Chapter 16

184 25 25
                                    

"Akhirnya~"

Keonhee tersenyum puas sembari mengangkat tinggi sebuah lentera berbentuk persegi panjang yang dibuatnya hingga pagi. Kantuk dan lelah terbayarkan hanya dengan satu benda yang ia buat dengan sepenuh hati, meski tukang kebun istana cukup dibuat heran karena Keonhee tiba-tiba meminta beberapa sisa batang bambu.

"Tidak seburuk itu," ucapnya, masih memandangi hasil karyanya yang jauh dari kata sempurna. "Apa aku harus mengecatnya? Tapi aku tak tahu dia suka warna apa..."

Selanjutnya Keonhee memukul pelan kepalanya dan tertawa-tawa sendiri, "Aku sudah gila... Begadang semalaman membuat satu lentera untuk orang asing, padahal aku bisa membelinya."

Sepulang dari perjalanannya, Keonhee memang tidak berniat tidur. Seoho memberi sinyal padanya agar ia bisa berkunjung lagi dan tentu kesempatan itu takkan disia-siakannya. 

Keonhee terlalu bersemangat untuk memuaskan rasa penasarannya. Ia ingin tahu bagaimana reaksi Seoho saat melihat benda yang diinginkannya. Itu sebuah permintaan tak terucap yang terlalu sederhana, karena itu Keonhee tidak sabar untuk mengetahui wajah Seoho saat tersenyum nantinya.

Sedikit banyak pemuda dengan rambut hitam kemerahan itu mengingatkan Keonhee pada Youngjo saat ia baru tiba di istana. Begitu kaku, dingin, dan teramat sulit untuk digapai. Seandainya Keonhee bisa membaca pikiran dan menembus ingatan mereka agar ia tak perlu bertanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu hingga mereka menjadi pribadi yang seperti ini.

"Oh, iya. Youngjo!" Keonhee menaruh lenteranya dengan hati-hati ke atas area lantai yang bebas dari peralatan lainnya, kemudian berjalan ke kamar Youngjo.

Ia berdoa di dalam hatinya agar si merah sudah kembali dengan selamat dan tidak dalam keadaan sedang birahi seperti kemarin, mengingat sekarangpun sudah menjelang fajar. Jadi ia akan mencoba untuk bersikap biasa, kali ini lebih ramah karena iapun tak tahu bagaimana caranya meminta maaf pada Youngjo karena telah menyinggungnya.

Tetapi jantung Keonhee dibuat melompat saat melihat pintu kamar Youngjo yang telah terbuka dan menampakkan sosok lain yang sudah tiba di sana lebih dulu. Dan Keonhee, selama 10 tahun melindungi Youngjo dari masalah, tidak pernah ia membayangkan situasi seperti ini terjadi.

Hwanwoong duduk di atas tempat tidur Youngjo yang berantakan, sementara pemiliknya, seperti yang telah Keonhee takutkan, belum kembali dari keluarganya.

Sialan kau, Youngjo! teriaknya dalam hati, berusaha memikirkan alasan terbaik untuk mengelabuhi Hwanwoong.

Keonhee membasahi bibirnya yang mendadak kering, terutama ketika Hwanwoong tiba-tiba mengangkat wajahnya dan menatapnya dengan ekspresi sulit terbaca. Mengapa setelah 15 tahun mereka hidup bersama dan baru hari ini Pangeran begitu rajin hingga tidak perlu dibangunkan olehnya?!

"Youngjo. Ke mana dia?" tanya Hwanwoong lembut dan Keonhee bersumpah perutnya sungguh mulas akan suara yang entah mengapa terdengar menyeramkan di situasi begini.

"P-Pangeran!" sapa Keonhee terbata. Ia menggosok tangannya yang basah akan keringat lalu memasang senyum semeyakinkan mungkin, "Y-Youngjo... Ah! Youngjo pasti sedang sleep-walking. D-Dia terkadang tidur di taman belakang, kadang juga ke dapur dan mencuri makananku. Ahahahahah!!!"

Tawa garing Keonhee membuat Hwanwoong tersenyum kecil dan mengangguk-ngangguk. "Oh, ya? Apa dia pernah sleep-walking hingga ke hutan?"

Keonhee mengatupkan mulutnya, rasa cemas semakin menyergapnya hingga tak dapat berkata-kata lagi. Ia tak ingin berlama-lama membohongi Hwanwoong, tetapi ia sendiri sudah berjanji untuk menjaga rahasia Youngjo. 

Memang benar awalnya ia ingin segera membocorkannya agar Youngjo bisa pergi dari sana dan Pangeran memulai hidup barunya. Tetapi setelah bertemu Seoho, ia bahkan tak lagi memiliki rasa dengki itu.

✅ The Fallen Alpha [ONEUS; Youngdo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang