Pagi ini Lova sedang mengobrol santai dengan Jaztin yang terlihat lebih baik daripada kemarin. Meskipun Lova sedikit ngeri melihat muka Jaztin yang masih lebam.
"Kemarin pulang sampai rumah dimarahin nggak karena bonyok begitu? Duh gue jadi ga sempet nanya keadaan lo karena sibuk, maaf ya?"
"Sekali lagi ngomong maaf, gue borong toko di kue lo," balas Jaztin.
"Maaf maaf maaf maaf."
Jaztin terkekeh melihat Lova dengan ceria mengucap kata maaf berulang kali. "Gue gapapa, kemarin di rumah ga ada siapa-siapa jadi aman. Gue makan dulu sampai kenyang, jadi malemnya gue ga perlu turun buat makan bareng."
"Terus? Tadi pagi ngga ditanyain kenapa mukanya begitu?"
"Kan mereka orang sibuk, gue belum bangun juga udah nggak ada orang di rumah," jawab Jaztin sambil tersenyum.
"Oh iya, lupa ... Tapi udah sarapan?" tanya Lova yang mendapat anggukan dari Jaztin.
"Aduh aduh ... Pagi-pagi udah pacaran aja nih!"
Seisi kelas melihat ke sumber suara, ternyata Disha dan teman-temannya. Disha bisa dibilang versi perempuan dari Sultan, tapi tingkat ke-bossy an masih dimenangkan oleh Sultan.
"Lo kemarin ada urusan apa sama Sultan? Berani-beraninya lo deketin dia?" tanya Disha yang membuat Lova tertawa.
"Pfft ... Deketin? Males banget."
"Sok kecantikan lo! Jualan roti aja banyak gaya," sindir salah satu teman Disha yang bernama Icha.
"Emang kenapa kalau jual roti? Salah?" tanya Lova yang memang sengaja memancing emosi mereka agar cepat pergi dari kelasnya.
"Lova udah ..." ucap Jaztin pelan sambil menarik tangan Lova lembut.
Disha melihat ke arah tangan Jaztin dan Lova, "Cocok deh kalian pacaran, sama-sama lemah! Lemah di fisik, lemah di duit, lemah di-"
"Yang penting mereka berdua otaknya ga lemah!"
Lova membelalakkan matanya. Dia terkejut karena tak biasanya Mia mau berurusan dengan orang lain dan membuat keributan. Biasanya dia hanya diam dan menyimak, dia enggan membuka mulutnya untuk hal-hal yang tidak penting.
"Wah wah wah ... Mia Allura mantan sahabat gue ternyata udah pinter ngomong, ya?" ucap Disha dengan menekan kata 'mantan'.
Dulu mereka adalah sahabat baik, namun karena Mia sadar teman-temannya akan membawa pengaruh buruk baginya, dia memutuskan untuk menjauh dari mereka.
"Keren lo, gue bangga sama lo," ucap Disha hendak menyentuh lengan Mia namun ditepis oleh Sang pemilik.
"Enough, mending lo keluar Dish daripada pagi-pagi udah bikin suasana di kelas nggak enak."
Disha tersenyum miring lalu beralih menatap Lova, "Urusan kita belum selesai!" ucapnya lalu pergi dari kelas.
"Mia, thank you ..."
"Sans, gak jelas emang Si Disha. Jangan dimasukin ke hati, Va."
Lova mengangguk sambil tersenyum tipis. Jaztin menggenggam tangan Lova lalu menepuknya, "U okay?"
"Good, lo gapapa?"
Jaztin tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. Lova jadi ikut tersenyum karena melihat wajah Jaztin yang manis. Lova suka dengan senyuman Jaztin, menenangkan. Walaupun kadang Jaztin menyebalkan tapi dia tetap teman yang baik.
"Nanti pulang sekolah gue mampir ke bakery lo, ya?"
×××
"Roti!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Enter | Sunoo
Teen Fiction"Jangan masuk!" "Kenapa sih? Gue mau naruh ini barang-barang, berat tau!" "Kalau lo masuk, gue jamin hidup lo mulai hari ini dan seterusnya ga bakal tenang." Harusnya gue percaya dengan perkataan mereka. Hal yang mereka katakan, benar-benar terja...