#1 Levano [26 Juni 2021]
#1 Kisah yang Salah [26 Juni 2021]
#8 Ambis [16 Januari 2022]
Ini kisah Levano Gala Ardika. Si lelaki yang memiliki segudang prestasi dan siapa sangka ia juga cucu dari SMA GALADEWA, sekolah swasta elit yang terkemuka di kot...
Beberapa bagian ada yang di ubah nih, jangan lupa di baca, siapa tau makin suka heheh 😅
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ｋｉｓａｈ 𝔂𝓪𝓷𝓰 Ｓａｌａｈ
"Gindra udah kelewatan!"
Levano pun hanya mengangguk. Ia tadi mau tak mau menceritakan semua kejadian tentang teror yang dapatkan karena Bi Suni malah menceritakan tragedi kaca kamarnya yang pecah kepada teman-temannya itu. Juga karena mereka menuntut Levano untuk menjelaskan semuanya.
"Bahaya, No. Kalau lo mau cari keberadaan mereka sendirian. Bener kata David, kasus ini harus di tuntasin bareng," kata Ezra.
"Dan sekarang, nyawa lo sama Aruna hampir jadi korban. Untung aja lo selamat, No," kata Haidar.
"Kasus ini harus di selesaiin sekarang juga. Kalau berkepanjangan, bahaya apa lagi yang bakal mengintai lo, No," kata Fazwan.
"Gue setuju,"
Garet pun mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan alamat suatu tempat.
"Gue barusan dapet alamat markas Gindra. Kemarin gue sama Levano udah nelusurin jalan yang di beri tau pidana kasus Gindra," jelasnya.
"Hah? Pidana kasus Gindra? Pidana yang mati di bunuh?" tanya David.
"Apa? Di bunuh?" tanya Fazwan, A Haidar dan Ezra.
"Iya, dia di bunuh, setelah kasih petunjuk jalan menuju markas Gindra sekarang. Tapi petunjuk itu gak tuntas, dan sekarang gue dapet alamat ini dari nomer yang gak di kenal. Dia bilang, ini alamat Gindra," katanya.
"Apa?!" seru yang lainya.
"Ret, kirim alamat itu ke gue," kata Levano.
"Oke!"
Sementara yang lainnya hanya menatap serius kepada keduanya. Mencerna teka-teki rumit dari kasus ini.
"Kalau gitu, kita telusuri aja jalan ini besok. Gue lihat, cuaca sekarang mendung, takutnya nanti hujan malah kurang efektif," pendapat David yang di angguki teman-temannya.
"Oke, kalau gitu besok kita ketemuan di cafe Haidar," final Levano. Levano pun langsung berbisik kepada Garet.
"Gue curiga sama penjaga polisi narapidana kemarin. Lo lihat kagak? Di tanganya ada tato sayap,"
"Hah? Maksud lo? Dia suruhan Gindra?" bisik Garet.
"Mungkin, iya,"
♫ ♪ ♫
Pukul 20.00 malam.
Levano kini merenung menatap jalan sepi menuju alamat yang di beri Garet. Entah kenapa sedari tadi hatinya tak tenang, oleh karena itu ia pun memberanikan diri untuk menelusuri sebentar alamat itu.
