Mitha sudah berdandan cantik.
Sebuah dress berwarna putih yang memang di rancang khusus untuk Ibu hamil tampak membalut tubuhnya yang sedikit lebih gemuk.
Rambut panjangnya dia biarkan tergerai lurus menutupi punggungnya yang sedikit terbuka. Dress yang dia gunakan memiliki model yang agak rendah di bagian dada, itulah sebabnya Mitha mengakalinya dengan sebuah cardigan cantik berwarna hitam.
Belum lama, dia baru mendapat sebuah pesan dari sang suami yang mengatakan bahwa kini Handaru sedang berada di perjalanan untuk menjemputnya.
Mitha duduk dengan gelisah di sofa ruang tamu menunggu kedatangan Handaru. Sesekali dia melirik ke arah jam dinding berharap waktu berputar lebih cepat.
Hatinya sudah benar-benar tidak sabar untuk melewati malam ini.
Malam, yang pastinya akan menjadi malam yang paling romantis dan menyenangkan yang akan dirinya lalui bersama Handaru.
Suara pintu yang dibuka dengan keras cukup mengejutkan Mitha yang sontak menoleh.
"Mas?" Sapa Mitha dengan sepulas senyum manis. Dia buru-buru bangkit dari duduknya hendak menyambut kedatangan Handaru, namun, sesuatu yang tak pernah Mitha duga sebelumnya, tiba-tiba saja terjadi...
PLAK!
Tubuh Mitha tersungkur ke sofa ruang tamu setelah sebuah tamparan keras mampir di wajahnya yang berseri-seri.
Napas Mitha tercekat, seolah baru saja terbangun dari buaian mimpi-mimpi indah. Dia meraba pipinya yang nyeri.
Belum sempat Mitha berpikir lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya telah terjadi, mengenai alasan perubahan sikap Handaru terhadapnya, lagi-lagi Mitha dikejutkan dengan tindakan brutal Handaru yang mencengkram kuat lengannya dan menariknya kasar. Handaru menggiring tubuh Mitha menuju kamar mandi.
"Mas... Mas... Apa yang kau lakukan? Ada apa? Sakit Mas..." Jerit Mitha saat Handaru tak sama sekali menghiraukan dirinya yang kesulitan menyamai langkah Handaru yang panjang.
Mitha terjatuh di tengah jalan. Wajahnya meringis menahan nyeri yang luar biasa hebat di perutnya.
"Mas..." Tangis Mitha pecah saat dia kembali harus mendapatkan sebuah perlakuan kasar Handaru yang menjambak keras rambutnya. Handaru menyeret tubuh Mitha ke dalam kamar mandi.
"Mas... Berhenti... Perutku... Perutku... Sakit... Arghh..." Mitha berusaha menyadarkan Handaru bahwa dia tengah mengalami kontraksi hebat pada perutnya. Namun sayangnya, lelaki itu sama sekali tak perduli dengan rintihan dan teriakan Mitha yang meminta Handaru untuk menghentikan aksinya.
Lelaki itu melucuti pakaian Mitha dengan mengguntingnya. Dia mengguyur tubuh Mitha yang tergolek lemah di lantai kamar mandi dengan air dari kran shower yang bersuhu dingin.
Tubuh Mitha menggigil seketika. Dia kesulitan bicara akibat hawa dingin yang menyelimuti tubuhnya.
"M-mas... H-he-n-ti-kan..." Mitha memeluk tubuhnya yang kedinginan saat Handaru tak juga berhenti mengguyur tubuhnya.
"KAU SUDAH MEMBOHONGIKU MITHA! KAU PENIPU! KAU BENAR-BENAR WANITA RENDAH! KAU BAHKAN LEBIH RENDAH DARI APAPUN MITHA! AKU BENCI KAU MITHA! AKU MEMBENCIMU!"
BUGH!
Handaru membenturkan kepala Mitha ke dinding.
Sensasi dingin dan nyeri pada area perutnya serta benturan di kepala akibat perlakuan Handaru, sukses membuat Mitha hampir kehilangan kesadaran.
Puas menyiksa Mitha, Handaru pergi meninggalkan sang istri yang tergolek lemah di lantai kamar mandi.
Lelaki itu pergi menemui Angel.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BRIDAL SHOWER (End)
Lãng mạnONE NIGHT STAND 2. SPINNOF ARSENIO MALIK AKBAR. ***** Indahnya pernikahan kini tinggal lah angan-angan semu bagi Mitha, ketika dia harus menerima kenyataan bahwa dirinya tengah berbadan dua. Mitha hamil hasil pemerkosaan yang dia alami di malam pera...