Chapter 10

143 25 6
                                    

Youngjo menjadi lebih sering berkunjung setelahnya. Tidak jarang ia membawa buah tangan berupa sisa makanan istana yang membuat Geonhak berpikir kenapa manusia sangat suka membuang-buang makanan selezat dan semewah itu.

Meski awalnya tidak begitu suka, tetapi Omega kembar dalam pack mereka dengan cepat menyukai Youngjo. Mereka akan duduk dan mendengarkan apapun yang Youngjo sampaikan mengenai kegiatannya di istana. Dan harus Geonhak akui, Alpha yang satu itu memang tak banyak berubah. Ia tetaplah seorang kutu buku seperti Hyungu dan semakin piawai dalam bercerita secara lisan.

Terkadang Youngjo juga akan membawakan beberapa gulungan dan buku berisi filsafat, meminjamkannya kepada si kembar. Membuat Harin dan Yonghoon yang memilih untuk ikut mengawasi keadaan sekitar dengan Seoho jadi tertarik belajar bersama.

Youngjo sendiri kagum mengetahui bagaimana pack yang akan tinggal dengannya kelak sangatlah damai dan sesuai dengan impiannya saat kecil. Mereka membuang jauh sistem hierarki sebagaimana serigala hidup berkelompok dan memilih mengerjakannya bersama-sama.

Yonghoon sebagai Alpha, tidak merasa 'rendah' untuk menanyakan pendapat yang lain dan menuruti kemauan mereka. Dongmyeong maupun Dongju sangatlah mudah terbaca dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk mengutarakan serta memperjuangkan apa yang mereka anggap benar. Memang kepribadian anggota-anggota yang baru Youngjo kenal sangatlah bertolak belakang, tetapi sikap Harin yang lembut sekaligus tegas juga sangat membantu dalam menyelesaikan masalah yang ada.

"Woahh~" Hyungu terkesiap menatap jutaan bintang yang bertabur di atas dan dilihatnya dari tongkat panjang dengan lensa yang dipinjamkan Youngjo.

"Aku sangat ingin memberikannya padamu, hanya saja teleskop itu milik ilmuwan Raja," timpal Youngjo. "Mungkin kalau mereka membuat lebih banyak, aku bisa meminta satu."

Pemuda bersurai merah itu merasa puas melihat wajah Hyungu yang terkagum-kagum dengan pemandangan yang disaksikannya, karena biasanya mereka hanya bisa melihat dengan mata telanjang. Itupun harus mencari momen yang tepat dimana langit malam tidak tertutup awan.

"Aku juga mau lihat!" Dongju dan Dongmyeong berebut giliran, tetapi Hyungu tentu takkan mengalah secepat itu.

Youngjo tertarik untuk menonton pertengkaran itu sampai Harin menyerukan namanya dan mengurungkan niatnya.

"Biar aku yang melerai mereka," ujar Beta itu lalu menunjuk Geonhak yang entah sedang apa bersama kuda milik Youngjo. "Sepertinya ada yang cemburu karena tidak dipedulikan."

Youngjo mengangguk dan bergegas menemui mate-nya yang kian hari semakin nampak suram. Ia terlalu sibuk untuk mengambil hati dan mengenal pack tersebut sampai-sampai melupakan bahwa Geonhak juga butuh perhatiannya.

Terutama Seoho juga tak begitu ramah menyambutnya dan memilih pergi berkeliling selagi Youngjo ada di sana. Sampai Geonhak menyuruh Yonghoon untuk menjaga Omega itu dan mencegahnya melakukan hal bodoh.

Dari ketiga sahabatnyapun, hanya Hyungu yang benar-benar menerima keadaan baru Youngjo. Saat kecil, Youngjo jarang bermain dengan Seoho karena anak itu jauh lebih suka membolos kelas prakarya ketimbang Geonhak. Karenanya, Youngjo juga tak tahu bagaimana untuk kembali mendapatkan kepercayaan Seoho.

"Geonhak?" Suara lembut Alpha itu mengusik kegiatannya.

Youngjo tersenyum melihat bagaimana cepatnya Geonhak bereaksi meski Omega itu langsung bersedekap dan kembali membelakanginya. Ia kembali bertanya sembari memperhatikan tangan Geonhak yang masih mengelus moncong kudanya, "Kau sudah akrab dengan Hak-ie ternyata."

"Dari sekian nama dan kau memilih Hak-ie?" dengus Geonhak.

Youngjo tertawa kecil, masih mengulum senyumnya. "Karena dari sekian nama, hanya kau yang ada di pikiranku saat itu."

Geonhak memutar bola matanya malas, menarik kembali tangannya lalu menyilangkan kedua lengannya di depan dada. Masih enggan untuk memberikan atensinya pada sang Alpha yang sudah berada di dekatnya sekarang.

"Kau merajuk seperti anak serigala, Geonhak." Youngjo menambahkan saat dirasanya Geonhak takkan menjawab apapun. "Imutnya~"

"Aku tidak merajuk, ya!" Omega itu mengelak dengan sengit. "Dan aku tidak imut!"

"Oh, benarkah?" kekeh Youngjo, menyisir surai snow blonde yang sangat halus itu dengan jemarinya. Geonhak tidak menolak. "Lalu apa yang mengganggumu?"

"Hanya membiasakan diriku dengan kegiatan manusiamu." Geonhak berujar apa adanya. Ia sudah mengadakan perjanjian tak terucap dengan Youngjo untuk tidak berdebat lebih dari dua puluh empat jam. "Kau juga harus bicara pada Seoho. Aku tahu kalian tidak begitu dekat, tetapi sebenarnya dia juga sangat mengkhawatirkanmu dan keadaan pack."

Youngjo mengangguk mengerti. "Aku sudah akan bicara, tetapi dia terus menghindar."

"Kalau begitu kejarlah. Aku akan menunggumu di sini dengan yang lain."

"Nanti saja. Sekarang aku ingin bersamamu dulu. Aku sudah membuatmu menunggu selama sepuluh tahun. Sekarangpun kau kembali menjalaninya hingga musim gugur tiba," balas Youngjo, tangannya turun dan berganti membelai pipi yang mulai sedikit berisi itu. "Rasanya tidak adil kau terus menantikanku tanpa ada balasan yang setimpal."

Perkataan Youngjo seketika menghangatkan wajah Geonhak. Omega itu mencibir meski ia sendiri tak dapat menahan rasa senangnya.

"Kau baru berkata seperti itu setelah mengabaikanku dan sibuk dengan yang lain."

"Kau cemburu?" Youngjo kembali terkekeh geli setelah mengetahui akar masalahnya.

Mendengar isi hatinya yang dibuka blak-blakan seperti itu, Geonhak melotot tak senang. "T-Tentu saja tidak! Kau gila, ya?! Untuk apa aku cemburu dengan teman masa kecilku yang ingin mengenal keluarga barunya? Oh, yang benar saja! Aku juga tahu sedekat apa kau dengan Hyungu, jadi aku tak pernah mengkhawatirkan hal semacam itu!"

Masih belum cukup mengomel, Geonhak melanjutkan, "Banyak sekali hal yang penting untuk dipikirkan? Tentang keselamatan kita, di mana kita akan tinggal nantinya setelah kau bergabung, mengenai apakah kita berdua harus berdiam di satu gubuk atau terpisah. Banyak, Youngjo! Kita sudah dewasa dan sungguh mempermasalahkan semacam cemburu atau sejenisnya sangatlah kuno!"

Nafas Geonhak menderu begitu ia selesai menyampaikan kekesalannya, meski ia juga tidak benar-benar kesal. Bahkan Geonhak tak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan saat ini. Mengapa jantungnya seperti akan membuncah keluar kalau ia terus-terusan diam seperti sekarang.

Tetapi Youngjo setia hening dan menangkup sebelah pipinya dengan jemarinya. Geonhak memang menyukai sentuhannya. Begitu hangat dan tak pernah dirasakannya sekian lama, namun di saat bersamaan iapun merasa semakin kecil ditatap Youngjo selekat itu.

Ia jadi semakin penasaran apa yang dipikirkan Youngjo dengan jarak sedekat ini dengan tidak membalas amukannya sama sekali. Tersinggung? Ingin muntah? Atau bagaimana?

"K-Katakanlah sesuatu, bodoh," ucap Geonhak terbata, tak kuasa menahan debaran di dadanya yang semakin meningkat demikian juga wajahnya yang kian memanas. "Kau m-membuatku malu sekarang."

Youngjo meneliti paras mate dalam tangkupan tangannya dengan tatapan teduh, beserta feromon khas sang Alpha yang menenangkan dan ingin Geonhak resapi untuk waktu permanen.

"Aku tak ingat kalau kau secantik ini, Geonhak."

∞∞∞

✅ The Fallen Alpha [ONEUS; Youngdo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang