09. Azura

322 98 9
                                    

CHAPTER 09

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 09. AZURA

⌭⌭⌭


"Nah, ini dia."

Membiarkan napasnya terdengar diembuskan, Mori lantas menghentikan automaton tatkala si kuda besi mengendus sekilas. Dalam hitungan sekon, asap kelabu tercurah keluar dari rongga hidung sementara pria paruh baya tersebut kembali melanjutkan, "Azura berada tepat tak jauh dari sini. Berjalan saja menuju utara. Barangkali kurang dari satu kilometer."

Kanna mendadak menahan napas sejenak. Tempat di mana kereta terhenti tidak jauh berbeda dari apa yang ia lihat di sepanjang perjalanan. Bukit-bukit yang hijau, pepohonan, serta jalanan yang menanjak serta menukik turun penuh kerikil kecil. Paman Mori berkata mereka harus berjalan ke utara, maka artinya Azura berada di balik bukit-bukit di sana.

Gadis itu meyakinkan diri sendiri, barangkali sudah mencoba melompat turun kalau saja sepasang tangan tidak semerta-merta menyambar tubuhnya, menurunkannya seolah ia bocah lima tahun yang membutuhkan bantuan. Taehyung baru saja mengangkatnya bak bayi besar dengan mudah. Kelewat mudah, malah.

Merasakan kedua pipinya sempat memanas, Kanna buru-buru memalingkan wajah seraya membisikkan terima kasih lirih pada si pemuda yang tersenyum samar sebelum melangkah mendekati Paman Mori. Ia menyerahkan beberapa lembar uang yang sayangnya malah ditolak hangat, "Simpan itu untuk dirimu sendiri, Nak. Lagipula Paman hanya bisa membawamu sampai di sini. Kalian masih harus berjalan ke sana." Mori menatap Kanna serta Taehyung bergantian, melanjutkan pelan, "Hati-hati, oke? Memang sudah tidak ada yang bisa dilihat di sana, tetapi ada banyak orang yang menghindari Azura karena sebuah alasan."

"Terima kasih, Paman."

Mori menghela napas tak habis pikir, sepertinya ingin mengatakan sesuatu kalau saja pria tersebut tidak menggelengkan kepala dan menelan kembali kalimatnya. Kanna lantas melangkah mundur diikuti Taehyung, membiarkan kuda automaton tersebut meringkik, menghentakkan kakinya dua kali ke atas permukaan tanah sebelum kembali melaju—meninggalkan mereka berdua untuk terdiam di tepi jalanan yang lenggang, membuat gadis tersebut mendengar Taehyung yang kemudian berkata, "Jadi? Apa yang akan kita lakukan sekarang?"

Si gadis mengendikkan bahu sekilas. "Berjalan, tentu saja. Ayo."

Taehyung memandangi si gadis yang kemudian memacu kaki lebih dulu, membawanya pergi tanpa banyak kata. Si Kim juga tidak bicara, ia membiarkan keheningan merayap dan merangsek ke dalam sendi—menemani keduanya melewati jalanan berkelok di antara bukit, pohon yang bergerak perlahan diterpa angin. Kanna kalut dalam isi kepalanya sendiri. Sayangnya, tatkala napas sudah terasa memberat dan gadis itu berharap ia menemukan sesuatu sebagai titik terang atas seluruh jawabannya, dunia seperti sedang tertawa terbahak-bahak begitu saja.

Taehyung nyaris berbisik, "Mereka sudah mencoba mengatakannya padamu, bukan?"

Kanna tersekat. "Ini ... Azura?"

HumanoidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang