Part 4

1 0 0
                                    

Waktu terus berlalu. Setiap orang terus berenang bersama kepentingan dan pekerjaan masing-masing. Tidak jarang mereka melupakan peristiwa yang terjadi kemarin. Begitu pula Arini dan Gery. Sebagai manusia dewasa, mereka punya pekerjaan yang harus diselesaikan. Arini menghibur pendengarnya sementara Gery dihadapkan pada berkas-berkas laporan dan kinerja bawahannya. Bedanya, Arini menganggap kehadiran Gery sama seperti orang-orang lainnya. Orang-orang yang selalu datang dan pergi dalam lingkaran sosialnya. Nothing special.

Lain halnya Gery. Pertemuan kembali dengan gadis yang disukainya sembilan tahun lalu merupakan suatu kesempatan. Gery tahu bahwa perasaannya belum berubah-- walau terhitung ada tiga perempuan yang pernah mengalihkan perasaannya selama sembilan tahun ini. Tetapi Gery tak perlu buru-buru melakukan pendekatan. Prioritasnya saat ini adalah mencari jawaban atas pribadi baru Arini yang mengganggu pikirannya. Alasan mengapa perempuan itu seolah mengenakan topeng. Ke mana perginya semua energi positif yang dimilki perempuan itu.

Langkah pertama, Gery mencari tahu kehidupannya di radio. Gery sekarang rajin menyetel saluran radio Swara, khususnya saat Arini yang mengudara-- dalam seminggu, dua kali siaran siang hari, empat kali di malam hari, satu hari off . Arini yang dikenal sebagai 'Asha' adalah sosok Arini yang Gery kenal. Ceria, penuh canda, selalu bisa cocok dengan partner penyiarnya-- baik itu narasumber ataupun pasangan pembawa acara bersamanya. Pokoknya perempuan itu menularkan kebahagiaan dalam siarannya. Bila siaran itu juga Live Instagram , Gery juga menyaksikannya. Dan yang dilihatnya memperkuat dugaan kemarin-kemarin. Arini menjadi dirinya sendiri kalau sedang berada di udara.

Lalu kenapa di dunia nyata dia begitu berbeda. Mengapa dia justru dingin ketika berpijak di tanah? Akting kah? Atau ada sesuatu yang menimpanya sembilan tahun ini? Karena Gino kah? Pertanyaan demi pertanyaan berebut memenuhi kepala Gery yang semakin dipikirkan bagaimanapun ia belum tahu jawabannya.

*****

Gery sedang dibawa turun oleh eskalator ke lantai dasar sebuah mal besar kota tempat dia membuka distro di lantai satu. Dia teringat kalau kulkas di rumahnya nyaris kosong dan dia memutuskan untuk turun ke Hypermart, berbelanja logistik.

Gery tertawa dalam hati. Belanja makanan? Apalah yang diharapkan dari asupan makanan untuk seorang bujangan 27 tahun yang tinggal sendirian?-- Gery membeli rumah sederhana dari uang warisan ayahnya dan memutuskan hidup mandiri. Biar statusnya pria mapan seorang GM perusahaan besar, gaya hidupnya tidak ada beda seperti saat ia nge-kos di Jakarta, kuliah. Makan? Nasi, telur, mi instan... klop sudah! Ibunya kadang gemas sendiri saat sidak--inspeksi mendadak--, datang di suatu pagi Sabtu ke rumah anak tengahnya ini.

"Kamu tuh ya, Ger! Perlu cari istri segera. Biar ada yang ngurus makanmu ini," celetuk Ibunya sambil berkutat di kompor, menumis oseng sayur untuk anaknya. Sementara Gery mengkeret di sofa depan televisi yang menyala. Meringis mendengar omelan main-main Ibunya.

Gery berjalan pelan di area roti saat pandangannya bertemu dengan tatapan Arini yang sedang memasukkan dua pak roti tawar ke troli. Gery otomatis tersenyum senang dan menghampiri perempuan itu.

"Halo," sapa Gery. Wajahnya sumringah maksimal. Arini tersenyum ramah.

"Setiap ketemu pasti berhubungan dengan makanan, ya." ujar Arini masih dengan raut wajah ramah namun sekenanya.

Gery tertawa pelan mengiyakan. Pria itu menoleh ke dalam troli dan mendapati isi-isi belanjaan Arini yang khas belanjaan normal dan sehat untuk keluarga. Gery teringat bahwa Arini memiliki keluarga yang cukup besar-- orangtua, Arini dan dua adik.

"Komplit ya, Rin." tunjuk Gery ke isi troli Arini.

Perempuan itu tersenyum simpul tidak berkomentar apa-apa. Sedetik, pandangan Arini terarah pada keranjang belanja Gery. Keranjang itu berisi peralatan khas cowok. Beberapa minuman kaleng dan tentu saja tumpukan mi instan. Gery mengikuti arah pandang Arini. Saat mereka bertatapan lagi, Gery mengedikkan bahu.

Coretan Melodi - The Love Playlist Volume 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang