64

4K 154 7
                                    

Gerald masih saja meninju David habis-habisan. Kekesalannya sangat memuncak kala melihat laki-laki tua itu muncul lagi di hadapannya. Selama ini dia sudah amat senang anaknya Verena tidak perlu dekat dengannya. Tapi, malah laki-laki itu muncul lagi. Dendam di masa lalu membuatnya kian membabi buta, David adalah daftar orang yang paling dia benci dan mendengar Namanya saja seluruh kemarahan di muka bumi muncul.

"BRENGSEK KAMU, DAVID! MEMBUSUK SANA DI NERAKA!" Setiap pukulan tanpa ampun dia lampiaskan kepada David.

"Fuck! Gerald aku cinta dengan Verena. Apa salahnya aku menikahinya. Kita saling mencintai. Lupakan semua masa lalu kita, kamu juga punya salah, bukan?" ucap David di sela-sela kemarahannya. Langsung saja Gerald meninju mulut David yang masih mampu mengucapkan kata-kata tersebut.

"Shut up! Mulut jelekmu dilarang untuk berbicara!"

"Ahhhhh!" David menggerang kesakitan saat jari-jari tangannya kembali berbunyi beruntun, sepertinya tulang-tulangnya patah segera.

"Kamu itu grooming anak kecil! Penjahat kelamin! Bisa-bisanya kamu menghamili Verena yang usianya sangat jauh dengan kamu! Fuck! Harusnya kau mati di kuburan bukan suka sama anak kecil yang cocok jadi anakmu, sialan!"

"Fuck! Oleh karena itu aku ingin bertanggung jawab. Aku tidak akan menjadi egois seperti dulu, mengalah demi keegoisan orang dewasa dan anak kecil yang tak berdosa harus merasakan akibatnya."

"Aku tidak sudi punya menantu tua sepertimu, David!" Seakan tak ada puasnya Gerald memukuli David. Padahal, David sudah sangat babak belur.

"Noooooo! Lepaskan ,Oma. Aku mau ke Baba," ucap Sydney meronta di pelukan Rara. Melihat tadi Babanya diseret membuat Sydney meronta ingin melihat Babanya. Sedangkan, Verena juga hanya menangis melihat David yang diperlakukan seperti tadi oleh Daddy-nya. Dia takut kalau terjadi sesuatu dengan David. Daddy-nya kalau sudah marah itu selalu murka. Verena selalu takut jika ayahnya sudah murka.

"Sayang, kamu di sini saja ya sama Oma. Opa sedang berbicara."

"Tidak! Tadi, Baba ditarik oleh Opa. Pasti Opa apa-apakan Baba. Bubu, ayo ke luar. Bubu ayo kita tolong Baba." Sydney pun menarik tangan Verena. Dia menyuruh Verena untuk membukakan pintu rumah mereka. Mereka sedang berada di balkon rumah yang langsung berhubungan dengan belakang rumah yang menjadi pemandangan seluruh tanaman Rara yang dia rawat seperti anak sendiri.

"Bubu, ayo."

"Tidak, Verena. Kamu harus bujuk anak kamu tetap di sini bukan malah belain dia! Sydney tak boleh melihat kekerasan."

"Tidak, Mom. Aku tahu Daddy tidak akan berhenti sebelum lawannya mati di tangannya." Verena masih ingat betul wajah tampan Bryce yang sudah tak berbentuk, bahkan belum puas saat sampai di rumah sakit Gerald masih memukuli Bryce.

Karena memang sudah beberapa saat tapi Gerald tidak juga datang. Kalau terjadi sesuatu dengan David suaminya malah bisa di penjara. Pada akhirnya Rara membukakan pintu untuk mereka. Verena dengan menggandeng Sydney langsung saja turun menemui Daddy dan David.

Sampai di ruang tamu tidak ada mereka. Verena mencari tapi tidak ada. Mendengar suara langsung dari halaman membuat dia lantas lari. Diikuti dengan Rara tapi genggaman tangan terhadap Sydney terlepas seakan tidak peduli hal tersebut.

Kedua orang itu melihat David sudah babak belur dihajar habis-habisan oleh, Daddy-nya. Verena langsung berteriak untuk menghentikkan hal tersebut.

"Daddy stop! David tidak salah apa-apa, Daddy. David hanya mau tanggung jawab."

"Cukup kamu bela tua bangka ini, Verena! Apa yang bisa kamu harapkan hidup dengan lelaki bau tanah? Sebentar lagi dia tak bisa apa-apa lagi, dan hanya jadi beban untuk kalian." Gerald meludah, dia tidak melihat masa depan yang Bahagia dan menjanjikan menghabiskan hidup bersama David.

SEDUCING HOT DUDA🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang