14. same

131 21 0
                                    

-𝐬𝐨𝐔𝐑𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭-

Pemikiran Livy tentang Calvin tidak melesat sama sekali karena laki-laki itu ke Pelita Bangsa bukan untuk menonton basket, tapi melihat gebetan barunya yang bersekolah di sini, membuat Livy diam-diam menghela napas sebal karena dia harus duduk di meja ini dengan waktu yang cukup lama hanya karena Calvin minta ditemani untuk mengawasi perempuan manis yang kini berada di meja yang tak jauh dari tempat Livy.

Livy tersenyum kecil saat Aletta dan Kaza melewati mejanya.

Jika saja Calvin tidak mentraktir-nya makan, Livy mana mau diam lama-lama di sini.

"Udah hampir sejam anjir Vin, ayo balik. Gue mau liat Kaylaa."

Calvin lalu menoleh, melihat Livy dengan wajah cengengesan membuat perasaan Livy tidak enak.

"Kayla lagi ke rumah nenek gue Liv, sebenarnya," ujarnya lalu tersenyum menyebalkan, memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya "Peacee."

Nenek gue yang dimaksud Calvin adalah Nenek dari pihak papanya.

Livy kesal, tentu saja, jika dia ada di kartun animasi, akan ada efek asap yang keluar dari kedua telinga dengan wajahnya yang memerah saking kesalnya dia, Livy lalu bergerak mendekati Calvin, mencubit pinggang laki-laki itu dengan keras. "Nyebelin banget sih lo! gue sampe buang-buang waktu ke sini loh?!"

"Yah Liv, bentar tungguin woy!"

Calvin lalu berlari, mengejar Livy yang sudah lebih dahulu meninggalkannya.

-𝐬𝐨𝐔𝐑𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭-

Glen berjalan bersama dengan anggota se timnya, menuju ke kantin untuk membeli makan siang, di sampingnya, ada Zhivia yang juga ikut bergabung meski sebenarnya gadis itu dari tadi hanya diam, tidak ikut campur dengan topik yang para laki-laki basket itu bicarakan.

Glen beberapa kali melihat ke belakang untuk menyahuti ucapan temannya yang berjalan di belakangnya, dia tidak melihat jalanan depan dengan baik, namun Zhivi juga tidak terlalu memperhatikan hal itu hingga tidak lama saat ada belokan Glen menabrak seseorang yang membuat keduanya kaget hingga mendengar keluhan perempuan yang kini terjatuh dan terduduk di lantai.

"Aw, shh."

Glen melihat ke bawah dan terkejut, dengan rasa khawatirnya, laki-laki itu langsung berjongkok dan menggapai lengan yang berdarah di bagian siku ini.

"Sorry, sakit ya? ayo ke uks."

Livy, orang yang ditabrak Glen itu menggeleng, dia melepaskan tangan Glen dari lengannya, dan mencoba bangkit, namun nampaknya kakinya terkilir, hingga dia memilih diam beberapa saat, menunggu kaki kanannya baikan.

Di belakang Glen, bukannya pergi ke kantin duluan, Zito malah menggosip ria bersama Alvin dan Yusuf. Mereka meledek Glen tentu saja, apalagi?

Tanpa mereka ketahui, Zhivia membuka tasnya, mencari benda yang kali ini dibutuhkan. "Ini aku ada plester Kak," ujar Zhivia memberikan plester bermotif sapi kepada Livy yang kini mendonggak.

Suasana terasa canggung karena Livy tak kunjung menerima benda pemberian Zhivia itu. Livy malah melengos tak menjawab setelah melihat Zhivia tiga sekon.

"Aduh Livyy, mana yang sakit?!" Heboh Zito mencoba mencair kan suasana, dia berjalan mendekai Livy dan ikut berjongkok di samping Glen yang masih saja memperhatikan siku Livy yang terluka.

Livy tidak menjawab ucapan Zito, dia hanya mencoba duduk dengan benar dan merapikan roknya yang menampilkan terlalu banyak kulit.

"Kata gue juga apa?! kenapa sih lo lari-larian kayak anak kecil, jatuh kan?"

So(ur)sweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang