Part. 13

538 52 0
                                    


Beberapa hari telah berlalu, ibu akhirnya berhasil membeli rumah yuta dan ingin menyerahkannya kembali kepada mereka. Yuta dan ibunya sangat bahagia hingga mereka menangis berterima kasih pada ayah dan ibuku. Ayah awalnya tidak setuju dengan keputusan ibu tapi karena bujukan dari kami ayah akhirnya luluh dan mau membeli rumah mereka, tapi sayang ayah memang tidak setulus ibu, dia memiliki syarat sebelum dia mengembalikan rumah yuta dan ibunya. Aku dan kak taehyung begitu bahagia saat tau dari bibi ija kalau ayah dan ibu sudah berhasil membeli rumah yuta. Saat itu kami sangat bahagia hingga kami langsung ingin menghampiri mereka di ruang tamu namun belum sampai kesana kami malah mendengar ayah mengatakan kalau dia akan menyerahkan rumah mereka jika yuta bersedia menjadi pelayan atau pengawal kami hingga ia dewasa nanti. Sebenarnya mendengar hal itu aku sedikit kecewa dengan ayah dan ku pikir yuta akan menolak permintaan ayah tapi tidak, dia justru mengatakan bahwa meskipun ayah tidak mengatakan itu dia juga akan tetap melakukannya. Sungguh.. Aku tidak mengerti apa yang ada di pikiran anak itu saat itu.

~~~~~~~~~~~
****

"Sayang, ada apa?" Ucap Jaehyun yang menyadarkanku dari lamunanku yang panjang.

"Ak.. Jae, apa sebaiknya kita pergi ke makam ibu yuta saat ini? Mungkin.. Mungkin yuta sedang ada di sana saat ini"

"Apa? Sayang ini sudah malam, tidak mungkin dia ada di pemakaman saat ini"

"Jaehyun, aku mengenal yuta dengan sangat baik. Sejak kecil kami selalu bersama dan aku sangat tau betapa dia sangat menyayangi ibunya. Baginya ibunya adalah segala-galanya dan saat ibunya tiada dia selalu menangis dan bersembunyi di balik makam ibunya jika merasa sedih atau merindukan ibunya. Jaehyun tolong antar aku ke sana, aku akan menunjukkan arahnya padamu"

"Hmm.. Baiklah, terserah kau saja.." Ucapnya dan langsung mengarahkan mobilnya sesuai arah yang ku tunjuk.

Beberapa menit perjalanan, kami akhirnya sampai di tempat pemakaman hingga aku pun turun dari mobil

"Jae, tunggu aku di sini. Aku akan mencarinya sendiri di sana"

"Tapi sayang, apa kau tidak takut sendiri? Aku akan menemanimu"

"Tidak jae, kasih aku waktu berdua dengan yuta. Mungkin saja dia benar ada di sini, aku bisa merasakannya karena aku mengenalnya dengan baik" Ucapku yang sepertinya sedikit membuat Jaehyun.

"Hmm.. Baiklah tapi kembalilah jika dia tidak ada di sana"

"Hmm.. Itu pasti" Ucapku lalu langsung berlari ke arah dimana ibu yuta di makamkan, dan benar saja saat aku masuk untuk melihat makan ibunya, aku melihat yuta sedang duduk bersandar di balik makam ibunya. Aku tau hatinya masih hancur atas kepergian ibunya yang dulu juga telah dibunuh oleh mafia jahat karena berusaha melindungi ayah dan ibuku. Saat ini dia mungkin merasa kesepian karena berpikir aku juga akan meninggalkannya.

"Yuta.."😢 Ucapku yang kembali lemah melihat kondisi yuta

"Dita? Kau.."

"Hiks.. Dasar pembohong! Kau adalah orang yang paling pembohong yang pernah aku temui hiks.. Kau pikir siapa kau? Berani sekali kau meninggalkanku setelah berjanji tidak akan pernah meninggalkanku. Hifks.. Kau tau, betapa cemasnya aku saat tau kau tidak ada di Villa!? Yuta, ada apa denganmu? Kenapa kau selalu membuatku cemas seperti ini? Hiks.." Ucapku mengangkat kedua blazer panjang yang dikenakannya saat itu.

"Dita, ku pikir... Ku pikir kau sudah tidak membutuhkanku karena sudah ada suamimu yang akan menjagamu saat ini" Ucapnya yang terlihat sedih dan tidak ingin memandanku.

"Yuta, ada apa denganmu? Kenapa.. Kenapa kau tidak ingin memandangku? Yuta, apa kau membenciku? Apa kau membenciku karena orang tuaku penyebab kematian ibumu? Karena itukah.. Karena itukah kau sudah tidak ingin menjagaku lagi" Ucapku yang tanpa sadar meneteskan air mataku. Ya hatiku sakit. Sungguh, Ini pertama kalinya dia tidak ingin memandangku sedikit pun.

"Dita, pergilah.. Suamimu pasti menunggumu di luar" Ucapnya yang masih tidak ingin memandangku hingga aku pun perlahan melepas gengamanku pada blazer panjang nya.

"Aku mengerti.. Yuta, aku mengerti.. Ayah, ibu dan kakak telah tiada jadi... jadi janjimu untuk menjagaku sudah tidak berlaku lagi saat ini. Aku tau, selama ini kau pasti menyimpan dendam pada keluar kami atas kepergian ibumu hiks.. Ya, itu wajar.. Aku semestinya tidak berharap lebih padamu.. Hiks.. Terima kasih.. Terima kasih karena sudah menjagaku selama ini hiks.." Ucapku yang ingin pergi namun tiba-tiba terhenti karena tangannya yang langsung memegang tanganku dan perlahan mulai membalikkan wajah sedihnya kepadaku.

"Dita, bukan kau yang berharap lebih padaku.. Tapi aku yang berharap lebih padamu. Dita, apa kau tahu perasaanku saat melihatmu menikah dengannya? Rasanya sakit.. Rasanya bahkan lebih sakit dari saat kepergian ibuku." Ucapnya berlinan air mata dan membuat hatiku ikut sakit melihatnya.

"Yuta, aku mengerti apa yang kau rasakan tapi aku mohon percayalah.. Aku tidak mencintainya. Aku menikah dengannya hanya untuk balas dendam. Yuta, apa kau tidak percaya padaku?" Ucapku sambil menghapus air matanya.

"Dita aku selalu percaya padamu, tapi aku tidak bisa percaya dengannya. Dita, engtah apa yang akan dia lakukan padamu setelah ini. Aku takut dia akan menyakitimu. Dita, ikutlah bersamaku, lupakan dendam ini dan biarkan aku yang mengurus semua kebutuhanmu mulai saat ini." Ucapnya yang terlihat begitu tulus dan memegang tanganku dengan lembut.

"Tidak yuta, tidak. Aku tidak akan pernah melupakan ini. Yuta, saat kakak masih hidup aku masih bisa memaafkan mereka karena setidaknya masih ada kakak yang akan menemaniku hingga tua hiks.. Tapi sekarang mereka juga telah merebut kakakku satu-satunya. Apa kau bilang? Lupakan? Tidak yuta, aku tidak akan pernah bisa melupakan dendam ini. Akhirnya.. Akhirnya sekarang aku mengerti kenapa kakak tiba-tiba berubah saat ayah dan ibu meninggal. Sekarang akhirnya aku bisa merasakan apa yang dirasakan kakak saat itu. Hiks.. Saat itu dia pasti merasa takut, dia masih terlalu kecil untuk mengantikan peran orang tua kami untuk menjagaku saat itu. Hiks.. Sekarang.. Sekarang akhirnya aku mengerti bagaimana perasaannya selama ini hiks.. Dia.. Dia pasti sangat membutuhkan bahu seseorang untuk bersandar sama sepertiku hiks.. Yuta, sekarang.. Sekarang aku sangat merindukannya.. Sekarang aku merindukan amarahnya hiks.. Sekarang aku sangat merindukan pelukan darinya hiks aku sangat membutuhkan sandaran darinya hiks.. Yuta, sekarang aku benar-benar telah menjadi anak yatim. Hiks.. Sekarang aku benar-benar merasa kehilangan kakak sekaligus orang tua bagiku selama ini hiks.. hiks..hiks.. " Ucapku yang begitu sangat merindukan kak taehyung hingga hatiku sangat sakit dan tidak bisa menahan rasa sakitnya.

"Hifks.. Dita, aku mohon jangan menangis seperti ini. Bukankah kau janji kau tidak akan pernah menangis lagi, dita apa kau ingin tuan taehyung mengkhawatirkanmu karena melihatmu saat ini? Dita, aku mohon berhentilah menangis aku mohon berhentilah menangis" Ucap yuta yang langsung memeluk dan memberikanku kekuatan untuk bertahan di dunia yang kejam ini.

Bersambung

( Jangan lupa vote & coment untuk membuat author semangat buat lanjut)

Masukan Kritik dan saran agar author belajar lebih baik lagi.
,,

Benci dan Cinta (TAMAT)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang