Kabar menyebar dengan cepat, semua orang di villa sudah tahu kalau nenek Hyunjin akan segera datang.
Semua tampak bahagia mendengarnya.
Itu artinya Hyunjin akan segera bebas dari kemalangan ini, kan?
Malam itu Jeongin, Felix, dan Minho berjaga di kamar Hyunjin dengan hati yang penuh harap.
Energi positif yang mengalir membuat Hyunjin lebih pasif.
Lalu tiba-tiba dia memanggil Jeongin.
"Jangan menipuku, kau bukan Hyunjin Hyung."
Hyunjin tampak bingung.
"Jeongin-ah, kau bicara apa? Hyung tidak mengerti."
Minho berdecak. "Jangan dengarkan dia, Jeongin-ah."
Mendengar ucapan Minho, Hyunjin tampak terkejut.
"Hyung? Kenapa kalian bersikap seperti ini padaku? Kenapa kalian mengikatku? Sebenarnya apa yang terjadi di sini?"
Jeongin goyah, mendengar cara Hyunjin bicara dia benar-benar mulai melihat Hyunjin.
"Kau..."
"Jeongin! Jangan termakan tipuannya."
Minho jadi tidak tenang, kenapa Jeongin masih saja tertipu padahal mereka sudah sering melihat Hyunjin bersikap di luar nalar.
"Kepalaku sakit...aku tidak mengerti... Kenapa kita ada di sini? Ini bukan di kamar hotel. Apa shootingnya sudah selesai?" ujar Hyunjin lirih.
Felix mengernyit. "Kau pikir kita masih di Gangbuk?"
Jeongin menatap Felix. "H-Hyung...apa mungkin?"
Minho mengerang frustasi. "Kalian! Jangan lakukan apapun! Aku akan kembali dengan Chan agar dia bisa menyadarkan kalian!" ujarnya kemudian meninggalkan ruangan.
Felix dan Jeongin menatap Minho yang menghilang di balik pintu lalu kembali saling menatap.
"Jeongin-ah, mata Hyung rasanya berat sekali....tapi Hyung tidak ingin tidur."
Suara Hyunjin semakin pelan, tiba-tiba saja Jeongin panik.
"Jangan tidur!"
Sebelum Felix sempat menghentikan, Jeongin sudah berlari mendekati Hyunjin.
"Jeongin!"
Jeongin mengabaikan Felix.
Di dalam kepalanya saat ini, Hyunjin benar-benar kembali tapi dia akan menghilang lagi jika tertidur.
"Hyung, jangan tidur, bicara denganku."
"Jeongin, ini berbahaya!" ujar Felix lalu berusaha menarik Jeongin menjauh.
"Lepas! Ini Hyunjin Hyung!"
Jeongin menepis tangan Felix dengan tangan kanannya, lalu tangan kiri Jeongin disentuh dengan lembut oleh tangan dingin Hyunjin.
"Jangan berkelahi...." lirih Hyunjin, matanya tampak sayu.
Jeongin menggenggam tangan dingin Hyunjin yang masih terikat erat ke tempat tidur dengan dua tangan.
"Hyung! Hyung jangan tertidur! Bicara lagi padaku! A-Apa Hyung haus?"
Hyunjin mengangguk pelan. "Eum."
Jeongin bergegas mengambil gelas dan menuangkan air ke dalamnya lalu membantu Hyunjin untuk minum sementara Felix hanya diam melihat semuanya.
Hatinya masih terombang-ambing antara percaya dan tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVIL - Hyunjin Centric ✅
FanfictionMember Stray Kids mulai bingung ketika sikap Hyunjin terus berubah sejak didiagnosa menderita gegar otak ringan. "Pada beberapa tempat, dinding antara dunia orang hidup dan dunia bawah memang sangat tipis. Sebagian kecil orang bisa mencium asap nera...