Part 6

2 1 0
                                    

#.How to? Accept.

Coba tanyakan saja ke orang-orang dewasa di kota ini, siapa yang bisa jalan-jalan di hari kerja di jam empat sore. Jawabannya: mana ada! Kalau kau ingin menjawab sejenis : "ada, orang lagi cuti" atau "ada, orang yang lagi nganggur" atau bahkan "ada, orang yang sehe" , ku sarankan kau untuk lebih baik tutup mulut jak lah.

Tapi di sinilah aku, berkonsentrasi agar tidak menabrak orang yang ada di depan. Jam pulang kerja di Pontianak memang menimbulkan kepadatan. Hanya kepadatan bukan kemacetan . Sedangkan aku bukanlah termasuk orang-orang ini, orang-orang yang jalan pulang ke rumah. Justru aku adalah orang yang bepergian, ke tempat wisata baru pula!

Tidak mengapa lah, untuk menyenangkan teman yang sebentar lagi akan pergi dan kembali ke rutinitasnya sebagai mahasiswa. Sekali-sekali melenceng dari kebiasaan bukan masalah besar.

Hari-hari belakangan ini belum ada yang signifikan dari Sélene. Walau dia sudah berani keluar kompleks--ini pun kalau awalnya tak ku seret pagi-pagi ke SSA, aduh jangan harap lah!-- roman ketakutannya masih ada. Biarpun tampilannya rileks, Sélene lebih banyak diam. Bicara maupun bercanda sekenanya. Jangan berharap dia tertawa tergelak-gelak, paling maksimal adalah nyengir lebar. Kadang kulihat jika di tempat tertentu dia menggigil sebentar lalu dia mulai tenang tapi rahangnya yang menegang.

Dan hari ini, berita bagusnya, reaksi itu mulai samar. Saat aku ajak dia ke Korem yang baru, dia malah sudah bisa mengutarakan ketakjubannya.

"Wow, berubah ya. Lebih luas dan hijau. Ada taman baca pula."

Ada beberapa spot yang tak ingin sama sekali dilewatinya. Aku pun tak memaksanya. Semua perlu waktu. Tak perlu tergesa-gesa.

Aku cukup terkejut saat Sélene mengusulkan untuk ke Waterfront City , tempat baru di Pelabuhan Senghie itu. Kemudian ku pikir, itu bagus. Setidaknya ketakutan Sélene tidak lagi mendominasi. Ku katakan padanya, oke tapi aku harus menyelesaikan beberapa urusan di tempat kerja paruh waktuku. Kejutan lain muncul.

"Mungkin aku pengen jalan duluan sendiri, gimana?"

Yeah, orang yang mau sembuh kadang banyak kejutan. Aku menyetujuinya dan memberi arah lewat jalan-jalan besar.

Kalau ku ingat lagi saat-saat jatuhnya Sélene, rasanya mengerikan sekali. Kala itu, Eza menelepon dan mengatakan bahwa Sélene terlanjur tahu. Kemudian dalam keadaan terguncang itu dia pergi entah ke mana. Punggungku langsung disengat dingin. Ingin rasanya memaki Eza tapi yang ku lakukan adalah berkendara pulang. Tak lama setelah aku sampai, Sélene muncul di rumahku. Selamat, tetapi ekspresinya hancur. Tiga hari kemudian kami--terpaksa--bicara bertiga. Pahit tapi akhirnya kami mengerti salah kami masing-masing. Termasuk Sélene. Dia mengerti namun tetap saja dia hancur. Seminggu dia tidur di rumahku dan seminggu itu pula bibirnya terus merapal kata 'kenapa?' . Melihat itu, aku ingin menangis.

Hidup terus berjalan. Matahari terus muncul setiap pagi tak pernah peduli ada orang yang perlu jeda untuk meredakan sedikit kesakitan. Begitu juga Sélene. Dia harus sekolah. Dia harus ujian. Dia harus tes masuk perguruan tinggi dan akhirnya dia pergi ke Jogja. Tanpa cahaya terang di wajahnya.

Aku memasuki Jalan Barito yang selalu sempit dan tersendat karena truk-truk besar milik gudang bertempat di sepanjang jalan itu. Dengan kesabaran level medium akhirnya aku sampai di gerbang masuk Waterfront City. Langit mengoranye cantik dan angin sungai bertiup menyenangkan.

Seandainya ketakutan Sélene itu sejelas fisik kotak kayu, mungkin ada baiknya menghanyutkan saja di sungai ini. Membiarkannya dibawa arus sepanjang aliran ataupun hilang tenggelam di kedalaman.

Sayangnya tidak seperti itu.

****

"Hei! Udah lama?" seru Lina menyadarkanku dari lamunan di sela menatap sungai. Ku alihkan pandangan ke arah Lina yang sekarang ikut duduk bersamaku di salah satu ubin dengan spot tanaman hijau di belakang kami. Lina menoleh ke arahku lagi sambil menaikkan kedua alisnya, menunggu jawaban. Aku bergumam panjang dan berpura-pura berpikir.

Coretan Melodi - The Love Playlist Volume 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang