CHAPTER 8

8 2 1
                                    

Kos yang ditempati Azalea berbentuk U, dan tepat ditengahnya ada sebuah pendopo dari kayu yang diletakkan diatas kolam ikan. Malam ini, para anak kos sedang membuat nasi liwet untuk makan malam. Menikmati kebersamaan sebagai keluarga baru.

"Lea, ada yang nyariin kamu di depan." Lisa yang baru pulang setelah nongkrong bersama temannya langsung duduk dan melahap nasi liwetnya.

"Siapa?" Azalea menengok ke arah gerbang dan ia menemukan Biru sedang berdiri disana. "Udah biarin aja."

"Samperin sana. Galiat itu mukanya liatin kesini sampe segitunya? Kamu yang dicariin kita yang ketakutan."

"Ck, ganggu aja tu orang." Tak urung Azalea pun menghampiri Biru yang masih terus menatapnya. Mendapat tatapan seperti itu sebenarnya juga membuat Azalea sedikit takut dengan Biru.

"Ada apa kak?" Azalea tetap berada di dalam area kos dan tidak membukakan gerbang.

"Kenapa gak jawab telepon saya?"

"Kakak ga liat tadi aku disana? Aku lagi sibuk."

"Mulai sekarang angkat telepon saya, kalau tiga kali masih ga diangkat, kamu saya kasih hukuman."

"Kak Biru siapanya akusih? Ngatur-ngatur banget." Azalea menatap sinis pada Biru.

"Saya pacar kamu." Azalea lupa kalau Biru masih kekeh dengan status pacaran mereka berdua.

"Aku bukan pacar kak Biru." Sedangkan Biru menghiraukan ucapan Azalea dan malah mengangkat tangannya yang memegang bungkusan plastik berisi ikan bakar yang jumlahnya cukup banyak.

"Apa?"

"Buat kamu." Biru mengaitkan keresek itu pada pagar lalu meninggalkan Azalea dan ikan bakarnya. Menaiki motor miliknya dan melajukannya tanpa melihat Azalea lagi.

Azalea menatap kepergian Biru dengan perasaan campur aduk. Perasaan aneh yang baru pertama kali ini ia rasakan. Kesal, senang, malu, dan juga berdebar ia rasakan sekaligus.

"Huh. Aduh jantungku kenapa sih? Oh iya tadi abis minum kopi jadi degdegan gini." Azalea berbalik untuk kembali ke pendopo namun sayang jika harus meninggalkan ikan bakar ini tanpa dimakan. Jadi ia mengambilnya untuk di makan bersama yang lain. "Lumayan buat dimakan sama nasi liwet."

"Nih aku bawa ikan bakar." Azalea mengangkat kereseknya tinggi-tinggi sambil tersenyum lebar.

"Cie lah yang udah diapelin pacar."

"Suruh sering ngapel kesini aja biar ngirit makan malem."

"Heuhh itumah enak di kalian gaenak di aku."

***

Sekarang sudah hari senin lagi dan sudah waktunya menghadapi masalah baru. Dan hari senin jadwal Azalea dan Biru berada dalam satu ruangan. Jangan sampai lelaki itu buat masalah lagi. Azalea tidak peduli dengan kata pacar yang selalu Biru ucapkan, toh ia tidak akan menganggapnya dan akan selalu menghindarinya.

Saat masuk kelas, suasana sudah cukup ramai karena Azalea datang lebih siang hari ini. Matanya menangkap Biru sudah duduk sambil menatap tajam kearahnya karena menyadari kedatangannya dari awal. Terkadang Azalea aneh, Biru yang selalu kekeh bicarakan hubungan mereka adalah kekasih namun tatapannya pada Azalea selalu tetap dingin dan tajam. Itu karena sifatnya atau Biru memang tidak mempunyai perasaan untuknya. Sudahlah ia sudah berjanji untuk tidak peduli.

Azalea berjalan menjauh dari Biru yang duduk dibelakang sementara ia pergi ke bangku barisan depan. Sebenarnya dirinya tidak nyaman harus duduk paling depan, namun apa boleh buat, tidak ada pilihan lagi.

"Lea! Kenapa disini? Pindah yuk, gaenak disini tuh." Sarah yang baru datang langsung menghampiri Azalea.

Azalea memberikan isyarat dengan dagunya untuk menunjukkan kalau Biru duduk di barisan belakang. Untung Sarah langsung mengerti dan tersenyum mengejek temannya itu.

BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang