33

6.3K 149 1
                                    

David tidak tidur. Dia memilih untuk menyibukkan diri menunggu esok tiba. Verena sudah dibawa pergi ke alam mimpi sedari tadi. Laki-laki itu sudah selesai mandi, otaknya sudah mulai berpikir waras, walau dia tak bisa mengalihkan padangannya ke arah Verena yang pulas seperti bayi koala.

David hanya menatap kosong laptop di depannya. Sebenarnya dia ingin menyelesaikan beberapa kerjaan yang belum beres, tapi otaknya susah sekali diajak berkonsentrasi.

Huh, berkali-kali David menarik napas Panjang. Dia berbalik, memutar tubuhnya ke arah gadis pemilik rambut keriting yang paling berisik yang pernah dia temui. Gadis itu tidur dengan gaya tidak anggun sama sekali, giginya terus gemelutuk, dia juga terus menggaruk rambutnya.

"Anak ini, kalau tenang mungkin meninggal kali, ya," guman David. Tapi, senyuman tak lepas dari wajahnya. Gadis cacing berisik yang menggemaskan. Tunggu! Apa tadi? David buru-buru menggeleng, anggap saja dia tidak memikirkan hal itu.

David memilih untuk membuat kopi. Mesin pembuat kopi sudah disediakan. David mengalihkan pandangan ke arah lapangan hijau luas di depannya, selain itu banyak pohon lebat mengelilingi tempat penginapa mereka.

David mengaduk kopi buatannya, dia menatap laut di depannya. Ini adalah tempat terbaik yang pernah dia kunjungi, New Zealand adalah tempat favoritnya Bersama sang istri tercinta saat dulu.

Walau Auri tak lagi bersamanya, tapi nama Auri akan terukir abadi dalam sanubari.

David menoleh pada Verena yang belum juga bangun. Karena tak punya ponsel, David mengirimkan email pada temannya yang tinggal di daerah Christchurch. Dulu, dia dan Auri datang menikmati pantai pesisir di Pulau Selatan. Jadi, dia bisa pergi ke sana. Temannya tinggal persis di daerah pesisir, David selalu merasa iri, bisa suatu hari tinggal di pesisir pantai. Laki-laki itu baru sadar jika sekarang mereka tak punya akses internet, baiklah mereka akan mengunjungi langsung.

David sudah menyelesaikan beberapa pekerjaan tapi Verena belum juga bangun, David curiga jika gadis berisik ini mati. Walau semuanya hanya dibuat darurat, karena dia tak bisa kerja tanpa internet.

David naik ke atas ranjang, hanya terdiam memperhatikan Verena yang sudah seperti orang mati.   

Laki-laki itu masih duduk sambil memperhatikan Verena yang begitu teratur. Dia memikirkan banyak hal, tapi dia tak bisa mengalihkan perhatian dari Verena yang masih belum juga sadar.

David memikirkan jika dia beneran jatuh cinta dengan gadis berisik ini, akan seberisik apa dunianya. Walau, hidupnya takkan lagi kesepian.

Tangan David terulur untuk merapikan sulur-sulur rambut yang menghiasi wajahnya. Dia punya wajah baby face, dua tahi lalat di pipinya. Yeah, David sudah hafal sekali.

"Gadis kecil berisik!" guman David tanpa sadar mengecup pipi Verena. Untung saja dia tidur, bisa-bisa Verena kesurupan reog jika tahu apa yang dia lakukan.

David tersenyum geli, sambil menggeleng. Katakan dia gila, tapi kenapa dia ingin gadis ini selalu ada untuknya?
________

Verena sudah pernah bilang jika perjalan kali ini adalah bulan madu mereka. Anggap saja bulan cicilan, karena lunasnya nanti ketika David sudah jatuh cinta padanya.

Gadis itu melihat tangan keduanya yang saling menggenggam, David mengajaknya jalan-jalan.

"Aku punya teman di Christchurch. Dia tinggal di pesisir pantai, mungkin kita bisa ke sana. Menikmati sunset, dan juga angin pantai malam." Selena membuka kacamata hitam miliknya, menatap David sekejap, dan memakainya kembali. Entah kenapa, tingkah aneh itu malah terlihat menggemaskan di matanya.

Andai dia punya karung gemas, David akan memasukkan Verena ke dalamnya.

"Pak Tua, akhirnya kita tidur satu ranjang. Bisakah kita cetak anak nanti malamm?" Verena memeluk pinggang David. David berhenti sebentar, menunduk melihat gadis berisik ini. Kemudian terus melanjutkan perjalanan.

SEDUCING HOT DUDA🔞🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang