-𝐬𝐨𝐔𝐑𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭-
Kaza berkali-kali berbicara kepada Livy, jika dia tidak ada hubungan yang lebih dalam dengan Aletta. Juga, ketidak mungkinan hubungan mereka membuat Livy sedikit mengerti dan mencoba mempercayai Kaza yang hari ini mengajak untuk pergi ke sekolah bareng.
Namun saat di perempatan yang sudah hampir dengan gerbang sekolahnya, Livy tiba-tiba berkata kencang membuat Kaza menghentikan mobilnya.
Entah sudah ada yang melihat atau belum, tapi Livy tiba-tiba turun dari motor Kaza dan memberitahu laki-laki itu jika dia akan turun di sini saja dan melanjutkan perjalanannya dengan jalan kaki. Karena secara tiba-tiba, semua pikiran baik yang tadi singgah tiba-tiba hilang, entah kemana.
Yang ada di pikiran Livy sekarang hanyalah ketakutan akan orang-orang yang mungkin akan salah paham dan berspekulasi buruk tentangnya dengan Kaza.
Karena bagaimanapun, Livy mengenali Kaza setelah dia memiliki hubungan dengan Glen, jadi orang-orang hanya akan mempeributkan itu nanti.
Hanya segelintir orang yang memang suka mencampuri urusan orang lain, namun sayangnya orang-orang seperti itu banyak, apalagi menyangkut keburukan.
"Benaran mau turun di sini?"
Livy mengangguk yakin.
"Iya, udah sana duluan aja."
"Lo duluan aja, biar gue ikutin dari belakang," jawab Kaza membuat Livy tidak bisa menahan untuk tidak memutar bola matanya.
"Sama aja dong, udah sana duluan aja Kaz."
"Yaudah," ujar Kaza pasrah dan memilih menurut.
Lalu saat baru sampai di kelas, Livy mendengar suara ricuh yang ternyata berasal dari kelas sebelah, IPA satu.
"Kenapa Re?" tanya Livy sebenarnya malas. Dia tidak terlalu suka memikirkan hal yang tidak terlalu penting untuknya.
"KAZA SAMA GLEN BERANTEM JING, ANEH BANGET MEREKA."
Mendengar teriakan Aurel yang menggema di satu ruangan membuat Livy yang tadinya menidurkan kepala di meja mengangkat tubuhnya, menjadi tegak dan tegang, mengingat kejadian tadi pagi.
Apa itu alasannya, atau ada hal lain yang membuat dua sejoli itu tiba-tiba berantem?
"Liv, ayo liat?! lo nggak penasaran emang?"
Mendengar itu, membuat Livy buru-buru menyusul Aurel dan melakukan hal yang sama dengan gadis itu, mengintip di jedela kaca.
"LO BERDUA PADA KENAPA SIH ANJING?!"
Zito berteriak kesal, saat daritadi dia mencoba memisahkan namun tidak dipedulikan keduanya.
Penampilan Kaza, dan Glen nampak berantakan. Dengan napas memburu, seragam yang sudah sangat kusut dab beberapa memar yang mulai terlihat biru di bagian pipi dan lengan bagian atas membuat beberapa anak kelas semakin penasaran apa alasan dibalik itu semua karena itu jelas terlihat jika mereka bukan hanya bercanda.
Itu terlalu jauh jika hanya untuk bercandaan persahabatan.
Livy menahan napasnya, melihat Glen dan Kaza yang saling melempar tatapan tajam satu sama lain, membuat Aurel yang berdiri di sampingnya menatap Livy ingin tahu.
"Kenapa tuh mereka?" tanya Aurel tiba-tiba.
"Mana gue sih tau Rel."
"Kirain, lo mencurigakan sih," ujar Aurel lalu terkekeh kecil.
Keheningan di kelas itu tiba-tiba sedikit ricuh saat Aletta berteriak, mengomentari penampilan Kaza.
"Kaza?! lo ngapain?" tanya Aletta yang datang dengan Kiara dengan nada tidak percaya melihat keadaan di kelas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
So(ur)sweet
Teen Fiction[𝐞𝐧𝐝] -Terinspirasi dari album 'SOUR' Olivia Rodrigo.- Terkadang sebagai manusia kita tidak pernah merasa cukup atas apa yang kita miliki. Melihat bagaimana orang lain sangat bahagia dengan hidupnya memang sedikit banyak membuat kita menginginkan...