BAB 25

11.9K 194 6
                                    

"JANGAN BERSIKAP KEKANAKAN!" pekik David dengan emosi, sambil memukul kemudi. 

"AKU MASIH ANAK-ANAK." Verena tak mau kalah membalas perkataan David, sungguh dia hanya ingin membuat hati Pak Tua ini senang, walau Verena masih sakit hati dengan bentakan David.

"Besok kau harus pulang, aku tidak menerima tamu." Hati Verena mencelos, tidak! Tidak bisa! Misi bunuh diri ini adalah untuk meyakinkan David. 

"Tidak bisa! Aku ingin berlibur, aku ingin meyakinkan kau jika aku pantas menjadi istrimu." Verena langsung menarik tangan David, membuat laki-laki itu melirik gadis cacing di sampingnya dengan rasa jengkel yang begitu kentara. 

David memilih untuk melajukan mobil. Membiarkan Verena tetap tantrum seperti anak kecil. Gadis ini hanya menambah beban. David curiga jika ada teori kontrasepsi di balik ini, maksudnya teori konspirasi di  balik ini. Gerald yang masih menaruh dendam padanya, sengaja mengirim gadis cacing ini agar dia mati kejang-kejang. Huh! Dia kesal sekali. David melirik sekilas ke arah Verena yang hanya terdiam. 

Verena hanya melihat jalanan asing yang mereka lewati, dia sedang memikirkan cara agar David luluh padanya. Bagaimana Pak Tua ini bisa melihat dirinya sebagai seorang yang layak dihargai. 

Verena masih merajuk, dan David masih mendiamkan dirinya. Kita lihat saja nanti, siapa yang akan mengalah pada akhirnya. Huh, dasar Pak Tua tidak peka!

"Masuk ke kamarmu, dan renungkan apa yang telah kamu lakukan hal ini," perintah David, Verena merasa jadi anak kecil sekarang. David hanya melihatnya seperti gadis kecil usia lima tahun yang dihukum karena melakukan kesalahan. 

"Pak Tua, kau jahat! Kau membuat hatiku potek!" teriak Verena sebelum masuk ke dalam kamar, dan membanting sekuat mungkin.

BRRRRAAAAKKKKK!

___________

David merasa serba salah pada gadis cacing itu, tapi gadis itu sangat kekanakan. Laki-laki itu mulai berpikir untuk memberitahu Rara jika dia sangat keberatan dengan keberadaan Verena, tapi David juga ingin menjaga perasaan orang tua Verena, tapi sikap gadis itu membuat kepala otaknya mau pecah, terus bersama Verena memang membuatnya cepat menopause segera. 

Verena sedang berada di kamar, dia memang speechless dengan bentakan David, tapi jika ditanya sekarang dia baik-baik saja. Walau sedikit menaruh dendam, dia akan pastikan Pak Tua itu menjadi miliknya. 

Gadis itu berdiri dan mengintip dari dalam, melihat David yang sedang terdiam sambil menatap lurus. Pak Tua itu harus menjadi miliknya, walau Verena sudah bisa memastikan  itu. 

Ketika pintu terbuka, David mengalihkan pandangannya melihat gadis cacing yang wajahnya merajuk, lelah, marah, tapi kasihan juga. Semua emosi itu bercampur membuat David hanya menatap Verena dalam diam. Verena hanya berdiri di depan pintu, berharap Pak Tua itu memanggil dirinya, meminta maaf, dan menciumnya hingga lemas.

"Kau tidak gentleman, kau tidak meminta maaf padaku." tuntut Verena, David masih terdiam sebenarnya merasa bersalah, tapi dia juga tak ingin terlibat jauh dengan gadis ini. 

"Sini." David menepuk sofa kosong di sampingnya, menyuruh Verena untuk duduk di sampingnya. Verena masih memasang tampang kesal, walau sebenarnya dia ingin meloncat saking senangnya.

"Kau jahat padaku. Kau harus meminta maaf," ucap Verena menuntut sambil memeluk David. Modus, kapan lagi dia bisa bebas memeluk David seperti ini. 

"Kau wangi sekali." Verena mengendus-endus seperti kucing birahi, dia ingin menjilati wajah David, tapi tahu Pak Tua tampan ini pasti tidak akan senang. 

Verena masih menindih tubuh David, pria tua itu hanya pasrah dengan sikap gadis cacing di hadapannya.

"Kau tahu, aku sangat patah hati sekarang. Kau harus membentuk kembali hatiku yang hancur menjadi utuh." bisik Verena, dia menjauhkan wajahnya melihat David yang hanya menampilkan ekspresi datar. 

SEDUCING HOT DUDA🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang