Part. 11

434 50 4
                                    


POV YUTA

"Berapa menit lagi aku harus menunggu? Kapan si brengs*k itu akan pulang? Tidak! Aku tidak boleh diam terus di sini. Aku harus menjaga dita dari pria brengs*k itu" Batinku yang akhirnya turun untuk melihat kondisi di bawah dan sungguh.. Sungguh hatiku tiba-tiba terasa hancur saat melihat pemandangan yang ada di hadapanku saat itu. Apa ini? Kenapa mereka melakukan ini di sini? Kenapa si brengs*k itu mencium dita dan kenapa dita tidak menolak ciumannya? Sungguh.. Sungguh begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepalaku tapi hatiku yang sudah hancur membuatku lemah hingga tak dapat mengatakan apa pun dan hanya melihat pemandangan itu dari jauh.

"Tidak! Kenapa dita? Kenapa harus dita? Dari sekian banyak wanita yang ada di dunia ini, kenapa si brens*k itu memilih dita untuk menjadi istrinya? Apa dia benar-benar mencintainya? Tidak! Aku yakin dia hanya ingin menpermainkan dita, tapi.. Tapi siapa sebenarnya dia? Kenapa.. Kenapa dia membunuh johnny dan tuan tahyung? Apa sebenarnya tujuannya menikahi dita?" Batinku yang punya banyak pertanyaan di saat hatiku yang sedang hancur dan bersembunyi
di balik pintu ruangan yang tidak bisa dijangkau oleh mereka.

***

Beberapa menit kemudian ku dengar suara motor ninja yang menjauh dari arah Village hingga ku sadar bahwa si brengs*k itu akhirnya telah pergi dari sini.


"Puas ciumannya?" Ucapku yang tiba-tiba muncul dan menyindir dita yang baru menutup pintu Village.

"Yuta, aku lelah. Aku tidak ingin bicara apapun saat ini" Jawabannya yang terlihat sangat dingin.

"Lelah? Lelah berciuman maksudmu?"

"Yuta, aku mohon. Kenapa kau jadi seperti ini?"

"Dita, aku yang semestinya bicara seperti itu. Dita, apa kau tau bagaimana perasaanku saat ini? Dita kenapa kau lakukan ini padaku? Kenapa? Dita, apa pria brengs*k itu pantas menjadi suamimu? APA ORANG YANG TELAH MEMBUNUH CINTA DAN KAKAKMU ITU PANTAS MENJADI SUAMIMU??" Ucapku yang tidak bisa mengendalikan emosiku karena mengingat moment di mana merek saling melumat bibir satu sama lain.

"Yuta, kau mungkin belum memahamiku tapi aku menikah dengannya bukan karena cinta melainkan karena dendam"

"Dendam? Dita, mana ada orang yang balas dendam dengan menikah dengan musuhnya!? Dita, apa kau sadar keputusanmu saat ini sangat menyakiti hatiku? Apa kau sadar bahwa hatiku.. Hatiku begitu sakit saat melihatmu membalas pelukan dan ciumannya di sofa tadi?
Dita, aku mungkin tidak pernah mengatakan perasaanku padamu tapi ku pikir.. Ku pikir kau tau bagaimana perasaanku padamu."

"Yuta, apa maksudmu? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Perasaan? Perasaan apa yang kau miliki padaku?" Ucapnya yang seakan tidak mengerti dengan apa yang aku katakan. Ya, aku memang tidak pernah mengatakan perasaanku padanya karena mengingat statusku yang rendah dan dirinya yang sejak kecil mencintai johnny. Aku berpikir dia hanya akan mencintai johnny seumur hidupnya dan aku pun telah pasrah akan angan-anganku yang bermimpi untuk mendapatkannya tapi.. Tapi apa ini? Kenapa.. Kenapa setelah kepergian johnny, muncul pria brengs*k dalam hidupnya dan yang paling tidak aku mengerti kenapa dita justru ingin menikah dengan pria yang telah membunuh kedua orang yang dicintainya.

"Dita, kenapa kau lakukan ini padaku? kenapa? Kenapa dia yang melakukan kesalahan dan aku yang harus menerima hukumannya? Hifks.." Ucapku yang lagi-lagi meneteskan air mataku untuknya.

"Yuta, kau...."

"Hifks.. Aku tidak bisa melarangmu untuk menikah dengan siapa pun, memang apa hakku untuk melarangmu menikah dengannya? Ya kau benar, aku hanya pengawalmu dan kau tidak perlu mendapatkan izin dariku untuk menikah dengannya. Sekarang jika kau benar ingin menikah dengannya, silahkan.. Aku.. Aku tidak akan melarangmu lagi hifks..." Ucapku yang tidak bisa mengendalikan emosiku lalu bergegas masuk ke kamarku untuk menenangkan diri dan berusaha untuk melupakan apa yang aku lihat tadi.

"Yuta.."

***

Beberapa hari berlalu, sebuah ballroom hotel terhias sangat indah
dengan dekorasi yang dipenuhi bunga-bunga di sekelilingnya. Bunga-bunga yang menghiasi ballroom itu kini menjadi saksi dimana hatiku hancur menyaksikan wanita yang aku cintai akan menikah dengan pria lain hari ini. Ya, memang sakit tapi tidak ku sangka akan sesakit ini. Janji demi janji yang mereka ucapkan untuk saling menyayangi, mencintai dan melengkapi di depan pastor dan semua para tamu yang hadir sungguh pemandangan yang dulu pernah aku mimpikan, tapi kenapa bukan aku yang berada di sampingnya saat ini? Kenapa bukan aku yang mengucapkan janji pernikahan dengannya? Kenapa harus dia? Kenapa bukan aku? Sungguh.. Sungguh ini adalah hari yang mungkin akan membekas dalam ingatan dan hatiku. Rasanya hari ini aku kehilangan separuh jiwaku hingga aku sendiri pun tak tau apa aku masih bernyawa atau tidak saat ini.

Bersambung

(Bonus Video)
👇

( Jangan lupa vote & coment untuk membuat author semangat buat lanjut)

Benci dan Cinta (TAMAT)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang