Part. 3

873 86 4
                                    


Singkat cerita dita pun membawa Jaehyun ke rumah sakit hingga beberapa menit kemudian Jaehyun pun akhirnya sadar dan terkejut saat melihat dita yang tertidur di samping tempat tidurnya karena terlalu lelah menjaganya di rumah sakit.

"Gadis ini.." Batinnya yang mengingat dita yang tadi mengganggunya.

"Apa gadis ini yang membawaku ke rumah sakit?" Batinnya yang masih terus bertanya dan refleks ingin menyentuh pipi dita namun dita yang tadinya tertidur seketika terbangun saat sadar bahwa ia telah lama tertidur.

"Ak.. Hef.."

"Kau sudah bangun?" Ucapnya yang langsung menarik tangannya dan kembali bersikap dingin.

"Huaaamm.."(menguap sambil menaikkan kedua tangannya) "Ya ampun, akhirnya kau sadar juga. Huff aku benar-benar khawatir saat melihat darahmu yang tidak berhenti mengalir tadi. Aku bahkan harus merelakan separuh darahku untuk menyelamatkanmu tadi" Ucap dita yang masih terlihat mengantuk.

"Apa? Merelakan darahmu? Apa maksudnya?"

"Hey kau tahu tadi kau kekurangan darah, kata dokter tubuhmu terlalu lemah karena kau banyak kehilangan darah tapi Syukurlah karena aku orang yang baik dan golongan darah kita sama jadi aku menyumbangkan darah aku ke kamu"

"Apa? Kenapa kau sumbangkan darahmu untukku? Sebenarnya apa tujuanmu menyelamatkanku?" Ucap Jaehyun dengan dingin dan tidak percaya.

"Apa? Tujuan apa? Kenal aja enggak"

"Lalu kenapa menyelamatkanku?"

"Hei kau ini aneh, sudah diselamatkan bukannya makasih malah mikir yang aneh-aneh. Lagian gue nyelamatin lo juga karena gue punya hati"

"Hati? Apa di dunia ini masih ada orang yang punya hati?"

"Hei, pertanyaan bodoh macam apa itu? Aku baru dengar ada orang yang bertanya seperti itu"

"Hff.. Kau tidak akan mengerti kalau kau belum merasakan penderitaan" Ucap Jaehyun yang tiba-tiba mengingat saat orang tuanya dibunuh di hadapannya.

"Hff.. Penderitaan? Aku rasa tidak ada orang yang lebih menderita dibanding diriku. Apa arti penderitaan, aku jelas tahu itu" Ucap dita yang juga ikut mengingat kematian orang tuanya.

"Hei, apa kau menangis? Kenapa kau menangis?" Ucapnya dengan lembut.

"Hiks.. Apa yang bisa aku katakan? Aku bahkan tidak ingin mengingat hal-hal buruk yang terjadi padaku di masa lalu.. Hiks kau berhasil membuatku mengingat dukaku hiks.."

"Hei, berhentilah menangis. Kau terlihat jelek saat kau menangis"

"Hiks.. Ya kau benar. Aku tidak semestinya menangis lagi. Sekarang saatnya aku dan kakakku untuk melupakan masa lalu"

"Kakak? Kau punya kakak?"

"Hmm.. Dia orang yang baik dan sedikit keras tapi meskipun begitu dia juga sangat menyayangiku. Aku hanya memiliki dia di hidupku saat ini"

"Apa? Memangnya orang tuamu kemana?" Ucap Jaehyun yang agak ragu bertanya.

".......... Sekarang, mereka sudah ada di surga😢 hiks.. Ya ampun, lihat kau membuatku menangis lagi"

"Maaf"

"Tidak, kau harus tanggung jawab"

"Apa?"

"Menyanyilah untukku"

"Hei.. aku tidak tahu menyanyi" Ucapnya dengan lembut.

"Kalau begitu menarilah untukku"

"Aku juga tidak tahu menari"

"Benarkah? Lalu apa yang kau tahu?" Ucap dita kemudian langsung mendapatkan sebuah ciuman dari Jaehyun yang ada di sampingnya.

Benci dan Cinta (TAMAT)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang