16. HANCURNYA HARGA DIRI

261 43 15
                                    

Sudah hampir sembilan bulan berlalu, sikap dingin Handaru tak juga berubah.

Seperti hidup sendirian, bahkan intensitas percakapan yang mereka lakukan di dalam rumah itu bisa terhitung jari.

Semenjak usia kehamilannya yang semakin menua, Mitha memang memutuskan untuk pindah kamar tidur di lantai bawah karena dia merasa lelah jika harus bulak-balik naik turun tangga jika tetap memilih kamar di lantai atas.

Sejak itu pula, intensitas pertemuan Mitha dengan Handaru semakin jarang.

Hanya saat sarapan pagi meski tak pernah sarapan bersama, karena pada malam hari, Handaru lebih sering pulang larut malam sementara Mitha sudah tidur lebih dulu.

Bahkan di hari weekend tiba, Handaru tetap menghabiskan waktunya di luar rumah.

Mitha yang merasa sudah tidak tahan dengan semua sikap buruk dan semena-mena Handaru terhadapnya memutuskan untuk mengikuti kemana suaminya itu pergi setiap weekend.

Dengan langkah pendek akibat ruang geraknya yang terhalang perut buncitnya, Mitha terus berjalan menyusuri sepanjang jalanan di pusat kota London.

Dia masih membuntuti kemana suaminya melangkah. Berulangkali Mitha mengusap jemarinya yang dingin karena salju yang turun hari itu cukup lebat. Mendekati penghujung tahun, suasana kota London terlihat memutih karena tertutup salju musim dingin.

Sekali lagi, Mitha merapatkan jaket tebalnya.

Di sebuah bangunan yang berlokasi tak jauh dari perumahan tempat tinggalnya, Mitha mendapati Handaru masuk ke dalam sebuah apartemen mewah.

Di lobi apartemen, suaminya itu sempat berbicara sebentar dengan resepsionis lalu beranjak ke arah lift.

Mitha masih mengikuti, meski setelahnya dia tak ikut naik ke dalam lift melainkan memilih untuk menunggu Handaru di dalam resto yang berada di lobi.

Sebelumnya Mitha sudah bertanya pada resepsionis mengenai lokasi tujuan Handaru saat itu, namun berhubung Mitha tidak bisa memberikan identitas aslinya pada sang resepsionis, maka resepsionis itu tidak bisa memberikan keterangan apapun pada Mitha dengan alasan melindungi privasi penghuni apartemennya.

Hampir dua belas jam Mitha menunggu, akhirnya Handaru terlihat keluar dari lift sambil bergandengan tangan dengan seorang perempuan berpakaian seksi.

Keduanya tampak akrab dan mesra.

Setelah Mitha mengamati lebih jelas, nyatanya, perempuan yang kini berada bersama Handaru itu tak lain dan tak bukan adalah perempuan yang pernah Mitha temui di bandara saat dirinya hendak berangkat ke London sembilan bulan yang lalu.

*****

Seperti biasa, Handaru pulang ketika waktu larut malam sudah lewat.

Jika biasanya lelaki itu melihat keadaan rumah yang sudah gelap, kali ini dia justru melihat lampu ruang tamu masih menyala dengan Mitha yang tampak duduk di atas sofa sambil melamun.

Handaru baru saja menyampirkan jas tebalnya ke gantungan pakaian kayu tak jauh dari rak sepatu. Lelaki itu mengganti alas kakinya dengan sandal rumahan.

Merasa ada yang tidak beres, Handaru menghentikan langkahnya tepat di hadapan Mitha duduk.

"Ada apa? Kenapa belum tidur?" Tanya Handaru dingin.

THE BRIDAL SHOWER (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang