Malam semakin larut.
Keadaan sekeliling area kafe yang terletak di lobby hotel terlihat mulai sepi pengunjung.
Lantunan musik mellow terdengar merdu, mengalun syahdu dan mendayu-dayu.
Sudah satu jam berlalu pasca pertengkarannya dengan Mitha, Handaru bahkan masih bergeming di tempatnya duduk, di salah satu meja kafe yang terletak di ujung ruangan.
Handaru sengaja mencari lokasi yang tersembunyi karena dirinya memang sedang ingin menyendiri.
Pengakuan Mitha yang diucapkan wanita itu di malam pertama mereka layaknya sebuah bom dahsyat yang menghancur leburkan hati Handaru hingga menjadi serpihan-serpihan kecil. Harapannya melewati malam pertama yang indah dan menyenangkan kini berubah menjadi mimpi buruk.
Handaru benar-benar tidak menyangka jika Mitha bisa tega membodohinya, menipunya, membohonginya!
Kenapa Mitha?
Kenapa kamu melakukan ini padaku?
Apa salahku?
Bisik batin Handaru pedih.
Lelaki itu tidak bisa menerima ini.
Kenyataan ini membuatnya merasa seperti boneka bodoh yang bisa dipermainkan sesuka hati.
Apakah mungkin kini Mitha tertawa menyaksikan keadaan hatinya yang tengah sekarat?
Apakah mungkin kini Mitha bersenang-senang di atas penderitaannya?
Lagi, Handaru meraih sloki winenya.
Satu hal yang sudah lama Handaru tinggalkan kini kembali dia lakukan, yaitu menenggak alkohol.
Saking frustasinya dia, Handaru berpikir dengan meminum-minuman beralkohol dirinya bisa melupakan sejenak kesakitan hatinya.
Meski, kenyataannya hal itu tak cukup membantu.
Handaru mengesah pelan saat lagi-lagi ingatannya tertuju pada Mitha.
Hadir perasaan bersalah karena telah menyakiti hati wanita yang begitu dia cintai itu.
Tapi anehnya, egonya sebagai lelaki lah yang pada akhirnya tetap menang.
Handaru merasa bahwa Mitha sudah mempermainkan hatinya.
Membohonginya!
Menghancurkan harapannya!
Dan wanita itu, harus menebus semuanya!
*****
Malam itu, setelah lelah menangis, Mitha akhirnya tertidur di sofa di dalam kamar hotel yang menjadi kamar pengantinnya.
Saking pulas tertidur, mungkin karena efek lelah setelah melewati serangkaian prosesi pernikahan yang panjang, Mitha bahkan tak sadar ketika tubuhnya dipindahkan oleh seseorang ke atas tempat tidur.
Seseorang itu terlihat begitu beringas memperlakukan Mitha hingga dia berhasil melepaskan satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Mitha.
Kelopak mata Mitha terbuka saat kesadarannya mulai kembali akibat sebuah hentakan kasar ditempat tidur.
Mitha terbelalak kaget saat melihat Handaru kini sudah berada di atas tubuhnya.
"M-mas?" Gumam Mitha saat bibir Handaru terus menjejaki jengkal tiap jengkal tubuhnya.
"Hm, M-mas, jangan kasar-kasar," ucap Mitha lagi saat merasakan tangan Handaru meremas kencang bagian sensitif dari bagian atas tubuhnya.
Hingga pada saatnya, Mitha sadar bahwa Handaru mabuk, Mitha buru-buru melepaskan diri dari kukungan tubuh Handaru yang menguasainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BRIDAL SHOWER (End)
RomanceONE NIGHT STAND 2. SPINNOF ARSENIO MALIK AKBAR. ***** Indahnya pernikahan kini tinggal lah angan-angan semu bagi Mitha, ketika dia harus menerima kenyataan bahwa dirinya tengah berbadan dua. Mitha hamil hasil pemerkosaan yang dia alami di malam pera...