BAB 30

7K 153 2
                                    

David hanya menatap dengan kosong tembok di depannya. Banyak hal yang menganggu dirinya sekarang, tapi keberadaan Verena lagi-lagi mengusiknya.

Laki-laki itu bangkit dari tempat tidur, sambil menyugar rambutnya. Yang dia inginkan adalah Verena mendapatkan pasangan yang bisa mengayomi, merangkulnya Ketika dia terjatuh, ya seperti keinginan seorang ayah pada anak gadisnya.

David menarik handuk dan menguyur dirinya di bawah pancuran shower. Dia ingin Verena Bahagia, kendengarannya sangat naif, tapi saat gadis kecil itu terus mengusik hidupnya dia merasa Verena menjadi orang penting di hidupnya sekarang, David berperang dengan perasaannya sekarang. Tidak! Dia tidak jatuh cinta pada Verena, otaknya masih waras untuk jatuh cinta putri mantan sahabatnya. Walau mungkin Gerald masih menganggap dirinya musuh, bagi David apa yang sudah berlalu biarkan berlalu.

Seperti keinginan para orang tua untuk anak-anak mereka, David ingin Verena Bahagia, gadis itu menemukan belahan jiwanya, mereka saling mencintai dan hidup Bahagia. Dia merasa bertanggung jawab pada kebahagian gadis itu. Apa-apaan itu? David menggeleng, pagi-pagi otaknya sudah diserang banyak hal.

Laki-laki itu bersiap, biasanya setiap pagi dia selalu rajin berolahraga, tapi pagi ini dia ingin bersiap dan membuat sarapan.

Ketika membuka pintu, David mendapati Verena yang sedang berbaring di sofa dengan gaya tidak anggun, gadis itu menguap dan menggaruk rambut keritingnya.

“Pagi, Pak Tua. Aku saja bermimpi tentang keluarga kecil kita yang berbahagia, kita berpiknik ada Sydney, London, dan Paris. Sydney sangat jutek, sama seperti Kelsea, oh dan Paris punya gigi ompong, dan dia punya rambut keriting sepertiku.” Verena menampilkan gigi putih sedangkan David hanya menatap gadis ini datar.

“Kau sangat wangi,” puji Verena, sambil memeluk Verena. Dia lebih lengket dan licin dari lintah.

“Pak Tua, kalau kau sudah jatuh cinta padaku tolong beritahu aku. Aku akan segera membritahu mommy.” David benar-benar membayangkan ucapan Verena, dan lagi membayangkan Rara yang kena serangan jantung karena ini.

“Kelsea menelponku, dia menyuruh agar aku sadar. Huh!” Verena menarik napas tak lega sama sekali, gadis itu terduduk di bangku kayu di meja makan mengekori David yang sedang berada di dapur ingin membuat sandwich untuk sarapan.

“Ya, ucapan saudarimu itu benar,” ucap David menyobek roti tawar dan memakannya. Verena mencebik kesal. Sampai kapan Pak Tua ini akan berada di pihaknya?

“Kau tidak punya hati!”

“Aku punya, tapi tidak untukmu.” Jawaban David memukul Verena telak, tapi manusia seperti Verena tentu tidak akan memasukan dalam hati.

“Kau terlalu jujur!” pekik Verena. David malah tertawa, dia menikmati semua ekspresi yang Verena tampilkan, melihat Verena membawa mood tersendiri untuknya, walau lebih banyak mood untuk memperpendek umur.

Verena menyipitkan matanya memperhatikan David yang sekarang sedang tersenyum sambil menggeleng. Apa Pak Tua itu mabuk roti tawar?

“Aku ingin kau berbahagia,” ucap David sambil berbalik, walau Verena sudah hilang dari peradaban.

Verena masuk ke kamarnya, melihat ponsel dan dia melihat jam orang tuanya. Tengah malam untuk waktu Jerman sekarang, dia rindu orang tuanya, rindu untuk berkelahi Bersama Asher, andai David melunak, dan dia bisa pulang meminta restu.

Gadis itu terduduk di atas ranjang sambil memeriksa kontak ibunya. Verena menelpon Rara.

“Aku tebak, pasti Mommy dan Daddy sedang cetak anak.” Verena nyegir begitu panggilan itu terangkat, Rara hanya terdiam, dan sekarang ponsel itu sudah beralih. Verena tersenyum melihat ayahnya yang tidak memakai baju, gadis itu membayangkan dia dan David seperti itu, cuddle David terus memuji dirinya, jika love language Pak Tu aitu physical touch, David akan terus meraba-raba dirinya, Verena suka itu.

SEDUCING HOT DUDA🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang