-𝐬𝐨𝐔𝐑𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭-
Livy mulai menjalani hidupmya dengan lebih hati-hati, tanggungan yang Mamanya letakan di bahu membuat Livy harus menjadi anak yang penurut di sekolah, dia mencoba menekankan egonya, mencoba mengikuti keinginan Mamanya yang masih tetap memaksanya masuk jurusan kedokteran. Livy tahu, ada banyak orang yang kurang beruntung di luaran sana yang kekurangan biaya saat ingin masuk kedokteran, lalu dirinya yang didukung habis-habisan oleh orangtua malah sempat menyia-nyiakannya dan malah memberontak karena ini tidak sesuai keinginannya, Livy pikir kemarin dia terlalu naif.
Lalu sekarang dia sadar, tentang dunia yang tidak selamanya berputar hanya mengelilinginya saja, tentang keinginan yang tidak harus segalanya terjalankan dan tentang pengorbanan yang harus dilakukan, pemikiran Livy mulai sampai ke tahap itu sekarang.
Dia fokus belajar, les, namun tetap menyempatkan diri untuk mengikuti ektrakulikuler meski menyadari jika Kiara dan Aletta menjauhinya karena Kaza.
Omong-omong, hubungannya dengan Kaza masih jalan di tempat. Mereka masih dekat namun tidak ada hubungan apapun di antara keduanya. Livy tidak pernah menikirkan itu sekarang, dia hanya menikmati masanya saja karena Livy benar-benar berharap jika dia akan menemukan laki-laki baik yang mencintainya hingga akhir, dan jika Kaza masih di sisinya untuk waktu yang lama, Livy akan semakin bersyukur.
Glen Anggara, laki-laki itu sekarang mungkin sedang sibuk mempertahkan posisi rankingnya yang sedang dalam bahaya. Karena beberapa bulan, laki-laki itu terlihat kurang fokus. Berita yang Livy dapatkan yang terbaru adalah, Glen ternyata akhirnya pacaran dengan bule yang berambut pirang itu, Grace Isabelle, anak baru di kampus swasta mewah yang pernah menjadi impian Livy beberapa saat lalu karena kampus itu memang gudangnya seni.
Livy menoleh ke arah Kaza begitu bimbel mereka selesai.
"Kaz, main dulu mau enggak?"
"Ayo, mau kemana?"
"Mau ke festival jajanan, ada enggak ya."
"Ada lah, ayo ikut gue."
Untuk kali ini, semesta tolong biarkanlah mereka berdua menikmati waktunya dengan sebaik mungkin tanpa memikirkan kejadian-kejadian yang menanti di masa depan.
-𝐬𝐨𝐔𝐑𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭-
1 tahun setelahnya ....
Livy menatap kosong layar laptop yang ada di hadapannya, hari ini adalah hari dimana pengumuman kelulusan masuk perguruan tinggi jalur raport diumumkan. Biru dan merah menjadi penentu kebanyakan siswa/i hari ini. Banyak doa yang dipanjatkan dengan putus asa pada hari itu hingga beberapa orang bahkan tidak berani membuka halaman ini sendirian.
Separuh anak-anak kelas dua belas saling berebutan posisi di universitas negri yang jatahnya masih sangat dibatasi. Kerja keras dan keberuntungan akan menentukan.
Kembali membicarakan tentang Livy Cassandra yang masih menggigiti kuku dengan gugup, pandangan kosongnya masih saja menghadap ke arah laptop yang masih menunjukan tombol homescreen, Livy rasa dia juga tidak berani membuka laman itu sendiri.
Hingga ponselnya berdering, menampilkan nama Kaza yang menjadi penelponnya.
Vidio call.
"Kenapa Kaz?" tanya Livy, tangannya bergerak menyimpan ponsel ke samping laptop dengan posisi berdiri.
"Gimana? udah tau hasilnya?"
Livy menggelengkan kepala. "Enggak. Takut Kazaa."
Di sebrang sana, Kaza terkekeh. "Yaudah, take ur time, atau mau gue yang buka?"
"Jangan, malu kalo merah."
"Kenapa malu? enggak papa dong, lagian gue yakin Livy Cassandra nggak bakalan dapet merah, tapi kalopun dapet merah, gue bakalan temen Livy Cassandra itu buat belajar UTBK."
"Lo biru ya?"
"Kepo deh ..."
"Ish, nyebelin banget?!"
"Livyy!" lalu suara yang begitu Livy kenali datang, membuatnya semakin gemetar terhadap apa yang akan dia dapatkan nanti.
"Gimana? udah lihat hasilnya?"
Livy kemudian berbalik, menatap pintu kamarnya yang terbuka, di sana Mamanya dengan setelah kerja segera mendenkat, dia bahkan hampir menyentuh laptop Livy yang masih ada di menu.
"Mama jangan dulu ihh, aku belum siap buat liatnya."
"Ish, kamu ini terus siapnya kapan? udah kamu tutup mata aja, biar mama yang buka."
"Enggak mau!"
"Diem, Livy. Mama penasaran nih, kamu enggak mau mini coopernya emang?"
"Ya kalo biru, kalo merah?"
"Diem."
Livy kemudian pasrah, memilih menutup matanya dengan kedua tangan begitu mamanya membuka laman yang dari tadi membuat Livy bimbang itu. Hatinya terasa semakin berdetak tidak karuan, membiarkan ke abu-abuan memenuhi pikirannya yang makin lama semakin takut begitu dia tidak lagi mendengar mamanya berisik.
Hening beberapa menit.
Livy yang sudah sangat penasaran itu mencoba mengintip dari balik tangannya yang beberap jarinya sudah dia jauhkan dari wajah.
Teriakannya terdengar, melihat apa yang berhasil dia lihat.
"Maa?! benerann?"
Livy bisa melihat mamanya tersenyum kecil, lalu mengangguk dengan tangan mengusap rambutnya dengan lembut.
"OMG, MINI COOPER, I'M COOMING."
Senyuman Mama Livy itu hilang mendengar anaknya yang malah menyebut nama mobil impiannya, dia kemudian dengan sengaja meninggalkan cubitan kecil di tangan anak perempuannya itu.
"Kamu ini, itu terus yang dipikirin."
Untuk pertama kalinya lagi, Livy berpelukan dengan mamanya yang akhir-akhir ini dia sebut pengatur dan menyebalkan, melupakan hari-hari penuh perdebatan beberapa saat terakhir, rasa bahagia memenuhi hatinya begitu dia mengetahui jika dia satu langkah lebih dekat dengan impian barunya.
Mungkin benar, perihal ikhlas dan mencoba menerima sesuatu hal yang baru adalah hal yang perlu dilakukan dalam hidup. Beberapa kesempatan kita memang tidak selalu diberikan pilihan, ada kalanya kita harus menerima segala ketetapan yang bertentangan dengan keinginan.
Dunia itu luas, dan bukan hanya kamu saja di dalamnya, ego itu tidak akan menyelesaikan masalah, selamanya ego hanya akan membuat suasana menjadi buruk.
Livy kemudian menatap ponselnya yang masih menyala, memperlihatkan Kaza yang melambaikan tangan dan tersenyum ke arahnya dengan bangga.
Kini semuanya terasa lengkap.
-𝐬𝐨𝐔𝐑𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭-
author note:
udahh endd dongg
maaf ya kalo ceritanya belum bisa membuat kalian puas, cerita ini sengaja enggak aku bikin terlalu kompleks. ini malah singkat banget rasanya, dan jika mau membaca cerita yang lebih kompleks dari ini, bisa kunjungin propile ku yuu, ada timeline dan labyrinth yang akan jauh lebih komples dari ini. semoga bertemu lagi di lapak lain, papayy!!makasi banyak udah baca, meski ceritanya udah tamat, mohon dukungan vote komennya jangan berhenti yaa. makasiii sekali lagii
KAMU SEDANG MEMBACA
So(ur)sweet
Teen Fiction[𝐞𝐧𝐝] -Terinspirasi dari album 'SOUR' Olivia Rodrigo.- Terkadang sebagai manusia kita tidak pernah merasa cukup atas apa yang kita miliki. Melihat bagaimana orang lain sangat bahagia dengan hidupnya memang sedikit banyak membuat kita menginginkan...