20. Amaroidal

319 84 5
                                    

CHAPTER 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 20. AMAROIDAL

⌭⌭⌭


Kalau bukan karena Tuan Han, Taehyung mengerti benar bahwa ia akan membusuk di panti asuhan selamanya. Kalau bukan karena Tuan Han pula, Taehyung mengerti bahwa ia akan tetap menjadi manusia sepanjang hidupnya. Namun jika menjadi makhluk bertulang, berdaging dan berdarah sama seperti menjadi hewan ternak yang menunggu dijagal lehernya, maka arti atas hidup yang menari di telapak tangan itu sebenarnya apa?

"Kau tahu, Taehyung," Namjoon berbisik. Kepingan memorinya masih ada di dalam sana dan Taehyung ingat bocah lelaki tersebut pernah berkata padanya, mencuri jam tidur, saling memandang dari dua tempat tidur kecil yang berjajar bersebelahan. "Jika nanti salah satu dari kita ada yang pergi meninggalkan panti asuhan terlebih dahulu, aku pasti akan menemukanmu kembali."

Taehyung menguatkan cekalannya pada ujung selimut, membalas ragu, "Bagaimana cara Kak Namjoon menemukanku?"

"Tidak tahu, sih. Hehe. Tapi pasti akan kutemukan!" Ia menghela napas, menatap dengan kilau samar di kedua mata. "Tetapi tidak peduli bagaimana rupamu di masa depan nanti, kau akan tetap menjadi Kim Taehyung yang kukenal, bukan? Kita sama-sama berasal dari kelompok manusia yang dibuang, Kim. Jadi kau tidak boleh melupakanku. Titik."

Sejujurnya saja? Tidak. Tentu saja Taehyung tidak akan melupakan Namjoon. Alih-alih menghapus presensi dan fragmen kenangan mereka berdua jauh di dalam sana, Taehyung seolah hidup bersama hantu dari bayang masa lalu di panti asuhan. Tuan Han memasukkan sebagian besar memorinya. Tanpa jeda, tanpa sisa.

Namun mengenalinya kembali? Itu hampir terasa seperti lelucon.

Namjoon tidak akan mengenalinya. Namjoon pasti akan lupa. Dia bukan lagi bocah delapan tahun yang gemetar karena tidak menelan makanan. Taehyung bahkan bisa bertahan selama mungkin tanpa menghabiskan bahan pangan secuilpun. Jadi untuk mengisi lubang menganga dalam hatiinya, untuk memastikan bahwa ia tidak sendirian, Taehyung menyerahkan lembar sketsa wajah kawan kecilnya, berkata beberapa bulan yang lalu, "Tuan Han. Bisakah Anda membuat humanoid lain menggunakan sketsa wajah ini?"

Saat itu, Tuan Han tidak mengajukan pertanyaan. Irisnya hanya berkilat sesaat di balik lensa, mengangguk dan menyetujui begitu saja. Namun sekarang, sang pria tidak bisa tinggal diam begitu saja. Ia menuntut jawaban saat berkata, "Kalau begitu, Taehyung—demi memenuhi permintaanmu, kau akan menjadi seseorang yang mengakhiri nyawa Lana untuk menghidupkan Kanna." Pria tersebut tersenyum tipis, irisnya berkilat puas. "Kim Taehyung lah yang akan menciptakan Kanna."

Itu nyaris terasa selayaknya mimpi yang menjadi sebuah realita. Dijentikkan melalui jemari peri, namun sialnya terasa seolah baru saja dicetuskan dari kutukan penyihir. Taehyung tahu ia akhirnya memiliki kesempatan untuk merenggut segalanya dari gadis cilik itu. Menuntaskan kemarahannya, melampiaskan dendam serta dengkinya. Jika Lana melewati prosedur sama untuk kembali hidup ke dalam raga vesseloid yang ayahnya ciptakan, si gadis tersebut juga jelas akan bernasib menyerupai dirinya.

HumanoidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang