paling dia tidak suka Daksa terlihat sepeti bapak-bapak saat memakai mantel.
Daksa memejamkan matanya barangkali suara hujan bisa membuat pikirannya menjadi tenang, tapi saat merasakan terpaan angin dan suara rintik hujan seakan menjadi teman yang baik untuk makan indomie atau sekedar tidur di kasur sambil selimutan.
"Yah, basah kan gue!" Gerutunya mengibas-ngibas roknya yang sudah lepek.
Daksa membuka matanya lalu mengerutkan kening menatap makhluk disampingnya. Salah satu perempuan yang paling cerewet yang ada di kelasnya.
"Kayak gak ada tempat lain aja."
"Heh! Lo pikir gue sempat gitu nyari tempat lain ditengah hujan kayak begini?" Jawabnya sewot sambil memberi tatapan tajam kepada lawan bicaranya yang sangat ingin di tempeleng dengan ekspresi tengilnya yang seakan mengejek.
"Ya sempat aja, kalo lo mau."
"Udahlah, debat sama lo gak ada selesainya." Dia kemudian menjauh beberapa meter dari Daksa lalu merapikan rambutnya yang kusut karena air hujan.
Daksa menatap gadis berambut hitam itu yang tengah merentangkan tangannya kedepan, membiarkan air hujan membasahinya. Daksa menatapnya aneh karena dia tersenyum-senyum sendiri menatap langit yang ditutupi awan-awan gelap.
Dari cara memandang Daksa tahu kalau gadis di sampingnya itu menyukai langit, apapun kondisi
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambis
Novela Juvenil[FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA] "Dunia itu tempatnya meninggalkan dan ditinggalkan. Karena pada intinya semua akan pergi jika sudah waktunya." [ cerita ini murni hasil fikiran saya. maaf jika ada kesamaan alur, nama tokoh, tempat, dan lain-lain]