10. Home Sweet Hell

381 94 19
                                    

CHAPTER 10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 10. HOME SWEET HELL

⌭⌭⌭


"Kakak Cantik dan Kakak Robot harus datang kemari lagi kalau ada waktu, ya!" — adalah kalimat yang Misa luncurkan seraya menggenggam jemari sang Papa, menatap melalui kedua mata yang berkaca-kaca dan pada akhirnya menjadi sekelumit perpisahan tatkala senja datang menyapa.

Pada menit yang berdetik pada pukul delapan malam setelah ia menuruni UTX, gadis bermata hazel tersebut seolah baru tersadar bahwa apa yang Misa katakan sudah terlanjur merongrong masuk ke dalam kepalanya.

Stasiun UTX masih terlihat padat terisi tatkala Kanna menjejakkan kaki diikuti Taehyung. Automaton berbentuk ikan pari raksasa yang berada di aula tengah stasiun berdetak pada pukul delapan lebih seperempat, memancarkan cahaya laut kebiruan ke sepenjuru sudut. Gelenyarnya rupawan, menghantamkan perasaan rindu yang mendadak datang. Kini sudah tidak ada lagi deret kehijauan saat Kanna melangkah keluar, batinnya berbisik ia sudah kembali ke rumah. Sekembalinya dari Azura, menuntaskan semua pekerjaannya dengan Tuan Ahn Hui dengan baik, si gadis jelas tahu bahwa ada bagian dari dirinya yang masih menuntut jawaban tetapi ia juga tidak berhenti menjejalkan kalimat-kalimat di dalam kepala.

Jangan terlalu dipikirkan, batinnya berulang kali. Semuanya akan baik-baik saja dan memaksa tidak akan pernah menghasilkan jawaban bagus. Dia hanya perlu membicarakan semua hal yang ia dengar di Azura dengan Taehyung pada kesempatan lain. Tetapi sial, Kanna tersadar kalau ia sudah terlanjur mengembuskan napas terlalu keras tatkala Taehyung bertanya, "Kanna, kau baik-baik saja?"

Si gadis terkesiap. Irisnya melebar saat mendongak, menemukan Taehyung yang menenteng semua barang bawaan mereka memasang ekspresi cemas—sukses membuat Kanna buru-buru menyahut, "Maaf," balasnya ragu. "Kepalaku hanya terasa ... penuh."

Taehyung diam sejenak. "Karena apa yang kuucapkan di Azura?"

"Tidak, Taehyung." Kanna mengerutkan kening. "Barangkali karena lelah saja. Aku hanya ingin cepat-cepat sampai di rumah, makan, membersihkan diri dan tidur."

Well, setidaknya tidak sepenuhnya berbohong. Perjalanan yang keduanya tempuh memang tidak sepanjang itu, tetapi tetap saja melelahkan. Kanna mengerti benar bahwa Taehyung juga tidak terlihat diyakinkan—siapa pun pasti akan merasa begitu. Tetapi pemuda tersebut tidak bertanya lagi. Ia memesan taksi dari jaringannya, begitu gesit dan tanpa diminta, lalu membawa mereka berdua kembali ke rumah dalam dua puluh menit kemudian.

Ah, ini dia. Memang tidak ada tempat senyaman rumah sendiri. Tempat yang tertangkup pandangan tersebut jelas masih terlihat sama selama ia pergi. Cahaya oranye hangat menyala dari dalam, halaman disinari lampu taman berbentuk bulat yang juga berfungsi sebagai alarm keamanan. Entah harus merasa cemas atau bagaimana, tetapi tatkala Kanna mengayunkan pintu rumah terbuka, si gadis menyadari bahwa Taehyung masih tetap tidak mengatakan apa-apa.

HumanoidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang