45. Kekecewaan

13 0 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kisah

𝔂𝓪𝓷𝓰 Salahh

"Apa!!!"

"Jadi selama ini lo yang ngikutin gue!!" kata Levano murka karena sahabatnya sendiri, David lah si penguntit helm sayap elang.

"Gue bisa jelasin!!"

Levano pun hampir melayangkan pukulannya kepada David. Buru-buru David menjauh.

"Lo dengerin dulu pun kepada gue!!" sentak David.

"Gue tau siapa dalang pembunuhan nyokap lo. Apa yang dikatain Aruna tentang Papa nya itu bener, No!!" katanya.

"Dan gue selama ini udah ngumpulin semua bukti! Dan ini!!" katanya sembari menujuk koper hitam yang ia pegang.

"Ini bukti yang bakal jadi penentu!" jelasnya

Sontak terdiam, energi dalam tubuhnya seakan menghilang setelah mendengar semua penjelasan David. Jantungnya berpacu, firasatnya seakan akan ada hal yang akan sangat menyecewakan dirinya.

David pun menghampiri Levano, ia tau bagaimana bingungnya berada di posisi Levano. Ia pun menepuk bahu Levano yang terdiam dengan tatapan kosong dan melihat keadaan di sekitarnya.

"Mending kita cabut dari sini secepatnya, sebelum suruhan bokap lo datang lagi," katanya lalu ia pun menaiki motornya.

"Gue bakal ngasih tau semuanya sekarang. Ikutin gue," suruhnya, Levano pun mengangguk dan langsung berlari ke mobilnya dan mengikuti David dari belakang.

"Gue harap, semua kasus ini bisa selesai hari Ini juga,"

ᵏⁱˢᵃʰ ʸᵃⁿᵍ ˢᵃˡᵃʰ


"Aruna! Gue nemuin liontin gitarnya!!" seru Cesia.

Aruna pun langsung bahagia mendengar kabar itu dan langsung menghampiri Cesia, matanya berbinar terharu karena kedua liontin itu akhirnya bisa ia pegang. Walaupun kalung ini sudah tak utuh seperti sedia kala.

"Makasihh, Cesi," lirih Aruna menangis.

Cesia yang melihatnya pun ikut sedih.

"Aruna ah!! Jangan nangis! Gue jadi mau nangis juga," sendunya.

Aruna pun mengangguk dan berusaha tersenyum.

"Gue yakin, setelah pengadilan nanti, semua penderitaan lo bakal berakhir dan Papa lo bisa bebas dari tuduhan," katanya.

"Aamiin ..."

"Cesi, Runa!! Kalian dari mana aja hah??!!" seru Bryta yang cemas langsung berlari kearah dua sahabatnya itu.

"Gue telpon kalian berdua, malah pada gak di angkat. Mama lo juga, Run. Tanyain lo terus. Pada ngapain sih di sini??"

"Kita berdua lagi cari liontinnya Aruna," katanya langsung memperlihatnya liontin itu yang sudah rusak.

Kisah yang Salah (New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang