Sekolah kesatria terdiri dari beberapa bangunan dengan macam-macam fungsi yang berbeda. Setiap bangunan terlihat modern dan kokoh dibanding bangunan pada umumnya serta warna gedung yang didominasi warna putih.
Berdasarkan sejarah pembangunanya, sekolah ini dulunya hanyalah sekolah SMA biasa. Setelah peristiwa Bingbang, dan atas permintaan Pahlawan, sekolah ini dibangun ulang dengan waktu pembangunan hanya 1 tahun. Pembangunan sekolah ksatria ini terbilang sangat cepat karena bigbang telah membuat kemunduran pada peradaban, yang menjadikan segala kebudayaan menjadi tertinggal. Salah satu dampaknya adalah waktu pengerjaan dalam pembangunan ikut melambat.
Yang lebih menarik dari sekolah ini adalah misterinya, dana pembuatannya dan metode pembangunannya yang sangat dirahasiakan. Semua orang yang mengetahuinya bungkam dan menutup mulut rapat-rapat. Karena media-pun gagal mengungkapnya, dapat dipastikan negara sendiri yang memasang badan demi menjaga rahasia tersebut.
Lagi pula sekolah sampai pahlawan mereka semua sudah aneh.
"Eristan apa yang kau pikirkan? Kau tidak makan makananmu?"
Hansamu membangunkanku dari lamunan, mempertanyakan makananku yang belum kusentuh. Bukannya aku tidak memiliki selrea makan, tapi akhir-akhir ini aku memiliki banyak pikiran.
"Hansamu.... Tidak ada. Aku akan memakannya."
"Begitukah? Jika kau mau aku bisa menghabiskan makananmu."
Aku tersenyum sangat tipis.
Saat ini aku tengah berada didalam ruang kantin sekolah, salah satu bangunan terbesar sekolah. Kantin sekolah berada didalam ruangan dengan cat dinding biru. Saat ini adalah jam istirahat, seluruh siswa dari semua tingkat berkumpul dan makan disini. Kebanyakan siswa duduk dengan berkelompok dimasing-masing meja makan.
Mereka semua mengobrol satu sama lain hingga suara mereka saling bercampur aduk menjadi kebisingan. Untung saja peralatan makan mereka tak saling berbenturan karena membenturkan peralatan makan adalah perbuatan yang sangat tidak sopan. Tapi tetap saja, ini berisik.
Seharusnya aku duduk di pojok sana saja.
"Ewrwis, awpa kaw meliwhat Selvia hawi iniw?"
"Telan makananmu."
Selvia kah.
Semalam, sebelum pergi meninggalkan kami berdua, dia sempat menyinggung sesuatu tentang 9 tahun lalu, sesuatu yang bahkan tidak kuingat. Teman atau lawan, aku bahkan tidak tau latar belakang dan hubungan apa yang ia miliki denganku.
Dia benar-benar membuat otakku tak pernah berhenti berpikir.
Dan hari ini. Benar juga, sekilas aku melihatnya masuk kesekolah, tapi sejak pagi aku tidak melihatnya lagi bahkan di kelas.
"Selvia? Tidak, aku belum melihatnya, aku tidak percaya dia bolos di hari keduanya. Aku tidak tau dia terlalu berani atau terlalu bodoh."
Aku melirik Hansamu, dengan tiba-tiba wajahnya terlihat terkejut menatap kearahku dengan sedikit mengangkat kepalanya.
"Ada apa dengan wajah mengesalkanmu?"
"Tidak ada, hanya seorang yang bodoh dibelakangmu."
Aku sedikit tersentak, mendengar sebuah suara perempuan yang tak asing muncul dari belakangku. Aku berbalik untuk melihatnya.
Seseorang siswa perempuan dengan satu-satunya berambut silver, selvia. Dia berdiri dengan membawa nampan makannya. Ia tersenyum menatapku setelah secara tidak lansung menyindir perkataanku tadi.
"Apa aku boleh duduk disini?"
Selvia senyum lembut.
Aku menjawab sedikit ketus, "Terserahlah, ini meja makan umumkan."
"Tentu saja boleh, untuk anggota baru."
"Terima kasih Hansamu," Selvia duduk di sampingku dan meletakan makanannya diatas meja.
Dengan tampak penasaran Hansamu bertanya kepada Selvia, "Selvia dari mana saja kau?"
"Aku? Aku dipanggil kepala sekolah tadi."
Kepala sekolah? Si Mantan pahlawan?
Hansamu kembali bertanya, "Pahlawan memanggilmu? Kenapa?"
"Tidak ada hal khusus kok, hanya urusan siswa baru yang tidak penting,"
Selvia tertawa lirih.
Dengan menatapnya, aku memperingatkan Selvia, "Sebaiknya kau tidak terlalu dekat dengan orang itu."
"Hooo, Sejak kapan kau perhartian kepadaku," Selvia menatapku dari samping dengan tersenyum.
Aku mengalihkan pandanganku, "Cih. Aku hanya tidak menyukainya"
Selvia kembali tertawa pelan. Aku merasa dia seperti mengejekku.
Keadan menjadi hening sesaat, meskipun Hansamu dengan tidak ragu tetap menikmati makanannya ditengah keheningan.
Sementara Selvia, sambil memain-mainkan sendoknya disup yang ia bawa, ia terlihat ingin bicara. Tak lama ia pun mengarahkan pertanyaan kepada kami, "Oh iya kalian, aku ingin bertanya. Bagaimana cara kita bisa ikut Festival JKN itu? Itu pertandingan besar bukan, apa ada tes atau semacamnya?"
Aku mencoba memahami pertanyaan dan menjawabnya karena Hansamu sibuk dengan makanannya.
"Tes? Enggak, untuk ikut festival kau harus memiliki poin peringkat yang banyak disekolah. Poin sekolah didapat saat kau memengkan pertandingan arena disekolah. Semakin sering kau menang semakin banyak poin peringkatmu."
Selvia mengangguk-anggukan kepala dan membiarkanku melanjutkan ucapanku.
"Dan untuk KJN, poin terbanyak sekolah-lah yang akan mewakili sekolah."
Selvia menepukan tangannya dengan ekspresi menandakan ia paham penjelasanku.
"Ahh jadi kalian merekrutku untuk mendapatkan poin dan ikut KJN ya."
"Buwkann," Hansamu menyangkal cepat dengan mulut yang penuh.
Ia langsung menelan semua makanan yang ia kunyah dan ikut menjelaskan.
"Poin kami sudah yang tertinggi loh. Bukannya sombong tapi kami tak pernah terkalahkan."
Selvia terpesona sambil menepuk tangannya melihat Hansamu tengah menyombongkan diri dengan wajah yang penuh dengan makanan, "Waw bukankah kalian sangat hebat. Tapi kalian menerimaku hanya untuk memenuhi persyaratan jumlah?"
'Hanya'kah?
Aku mencoba menjawap pertanyaan Selvia yang terdengar ragu, "Meski itu terdengar kasar, tetapi itu benar. Pada awalnya memang itu tujuan kami merekrutmu. Namun, saat ini kita memiliki masalah lain."
"Masalah?"
Aku menarik secarik kertas dari saku celanaku, kertas tersebut memiliki warna yang sangat putih, dengan sebuah tulisan yang sangat gelap. Aku mengeluarkannya dan meletakannya ketengah meja makan.
"Pagi ini. Kita mendapat surat tantangan."
💥💥💥
⸙͎ ━━━━━━━━━━━━ ⸙͎
9 Januari 2022
Bersambung....
⸙͎ ━━━━━━━━━━━━ ⸙͎
KAMU SEDANG MEMBACA
Eris Project: The Lost Memory
Science FictionPada pertengahan agustus ledakan berskala besar muncul di daratan eropa. Akibat ledakan tersebut puluhan negara hancur, populasi manusia turun tajam. Dunia dilanda kekacauan, kerusuhan, dan kepanikan. Delapan tahun setelahnya dunia kembali stabil...