Ting!
Lova yang sedang menikmati pop ice rasa coklatnya itu terkejut. Dia baru saja sampai rumah dan masih belum mengganti seragamnya dengan baju sehari-hari.
Setan
keluar"Apaan dah?" gumamnya.
Roti
maksudnya?Setan
lo keluar, dari rumah
loRoti
males
Roti
ngapain?Setan
gue ada di luar"UHUK UHUK UHUK! Aduh ... Batuk-batuk gue, ini kenapa dia tiba-tiba sih?"
Lova membawa es cekek tersebut ditangannya lalu keluar dari rumahnya. Dia melihat Sultan yang bersandar pada mobilnya.
"Tumben lo udah ganti baju," ucap Lova saat sudah dekat dengan Sultan.
"Lo perhatiin gue? Oh iya ... Lo kan emang penggemar gue sih, paham."
"Pede gila! Ngapain lo ke sini?" tanya Lova.
"Kalau ada tamu berkunjung tuh yang sopan, suruh masuk kek, kasih minum kek," jawab Sultan dengan wajah datarnya.
"Gue lagi ga terima tamu masalahnya," balas Lova sambil tersenyum paksa.
Sultan berdecak kesal, "Ya, terserah lo. Anyway ... Lo bisa gambar kan?" tanya Sultan.
"Nggak."
"Nih, gambarin tugasnya Pak Dodit. Suruh gambar peta Indonesia," ucap Sultan sambil mengambil kertas gambar beserta alat menggambar lainnya. Ada spidol, krayon, dan pensil warna.
Sepertinya dia baru saja membelinya, karena terlihat masih ada label harga di barang-barang tersebut. Dia memasukkan barang-barang tersebut ke dalam paper bag, kecuali kertas gambarnya. Dia takut kalau lecek.
"Gak mau ah! Cuma gambar peta Indonesia aja lo minta gambarin gue. Kerjain sendiri! Anak SD aja bisa."
"Emang lo bisa?" tanya Sultan dengan mengangkat satu alisnya.
Lova melihat ke arah lain lalu menggeleng. Sedangkan Sultan tertawa di depannya.
"Hahaha, kalah lo sama SD! Nih, udah gue siapin semua alatnya. Lo tinggal kerja."
"Gue bilang gak mau! Gue aduin Mama gue nih!" ancam Lova lalu menyeruput pop ice nya.
"Cih tukang ngadu ... Emang berani?" pancing Sultan.
Lova tertawa sarkas, "Ya berani lah? Ngapain gue ga berani?" balasnya.
Sultan mengangguk-anggukkan kepalanya, ia membuka ponselnya lalu berjalan mendekati Lova.
"Ayo gue temenin buat ngadu, sekalian gue mau ngaduin anaknya yang minggu lalu habis nyolong mangga sekolah," ucapnya dengan senyuman lebarnya.
Lova membelalakkan matanya, "Siapa nyolong mangga?!"
"Lo!"
"Fitnah!"
"Nih liat!"
Sultan menunjukkan foto Lova yang sedang memanjat pohon mangga di area sekolah belakang yang jauh dari pandangan guru.
Saat itu Lova sedang ingin makan mangga. Dan dengan otak cerdasnya, Ajeng menyarankan Lova untuk memanjat pohon milik sekolah yang jelas-jelas dilarang oleh pihak sekolah karena termasuk perbuatan mencuri apabila tidak izin. Jika mereka izin pun sudah pasti 100% tidak akan diizinkan.
Saat itu sepertinya akal sehat Lova sedang tidak berfungsi dengan baik. Ia mengiyakan ide Ajeng lalu segera menjalankan aksinya. Karena pengawasan 6 perempuan yang ketat, Lova berhasil mengambil mangga-mangga tersebut tanpa ketahuan sampai detik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Enter | Sunoo
Novela Juvenil"Jangan masuk!" "Kenapa sih? Gue mau naruh ini barang-barang, berat tau!" "Kalau lo masuk, gue jamin hidup lo mulai hari ini dan seterusnya ga bakal tenang." Harusnya gue percaya dengan perkataan mereka. Hal yang mereka katakan, benar-benar terja...