Hari itu Minho dan Felix pergi untuk menjenguk Hyunjin.
Keduanya tidak terkejut bahwa ada orang tua Hyunjin di sana, bersama seorang wanita tua yang mungkin adalah nenek Hyunjin.
Hal yang tidak mereka pahami adalah kenapa ketiga orang itu tampak muram dan tegang sementara di depan sana Hyunjin untuk pertama kalinya sejak di bawa ke rumah sakit akhirnya membuka mata.
"Hyunjin?"
Felix, yang sangat bahagia, sudah akan menghampiri Hyunjin detik itu juga.
Namun langkahnya terhenti sebab ibu Hyunjin mencekal tangannya secepat kilat.
"Dia bukan Hyunjin."
Minho tidak paham, begitu pun Felix. Jelas sekali yang ada di depan mereka saat ini benar memang Hyunjin, lalu kenapa ibunya bilang bukan.
Diperhatikannya sekali lagi dia yang duduk di ranjang rumah sakit, bahkan meski wajahnya sedikit tertunduk Felix tahu dengan jelas itu Hyunjin.
Rasa bingungnya berubah jadi cemas begitu orang yang dia tebak sebagai nenek Hyunjin berkata pada ibu Hyunjin: "Eomma tidak bisa membantu, terlalu banyak roh yang tinggal di dalam tubuh Hyunjin saat ini. Kita harus mencari seseorang yang jauh lebih paham."
Bulu kuduk Felix dan Minho meremang.
Wanita tua itu menghampiri ibu Hyunjin dan menepuk bahunya. "Serahkan pada Eomma. Sementara ini jaga Hyunjin, jangan sampai ditinggal sendirian."
Lalu ibu Hyunjin mengangguk.
Setelah itu, nenek Hyunjin menatap cucunya tajam.
"Kau pikir aku akan takut? Kau akan menghilang seperti debu, aku yang pastikan."
Nada bicaranya begitu dingin, seperti telah jadi musuh bebuyutan dengan cucunya sendiri untuk waktu lama.
Belum habis rasa heran Felix dan Minho, keduanya harus dikejutkan dengan Hyunjin yang tiba-tiba saja melompat turun dan menerjang sang nenek.
Dicekiknya wanita tua itu tanpa belas kasih.
"HYUNJIN!"
Ruang rawat itu dalam sekejap menjadi kacau.
Felix dan Minho dengan sigap berusaha melepaskan cengkraman tangan Hyunjin pada leher neneknya.
Sang ibu memanggil petugas sementara sang ayah berusaha menarik Hyunjin menjauh.
Kemudian petugas rumah sakit datang dan menyuntikan obat bius pada Hyunjin, perlahan cengkramannya yang kuat melemah dan tubuhnya luruh ke lantai.
"Jangan khawatir, kami hanya memberinya penenang," ujar petugas sebelum bertanya mengenai kondisi nenek Hyunjin.
Kini, ada bekas merah tampak jelas di leher nenek Hyunjin.
Sulit dipercaya bahwa itu karya tangan Hyunjin.
Mungkin benar kalau Hyunjin bukan Hyunjin yang mereka kenal, pikir Felix dan Minho.
"H-Hyunjin...apa dia akan baik-baik saja?"
Nenek Hyunjin menoleh pada Minho yang bertanya.
"Harus. Cucuku pasti kuat melawan apapun itu yang menguasainya sekarang."
Kemudian hening.
Perawat muda yang menyuntik Hyunjin juga tidak bersuara, hanya sibuk memasang kembali infus yang terlepas karena kekacauan barusan.
Di dalam kepala sang perawat tentu saja terlintas tanya tentang apa yang terjadi sebelum dirinya masuk.
Kenapa pasien yang sampai saat terakhir dia cek belum membuka mata barusan malah mampu mencekik seseorang dengan begitu kuatnya sampai membuat tiga pria dewasa kewalahan?
Namun dia cukup tahu diri dan masih ingat peraturan untuk tidak bertanya.
"Maaf. Sekedar mengingatkan, sebentar lagi jam besuk akan habis, pasien hanya boleh ditemani oleh maksimal dua orang saja. Permisi."
Perawat itu akhirnya keluar dari ruang rawat dengan tanda tanya besar di kepala.
Ibu Hyunjin jadi orang pertama yang menghampiri Hyunjin setelahnya.
Dirapikannya selimut Hyunjin penuh kasih, dikecupnya dahi Hyunjin dengan sayang, pada saat itu air matanya mengalir.
"Jangan menangis. Eomma akan kembali secepatnya dengan membawa orang yang bisa menolong Hyunjin. Percaya pada Eomma, kan?"
Nenek Hyunjin adalah wanita yang pemberani dan kuat.
Itu kesan yang didapat Minho dan Felix setelah melihat perangainya hari ini.
Bekas cekikan masih jelas di leher namun nenek Hyunjin seolah tidak merasakannya.
Tutur katanya begitu tegas dan lantang seolah tidak ada keraguan dalam dirinya barang secuil.
"Jaga istri dan anakmu."
Pesan sang nenek kepada ayah Hyunjin sebelum pergi.
Selepas itu, ayah Hyunjin sibuk menenangkan istrinya yang terlanjur menangis. Sambil menepuk-nepuk punggung sang istri, ayah Hyunjin mencoba berbicara pada Felix dan Minho juga.
"Kalian pasti terkejut ya? Maaf kalian harus melihat hal seperti ini, kami sudah terbiasa berhubungan dengan hal-hal yang tidak masuk akal, bagi kalian mungkin sangat aneh."
Bohong kalau Minho dan Felix bilang kejadian barusan tidak membuat mereka terkejut, semuanya jelas dari ekspresi wajah mereka.
"Abeonim, apa ada sesuatu yang bisa kami lakukan untuk membantu?" tanya Minho.
"Hanya jaga Hyunjin bersama kami."
Sejujurnya, Minho sadar hal ini di luar kemampuannya dan Felix ataupun member lain. Sebesar apapun keinginannya untuk menolong Hyunjin melepaskan diri dari roh-roh jahat yang menguasainya, dia tidak bisa banyak berbuat.
Lalu Minho dan Felix kembali ke dorm dalam sunyi. Tenggelam dalam banyak pikiran, seperti bagaimana menyampaikan apa yang terjadi pada member lain, atau bagaimana bisa menolong Hyunjin.
Cklek
Minho membuka pintu dan suaranya membuat Jisung yang berada di ruang tengah pergi ke depan melihat siapa yang datang.
"Kalian sudah pulang? Hyunjin benar sudah sadar?"
"Um."
Minho dan Felix kompak mengangguk.
"Syukurlah. Lalu kenapa kalian tidak senang?"
Minho dan Felix saling melirik.
"Kita bicara di dalam."
Karena Minho bilang begitu, mereka berjalan ke ruang tengah, berkumpul di sofa empuk tempat mereka biasa berdiskusi. Minho juga meminta Jisung memanggil semua member yang kebetulan ada di dorm.
Hanya Chan dan Changbin yang tidak ada saat itu. Mereka bisa diberi tahu nanti saat kembali.
Pelan-palan Minho dan Felix menjelaskan apa yang terjadi di rumah sakit. Perlahan wajah semua orang menjadi pucat.
"Jadi Hyunjin Hyung benar-benar dirasuki roh halus? Dan bahkan bukan satu roh halus tapi banyak?!" Jeongin bertanya dengan nada nyaris tak percaya.
"Para staff yang kerasukan tempo hari masih sakit sampai hari ini. Bagaimana nasib Hyunjin..." ujar Seungmin khawatir.
Felix menepuk bahu Seungmin dan berkata, "Nenek Hyunjin akan menolongnya. Hyunjin kita akan kembali. Kalian harus percaya padanya."
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
EVIL - Hyunjin Centric ✅
FanfictionMember Stray Kids mulai bingung ketika sikap Hyunjin terus berubah sejak didiagnosa menderita gegar otak ringan. "Pada beberapa tempat, dinding antara dunia orang hidup dan dunia bawah memang sangat tipis. Sebagian kecil orang bisa mencium asap nera...