15. Standstill Pt.1

311 84 5
                                    

CHAPTER 15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 15. STANDSTILL PT.1

⌭⌭⌭


Bukannya bermaksud jahat atau bagaimana, namun serius, terkutuklah Min Yoongi pagi itu karena berbicara, "Apa yang terjadi?" tanyanya. Kanna yang hendak melepaskan sabuk pengaman dan melangkah keluar dari mobil mendadak mematung. Namun kakaknya sudah melanjutkan lagi, "Kenapa kau dan Taehyung saling melemparkan pandangan dan menghindari kontak mata sejak tadi? Semalam berkelahi?"

Terkutuklah dirinya dan Taehyung pagi itu juga karena keduanya menyahut bersamaan, "Tidak."

Yoongi sontak menaikkan satu alisnya. "Ah, jadi sekarang ada semacam telepati, ya." Ia menatap curiga, tak repot-repot menyembunyikan nada bicara yang mendadak berubah sarkatis, "Hebat sekali. Setidaknya aku tidak perlu cemas aku akan menjadi seorang paman."

Ah, sial. Kanna menghela napas, sepenuhnya bisa merasakan pipinya memanas. "Bisakah kita masuk saja dan segera mengunjungi Jungkook?"

Yoongi nyaris terdengar seolah sedang merengek, "Kanna, aku masih belum ingin menjadi paman."

"Kau tidak akan menjadi paman!" Gadis itu mendesis, semakin memerah dengan jemari yang dijalin erat. "La-lagipula Taehyung juga tidak bisa—"

Sial.

"Tidak bisa?" Yoongi menyipitkan mata. "Jadi kalian sudah melakukan itu?"

"Apa? Belum!"

"Belum? Jadi kapan?"

Kanna menatap gemas. "Aku tidak melakukannya! Astaga! Bisakah kita menemui Jungkook sekarang?"

Yoongi agaknya terlihat sekali ingin menyanggah atau berdebat kembali, melirik Taehyung selama beberapa detik, namun pada akhirnya hanya merotasikan bola mata tak percaya sebelum melangkah keluar dari mobil—tidak mengatakan apa-apa. Well, Yoongi memang tidak banyak bicara sejak pagi tadi. Padahal Kanna sedang berusaha mati-matian untuk tidak membombardirnya dengan sejuta pertanyaan mengenai apa saja yang sudah terjadi kemarin dan hal macam apa yang tidak ia ketahui selama ini. Kendati begitu, sang kakak sendiri jelas sedang menduga-duga apa yang sudah terjadi.

Harus mencari waktu yang tepat, pikirnya. Tidak boleh sembarangan atau Yoongi hanya akan berakhir mencari-cari alasan guna menghindarinya. Mengekori langkah dan berpikir dalam benak, isi kepala si gadis mendadak terpecah tatkala aroma disinfektan yang menyengat keburu menghantam hidungnya.

Ia benci aroma rumah sakit.

Melangkah masuk dan menemukan resepsionis melemparkan senyum tipis tatkala Kanna bertanya di mana Jeon Jungkook dirawat, ketiganya lantas melangkah melewati lorong-lorong rumah sakit dalam keheningan. Gadis itu seolah baru tersadar betapa ia menaruh rasa tak suka dalam skala besar pada tempat ini.

HumanoidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang