4) Ribut

571 130 5
                                    

Banyak kata-kata kasar ⚠️

—————

"Nih."

Lova berdiri dan menerima buku dari Sultan, dia membukanya lalu berdecak kesal. "Lo bisa bahasa inggris kan? Kenapa harus gue yang ngerjain sih?"

"Gue lagi sakit."

"Nonsense, gue lihat pelajaran bahasa inggris di kelas lo masih Senin depan. Gue ga mau."

"Good then, ternyata lo udah siap mental buat baca artikel lo di mading sekolah besok. See you tomm—"

"Shut up! Gue kerjain."

Sultan tersenyum lalu mendaratkan tangannya ke kepala Lova, dia mengelusnya dengan bangga. "Good girl, mau bareng ke depan?" tawarnya.

"Gak, makasih."

"LOVA!"

Seruan Jaztin membuat Lova, Sultan, dan ketiga temannya menoleh ke belakang. Jaztin melambaikan tangannya ke arah Lova lalu menghampirinya.

"Udah selesai?" tanyanya lembut.

"Wah wah ... Cupu, lo udah ada pacar ternyata? Gilaa gilaa!" Ezra menepuk-nepuk bahu Jaztin sedikit keras membuat Jaztin meringis karena terkejut.

"Bukan pacar gue," balas Jaztin tanpa menatap mata Ezra.

"Iyalah, siapa yang mau sama cowok miskin kaya lo! Tolol!"

"Shut the fuck up!" ucap Lova dengan penuh penekanan, terlihat wajahnya memerah karena menahan amarah.

Tentu saja dia tidak terima dengan ucapan Ezra. Dia tidak terima teman baiknya disakiti oleh Ezra. Apalagi first impression dia ke Ezra juga tidak terlalu baik. 

"Who the fuck are you telling me to shut my mouth?" balas Ezra sambil mendekat ke arah Lova lalu menarik dasi Lova, ia mencengkram lengan kanan Lova. Beruntung Sultan melepaskan cengkraman Ezra dan menjauhkan dia dari Lova.

"Cih ... Beraninya sama cewek, kasar begini bisa-bisanya pada demen sama lo?"

Mendengar ucapan Lova membuat Ezra menatapnya tajam dan mengepalkan tangannya. Sultan menahan badan Ezra agar tidak pergi kemana-mana.

"Lo berdua pulang, sono!" Roland mendorong Jaztin dan Lova untuk segera pergi agar tidak panjang urusan mereka dengan Ezra.

Lova dan Jaztin pun meninggalkan mereka berempat. Ezra melonggarkan dasinya dengan kasar, baru pertama kalinya ada seorang perempuan yang berani berkata seperti itu padanya. Ezra merasa harga dirinya terluka karena ucapan Lova. Lova pikir dia siapa bisa berkata seenaknya?

"Awas aja, gue ga bakal biarin dia hidup tenang!"

"Chill, dia urusan gue. Lo jangan ikutan," kata Sultan.

"Are you kidding me? Emangnya lo pikir gue bisa diem aja dia ngomong gitu?!"

"Udah udah ayo balik! Keburu hujan nih, mendung."

Ucapan Roland membuat mereka yang tadinya berseteru sekarang memandang langit yang mulai gelap. Sultan, Ezra, dan Si Kembar pun berjalan menuju parkiran mobil sekolah.

Hari ini Ezra berangkat bersama dengan Roland dan juga Orland, katanya dia malas membawa kendaraan jadi mau membebani kedua anak kembar tidak identik itu.

"Mau hujan, gapapa naik motor sama gue? Atau mau gue pesenin gocar?" tawar Jaztin hendak mengeluarkan ponselnya dari saku.

"Gapapa Nichi, udah ayo buruan biar nggak kehujanan!"

Don't Enter | SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang