6) Penguntit.

556 117 2
                                    

"Hahaha, terus gimana? Mau gue temenin ke perpus buat ngerjain sekarang? Biar lo nggak terlalu pusing nanti di rumah. Gue bantuin kok," tawar Jaztin yang sedang makan permen super zuper.

Tau kan permen yang super asem itu? Nah, Jaztin suka sama permen itu. Walaupun awalnya ia harus merasakan keasaman permen tersebut, tapi dia suka dengan rasa manis yang keluar saat rasa asamnya sudah pudar. Berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian.

"Kali ini gue mau minta tolong lo, gue udah nyerah banget sama geografi! Gue ga kuat, Ntin!"

Salah satu panggilan Jaztin kecuali Nichi adalah Ntin. Banyak teman-teman Jaztin yang memanggilnya 'Ntin'. Jaztin juga tidak keberatan, katanya biar lebih akrab panggil aja Ntin.

"Iya, gue bantuin. Yuk ke perpus?" ajaknya.

Lova mengangguk lalu ia berdiri, dia memasukkan kepalanya ke dalam ruang kelas lewat jendela. Dia mau berpamitan pada Nada, takut sahabatnya itu mencari dirinya.

"Nad, gue ke perpus sama Nichi. Jangan kangen ya!" ucapnya sambil nyengir.

"Nggak sih, udah sono! Puas-puasin ngobrol sama Ayang Ntin," balas Nada sambil tersenyum setengah tertawa.

"Ayang palamu!"

Lova mengeluarkan kepalanya dari jendela lalu mengajak Jaztin untuk ke perpustakaan. Namun Jaztin menahan tangan Lova.

"Kenapa?" tanya Lova bingung.

"Rambut lo agak berantakan," ucapnya sambil merapikan rambut Lova. Tentunya Lova terkejut dengan perlakuan Jaztin, walaupun bukan pertama kalinya namun ia tetap terkejut.

Jaztin menatap mata Lova sambil tersenyum, "Nah gini cantik! Yuk?"

Lova mengangguk cepat lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan Jaztin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lova mengangguk cepat lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan Jaztin. Laki-laki berbahu lebar tersebut berjalan santai di belakang Lova dengan satu tangan yang ia masukkan ke dalam kantong.

Mereka tetap berjalan seperti itu sampai akhirnya Lova berhenti secara tiba-tiba. Jaztin menghampirinya, "Kenapa berhenti?"

"Lo jalan di samping gue, biar gue ketutup dan nggak kelihatan sama anak IPS," jawab Lova sambil memposisikan Jaztin di sampingnya.

Jaztin yang paham kalau Lova malas bertemu dengan Sultan pun mengangguk. Dia merangkul bahu Lova lalu melanjutkan perjalanan mereka menuju perpustakaan.

Sementara di dalam kelasnya, Sultan masih bisa melihat Lova yang berjalan dengan Jaztin. Ia mengerutkan keningnya dan bertanya-tanya dalam hati. Apa benar Jaztin berpacaran dengan Lova?

"Ck! Rendah banget seleranya!" gumamnya.

"Siapa?" tanya Ezra yang tidak sengaja mendengarnya. Walaupun matanya fokus pada ponsel, namun telinganya tetap mendengarkan sekitar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't Enter | SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang