Lova Aeni Nayara, salah satu siswi kelas 11 yang tidak terlalu populer. Memiliki wajah yang cantik dan hati yang baik. Namun ia terheran-heran kenapa diusianya yang hampir menginjak usia 17 tahun ini dia belum mendapatkan seorang pacar juga?
"Lova, bisa bantu ibu untuk membersihkan meja ibu?" tanya Bu Beti selaku guru Bahasa Indonesia Lova, beliau cukup populer dikalangan siswa-siswi karena begitu ramah.
"Bisa bu, ini buku-buku yang ada di dalam kardus mau di simpan dimana, ya?" tanya Lova.
"Aduh itu berat ... Kamu kuat bawanya?" tanya Bu Beti yang kasihan melihat Lova.
Lova menggeleng, "Saya kuat bu, saya strong!"
"Hahaha, yasudah. Itu tolong kamu taruh di gudang belakang, dekat dengan parkiran. Kamu tau kan?"
Seketika ekspresi Lova yang sangat ceria tadi memudar. Dia sedikit menyesal, harusnya tadi dia membantu Bu Beti dengan mengerjakan hal lain. Gudang belakang itu tempat yang lumayan jauh dan terpencil dari kawasan siswa.
Baru tadi pagi ia mendengar gossip dari teman-temannya, bahwa pernah seorang siswa gantung diri di gudang tersebut karena putus cinta. Percaya atau tidak percaya, Lova tetap takut dengan hal-hal yang berbau horror walaupun dia suka menonton film horror.
"Ke gudang belakang ya, bu?" tanya Lova memastikan.
"Iya, bisa nggak? Kalau nggak gapapa deh, nanti saya aja yang bawa sekalian pulang."
"Eh ... jangan bu! Saya aja nggak apa-apa, saya pergi dulu ya bu."
"Iya ... hati-hati, Lova."
Lova berjalan menuju gudang belakang, dia sesekali membetulkan posisi kardus berisi buku-buku usang yang jumlahnya tidak sedikit.
"Jangan menyerah, Lova! Dikit lagi," gumamnya menyemangati diri sendiri.
Dari kejauhan 5 meter Lova bisa melihat gudang tersebut, namun ia bingung kenapa ada si kembar yang berjaga di depan pintunya. Orlando dan Rolando, Si Kembar tampan dari IPS dan IPA 1.
"Permisi," ucap Lova hendak masuk ke dalam gudang tersebut namun di tahan oleh Orland.
"Mau ngapain?" tanya Orland.
"Mau naruh nih, buku. Minggir ah!"
"Jangan masuk!" cegah Roland.
"Kalau lo masuk, gue jamin hidup lo mulai hari ini dan seterusnya bakal ga tenang."
BRAKKK!
Ketiganya terkejut karena suara berisik dari dalam gudang. Lova menatap Si Kembar dengan tatapan mengintimidasi, "Pasti ada sesuatu di dalem kan? Minggir!"
Keduanya menggeleng bersamaan, "Nggak! Udah sana jangan ikut campur," ucap Roland sambil memutar badan Lova pelan.
Meskipun wajah Roland sangar, tukang tawuran, dan suka ngomong kasar, tapi dia nggak mau macem-macem ke cewek. Dia jadi inget sama mamanya terus. Kalau kata Awkarin, "Jangan nilai kami dari covernya."
Lova yang lelah meletakkan kardus tadi di lantai, "Aduh badan gue pegel-pegel nih! Kalau gitu gue taruh sini aja, ya? Kalian yang masukin."
"Males banget!" jawab mereka kompak.
"Terus gi--"
BRAKKK
"Itu kenapa sih berisik banget?"
Lova yang sudah tidak tahan menyerobot masuk walaupun Roland dan Orland menahannya. Terbukalah pintu gudang tersebut. Lova ternganga melihat beberapa meja dan kursi patah dan berserakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Enter | Sunoo
Teen Fiction"Jangan masuk!" "Kenapa sih? Gue mau naruh ini barang-barang, berat tau!" "Kalau lo masuk, gue jamin hidup lo mulai hari ini dan seterusnya ga bakal tenang." Harusnya gue percaya dengan perkataan mereka. Hal yang mereka katakan, benar-benar terja...