BAB 18

13.1K 210 58
                                    

Hadiah absurd itu sangat menggangu Vanessa. Wanita itu merasa terusik, dia tahu jika dia tidak sendirian mengejar David. Huh, dasar pak tua menyusahkan!

Vanessa kembali menyiapkan makanan untuk menyambut David. Wanita itu memikirkan cara agar David tetap stay bersamanya. Vanessa berharap yang mengirimkan hadiah pada David adalah manusia kurang kerjaan, atau memang orang gila yang salah sasaran. Ya, anggap saja seperti itu. 

Ia menyiapkan semua makanan di atas meja, wanita melihat apa saja yang kurang, setelah merasa lengkap dia mengganti pakaian terbaik yang dia punya. Dengan dress model sabrina lengan panjang berwarna merah terang, lipstik berwarna merah menggoda, rambutnya yang dia cat pirang digerai. Ketika David pulang kerja dalam keadaan lelah, ada orang yang menyambutnya, orang yang bisa memberikan senyuman hangat, agar David tak merasa sendiri ketika istrinya meninggalkan dirinya. 

Ketika David terbiasa dengan dirinya, Vanessa yakin pak tua itu tidak akan meninggalkan dirinya. 

Wanita itu masih memeriksa dirinya di cermin, begitu percaya diri malam ini. Dia mengambil parfum yang menguarkan aroma yang sensual, dia akan menyetel musik yang romantis jika David mengajaknya berdansa malam ini, atau membuat sesuatu yang panas seperti yang dilakukan dua orang dewasa berlawanan jenis. 

Ketika mendengar ketukan pintu, Vanessa tersenyum kian lebar. Tidak ada lagi tukang paket, dan juga paket salah sasaran yang menyebalkan. 

Ketika melihat wajah lelah David, Vanessa memberi senyuman terbaik yang dia punya. 

"Hari yang melelahkan." David mengangguk, Pak Tua itu langsung masuk ke dalam dan duduk di sofa melonggarkan dasi yang terasa mencekik leher. Vanessa hanya berdiri membayangkan jika David adalah suaminya, dia sebagai istri yang baik menyambut sang suami dengan pelukan hangat, kecupan manis di bibir, dan pijitan di seluruh tubuh. 

"Kau bisa mandi, aku sudah menyiapkan makan malam," tawar
Vanessa masih berdiri melihat David yang memijit kepalanya, tangannya terkepal jika diizinkan dia akan membelai laki-laki itu, tapi Vanessa tahu batasannya. 

"Ah, terima kasih. Aku sepertinya ingin beristirahat saja," jawab David.

Kecewa tentu saja. Vanessa hanya berdiri dengan bahu merosot, gagal! David berdiri dan berjalan masuk ke kamarnya. 

Vanessa berjalan dengan lesu menuju meja makan, melihat semua makanan yang sudah dia siapkan dengan sepenuh hati. Andai di rumahnya sendiri, dia akan membuang semua makanan ini. Tapi, akhirnya dia duduk menatap makanan tak berdosa tersebut. Andai mereka punya mulut mereka pasti akan protes, kenapa tidak disentuh? Vanessa kembali menghela napas. 

"Jangan menyerah! Kamu tidak tahu jika di luar sana ada yang menunggu dirinya." Vanessa menyugesti dirinya, dia yakin banyak perempuan yang antre demi mendapatkan David, laki-laki matang itu sangat panas, menggoda, dosa.

Semua hal panas ada dalam dirinya, jiwa perempuan manapun pasti bergelora jika melihat David. Jika dia orang nekat, Vanessa bisa menyusul David mandi, dan menghabiskan hal panas dan nakal di sana. 

Vanessa akhirnya menelungkupkan kepalanya di atas meja. Menepuk-nepuk meja dengan ibu jarinya. 

Dia melihat penampilannya malam ini yang cukup berani. Apa David tidak melihatnya? Apa David tidak tergoda? Apa David tidak normal? Banyak pertanyaan berkecamuk di kepala Vanessa sekarang. 

Wanita itu hanya menerawang kosong, dia kembali melihat banyak makanan di atas meja. Vanessa mengantuk, kembali membaringkan kepala di atas meja menutupi matanya. 

Tanpa sadar dia tertidur. 
____

"Hey, mau pindah?"

Vanessa merasa sangat lelah sekali, tapi tepukan dan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Dia mencium aroma sabun yang masih segar yang akhirnya memaksa matanya terbuka, ketika melihat David yang hanya bertelanjang dada mata Vanessa mendadak terang, sekarang dia menelan ludahnya. 

SEDUCING HOT DUDA🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang