CHAPTER 7

8 2 0
                                    

Tepat pukul 06.30 Azalea keluar dari kos untuk pergi ke kampus karena hari ini waktunya kelas pagi. Saat hampir tiba di gerbang kos, Azalea melihat motor sport hitam yang ia kenali terparkir di depan. Namun ia tidak melihat pengendaranya jadi ia melewatinya begitu saja. Jika memang ada, Azalea juga tidak akan peduli.

"Tunggu!" itu suara Biru. Ternyata dari lelaki itu menunggunya sambil bersandar di tembok sebelah pagar. Azalea tidak menyadarinya karena Biru berada dibelakang langkahnya.

"Astaga apa lagi sih kak, ini masih pagi loh. Mau ngajak ribut? Jangan sekarang nanti aja di kampus." Setelah mengatakan itu, Azalea tetap melanjutkan langkahnya meninggalkan Biru sendiri.

Selama Azalea berjalan, dirinya sadar kalau Biru mengikutinya dari belakang dengan menjalankan motornya pelan. Tanpa mempedulikan Biru, Azalea tetap berjalan sambil menikmati hembusan angin sejuk pagi hari. Semakin ia dekat dengan kampus, semakin pula ia merasa risih karena tatapan para mahasiswa lain yang terus memandanginya dengan penasaran dan ada juga yang terus terang menghujatnya.

Percuma juga ia menyuruh Biru untuk berhenti mengikutinya, karena yang ada Azalea hanya akan mendapat jawaban singkat nan irit untuk menolaknya. Ia tahu akan sifat manusia dingin macam Biru yang memiliki sifat keras kepala. 

"Jadi gosip kak Biru jadian sama maba beneran?"

"Azalea orangnya? Pake apa dia sampe bisa dideketin kak Biru?"

"Dia cewenya?"

"Gak mungkin anak baru itu bisa bikin kak Biru luluh, baru kuliah udah gatel."

"Tuh cewek udah masuk gengnya kak Eno sekarang malah godain kak Biru. Beruntung atau emang pengen famous."

Sekilas itulah yang Azalea dengar dari para mahasiswa yang ia lewati. Tak mau ambil hati dan bikin pusing, ia melewatinya begitu saja dan menganggapnya angin lalu. Biru masih mengikutinya dengan jarak yang cukup dekat. Parkiran motor tinggal beberapa meter lagi, jadi Azalea mempercepat langkahnya untuk bisa kabur dari Biru.

"Lea!" Terlihat Sarah berlari dari arah belakang menghampiri Azalea. "Cie-ciee yang jadi pacarnya orang paling terkenal seantero kampus." Sarah merangkul Azalea dengan tangannya dan hampir menjepit leher Azalea sehingga Azalea berseru kesal.

"Ihh sakit tau Rah, lagian kamu gimana sih dulu kan kamu yang nyuruh aku jangan deket-deket kak Biru, sekarang malah ngeledek." Azalea mencebikkan bibirnya.

"Iya juga sih. Tapi aku nanya bener nih, kamu terima ajakan kak Biru ya kemarin pulang dari kampus?"

"Ngga sumpah. Habis dianterin kamu kak Biru gaada lagi chat atau apapun itu. Eh tapi tadi pagi ada nyamperin kosan aku. Nyampe sepanjang jalan aku ke kampus diikutin sama kak Biru." Mereka sampai di kelas dan duduk di bangku yang masih kosong.

"So sweet dong, tandanya kak Biru mau jagain kamu."

"Lah? Tuh kan labil banget sih jadi orang. Kamu massih inget yang aku cerita waktu itu?" pertanyaan Azalea membuat Sarah berbalik dari duduknya karena berada di bangku depan Azalea.

"Inget, kenapa?"

"Dunia aku itu kayak masih berputar di SMP gitu. Masih diorang yang sama dan kayak gabisa ada orang yang gantiin dia gitu." Azalea bercerita yang sejujurnya pada Sarah. Cuma Sarah saat ini yang ingin dia kasih tahu tentang masa lalunya.

"Jadi belum move on?"

"Gimana ya, pikiran aku itu bilang kalo aku udah move on, tapi hati aku ngga. Hati aku itu kayak semu aja gitu, ngerti gak sih?"

"Ngga. Tapi ya udahlah ya, biar kamu aja yang merasain aku gamau." Sarah berbalik namun sebuah benda dilempar kearahnya yang mengenai kepala belakang. Siapa lagi kalau bukan Azalea.

BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang