Rencana Pertama

1.3K 91 40
                                    

Hari ini dia tampak berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini dia tampak berbeda. Bu Sarah yang merupakan walikelas kami membawa seorang perempuan muda yang lumayan cantik ke dalam kelas.

Seorang gadis dengan rambut putih salju dan kulit putih bersih namun tidak seputih rambutnya.

Sambil melangkah memasuki kelas, dia tersenyum.

Mataku terpaku beberapa saat padanya. Panjang rambut yang sampai pinggang dan terurai, sesuatu yang sangat menarik untuk di pandang.

Rambut yang berwarna sudah sering kulihat. Rambutku sendiri berwarna biru aqua. Namun rambut seputih salju, baru kali ini kulihat.

Kelas terdiam, sepi bagaikan kuburan yang berada di dalam perpustakaan.

Wanita tua dan gadis muda itu pun berdiri didepan kelas, berhadapan dengan siswa kelas A seperti calon presiden dan wakilnya yang siap akan berorasi di depan pendukungnya.

“Selamat pagi anak anak”

“Pagi.”

Jawab para murid dengan serentak.

“Hari ini kita kedatangan murid baru. Sesuai dengan peraturan dan kesepakatan yang  ada, sekolah setuju masukan dia ke dalam kelas ini.”

“Woo…”

Semua orang di kelas yang tengah duduk terkejut dan terkesan mendengarnya.

Tentu saja semua murid termasuk aku terkesan, ini adalah sejarah, dia adalah murid pindahan pertama yang dapat masuk ke kelas A.

Walikelas kami pun mundur satu langkah dan memberi kode menyuruhnya untuk merperkenalkan diri.

Gadis tersebut menerima kode tersebut lalu maju satu langkah.

Dengan mata biru cerahnya dia melihat seluruh siswa di depannya, tanpa terlihat ekpresi malu, hanya terlukis sebuah senyuman di wajahnya.

“Pagi teman-teman, perkenalkan nama saya Selvia dan mulai saat ini dan kedepannya saya akan berada dikelas ini. Mohon kerja samanya.”

Dia mengatakannya dengan lancar tanpa terbata-bata.

Bu Sarah memandangi wajah seluruh siswa perwaliannya.

Kelihatanya dia menyadari dibalik ekpresi terkesan siswa perwaliannya ada pertanyaan besar di benak mereka.

Seperti aku, meski pun terkesan tapi ini cukup terasa ganjil. Aku masih merasa bingung, kenapa ada siswa pindahan dikelas ini? Kenapa sekolah memasukannya ke kelas A? apa sih dipikirkan kepala sekolah?

Erfan sialan.

Aku menoleh kearah Hansamu, dia pasti memiliki pandangan yang sama denganku.

Sebuah senyum penuh harapan terdapat di wajah Hansamu, matanya berkilau seperti melihat sebuah cahaya dalam kegelapan. Dia benar benar tidak peduli dengan bagaimana cara cahaya itu masuk ke kelas ini.

Eris Project: The Lost MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang