Part. 8

506 58 1
                                    


POV : DITA

Setelah mencuci wajahku, aku pun langsung berlari untuk membukakan pintu untuk jae. Aku tidak tau perasaan apa ini tapi entah mengapa aku merasa bahagia karena kehadirannya saat ini.

"Maaf jae apa kau menunggu lama?" Ucapku yang tersenyum padanya meski saat itu tatapannya tiba-tiba terlihat khawatir saat melihat wajahku yang ternyata masih terlihat pucat.

"Dita, ada apa? Apa kau sakit?" Ucapnya yang langsung menyentuh keningku dan membuat hatiku semakin tersentuh akan perhatiannya.

"Ak.. Jae, aku tidak apa-apa. Ayo masuklah temanku sudah menyediakan makan siang untuk kita" Ucapku yang langsung menariknya masuk ke dalam ruang tamu.

"Tunggu! Dita, aku ke sini bukan untuk makan. Aku kesini karena aku ingin mendengar jawaban darimu"

"Jawaban? Jawaban apa?"

"Jawaban tentang lamaranku beberapa hari yang lalu. Dita, aku sangat menunggu jawaban darimu. Dita, maukah kau menerimaku menjadi pendamping hidupmu?" Ucapnya dengan sangat lembut sambil memegang kedua tanganku dengan wajah yang penuh harap.

"Jae, bisakah aku memberikan jawabannya nanti? Sebenarnya.. Sebenarnya aku masih bingung dengan perasaanku. Jae, aku tidak tau apa yang aku rasakan padamu tapi.. Tapi jujur.. Tapi jujur aku bahagia setiap ada di dekatmu. Aku tidak tau apa ini cinta atau bukan, yang aku tau aku memiliki cinta yang lain yang sudah meninggalkanku beberapa hari yang lalu. Jae aku mohon biarkan aku melupakan cinta pertamaku terlebih dahulu. Aku tidak mau menyakitimu karena cintaku padanya yang masih belum bisa aku lupakan."

"Dita, aku tahu.. Aku tahu kalau ada orang lain yang ada di hatimu saat ini. Aku tidak masalah dengan itu. Dita, aku yakin dengan usaha dan cintaku aku bisa membuatmu bahagia dan mencintaiku lebih darinya. Dita, apa kau tidak bisa melihat ketulusan dariku?" Ucapnya yang terlihat tulus sampil menyentuh kedua pipiku dengan begitu lembut.

"Jae, apa kau benar-benar yakin kalau kau mencintaiku? Bagaimana kau tahu kalau perasaanmu padaku adalah cinta bukan nafsu?" Balasku yang ingin tahu lebih dalam tentangnya dan dengan nafas yang senduh iapun menempelkan hidungnya ke hidungku lalu berkata dengan sangat lembut.

"Dita, apa kau tidak bisa merasakan nafas dan jantungku yang berdetak untukmu saat ini? Dita, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Aku bahkan tidak ingin merasakan hal ini pada siapapun wanita yang berusaha mendekatiku. Aku juga tidak mengerti.. Aku juga tidak mengerti kenapa hatiku selalu berdetak untukmu dan aku juga tidak tahu kenapa setiap kali melihatmu menangis hatiku sangat sakit. Dita, aku juga tidak tau perasaan apa ini, tapi aku yakin hatiku telah memilihmu untuk menjadi penghuni di dalam sana. Dita, namamu sudah terukir di hatiku tolong percayalah dan jangan membuatku menunggu terlalu lama karena aku merasa sulit bernafas tanpamu saat ini." Ucapnya yang terus menggerakkan hidungnya ke wajahku sembari mengenggam erat kedua bahuku.

"Ak.. Jae, aku.. Aku tidak tahu.. Aku tidak tahu apa yang bisa aku lakukan padamu.. Tapi.. Tapi aku mohon biarkan aku tenang untuk saat ini. Aku.. Aku tidak hanya kehilangan cinta pertamaku tapi aku juga kehilangan kakakku beberapa hari yang lalu hiks.. Ahfh.. Lihat, kau membuatku mengingatnya lagi hiks.." Ucapku yang tanpa sadar meneteskan air mata karena mengingat kasih sayang johnny dan kakakku yang masih terus membayangiku.

"Ahfk.. Tidak! Tidak dita! Tidak! Jangan menangis, aku mohon jangan menangis. Dita, maafkan aku.. Aku tidak tahu masalah itu.. Aku mohon maafkan aku." Ucapnya sambil menghapus air mataku

Benci dan Cinta (TAMAT)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang