07. shame

187 36 47
                                    

-𝐬𝐨𝐔𝐑𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭-

"Livy sini!"

Itu suara Kiara, yang memanggil Livy yang baru saja turun dari lantai dua.

Livy menatap malas kumpulan itu, sebelum melangkah mendekat, Livy memejamkan mata dan membuang napasnya pelan, melihat ada Glen di meja yang sama dengan Kiara.

"Jangan cemberut, lo masih cantik kok," ujar Kiara mencoba menenangkan Livy. Dia tahu dari Kaza tentang Livy yang jatuh ke kolam.

Omong-omong Kaza, laki-laki itu sudah ada di sini, mengenakan kemeja hitam dengan celana senada yang dipinjamnya dari Zito.

Livy tersenyum paksa mendengar penuturan Kiara. Jelas tidak, dia terlihat seperti orang yang baru mandi sekarang, dengan rambut basah, kemeja besar yang menutupi sampai lutut, ini jelas bukan kostum pesta.

"Gue mau pulang, tapi gue lupa nyimpen tas. Tadi terakhir gue duduk di sini, tapi kok udah nggak ada ya?"

"Ih ngapain pulang sih, udah di sini aja dulu. Zito juga belum potong kue nya loh Liv."

"Gue nggak nyaman Kia, mau pulang. Gue bisa minjem hp lo nggak buat pesen taksi?"

"Hp gue lowbat. Lo minta dinterin Glen aja ya?"

"Ha, enggak usah. Gue pinjem hp Aletta aja, ada kan Let?" tanya Livy kepada Aletta yang duduk di dekat Kaza.

Sejujurnya, Livy tidak terlalu dekat dengan Aletta, tapi di situasi genting seperti ini, tidak ada salahnya mencoba meminta bantuan kan?

"Hp, em hp gue juga lowbat sih Liv, nggak tau kenapa gue sama Kiara lupa cas tadi."

"Yaudah, gue jalan kaki aja sampe depan, siapa tau ada kendaraan umum yang lewat."

Livy jelas kesal dengan mereka. Livy juga tahu, jika Kiara dan Aletta berbohong, mana mungkin ponsel mereka kehabisan baterai sedangkan tadi Livy bisa melihat jika Kiara dan Aletta sedang mengambil poto selfie.

Livy meninggalkan meja itu, dia berjalan dengan pikirannya penuh dan berisik. Dia kembali merasa emosional, rasanya dia ingin cepat sampai ke kamarnya, melupakan segala kekesalan yang sudah tidak bisa dia tahan lagi.

Lagi pula, apasih rencana Kiara dan Aletta yang mencoba mendekatkannya kepada Glen yang jelas-jelas sudah mempunyai pacar baru. Apa juga yang mereka harapkan dari laki-laki yang sekarang sudah jauh lebih baik keadaanya?

Glen, he looks so good without Livy.

Begitu pikiran Livy Cassandra yang hanya melihat dari sisinya. Dia tidak begitu memikirkan sisi yang lain, semua penilaiannya berasal dari pikirannya sendiri.

Mata Livy berbinar, saat dia melihat Calvin ada di sini, entah kebetulan atau apa, tapi Livy sedikit bingung kenapa Calvin bisa diacara Zito, yang jelas jelas kemarin dia hampir berantem dengan Glen, si sahabat dekat yang sekarang menyelenggarakan acara ini.

"Eh apa lo peluk-peluk?"

Calvin mencoba mendorong tubuh sepupunya yang tiba-tiba datang dan memeluk dirinya yang sedang berbincang dengan teman sekelasnya.

Calvin juga sampai menarik kecil rambut Livy karena heran kenapa dia bisa datang ke acara ulang tahun dengan rambut super basah seperti ini.

"Wih, cewek lo Vin?"

"Bukan njing."

"Lah nggak diakuin, cantik gitu anjir Vin."

"Diem lo lah," kesal Calvin kepada teman-temannya yang kini tertawa dan menjauh dari keberadaannya dan Livy yang masih ada di pelukannya.

So(ur)sweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang