Chapter 23

175 26 25
                                    

WARN: Fights, gore, DEATH CHARACTERS (so sorry)

PS: Cek sampai akhir yaa! Ada yang special lhooo 💖💖💖























"Kenapa kau terus menatapku?"

Sebenarnya Geonhak suka saja, tapi ia juga merasa jengah. Pasalnya, tatapan yang ditujukan Youngjo kepadanya terasa jauh lebih dalam setelah Alpha itu bergabung bersama pack mereka.

Geonhak tidak begitu mencium hasrat yang macam-macam, terutama pergumulan panas mereka berlangsung cukup intens tiap memiliki kesempatan dan siapa dia yang bisa menolaknya?

Hanya saja, ditatap seperti itu oleh Youngjo membuat Geonhak tak dapat melakukan aktivitasnya sederhananya dengan baik seperti minum atau sekedar bernafas karena detak jantungnya pun semakin meningkat.

Youngjo terkekeh menyebalkan, lalu memainkan surai lembut milik Geonhak dengan jemarinya. "Ayo kita menikah," ucapnya seolah mengajak Geonhak bermain ke sungai.

Omega tersebut mendengus malas. "Kau masih tak menyerah dengan idemu itu?"

"Tentu saja! Sudah kubilang, aku serius saat aku mengatakan ingin menikahimu."

Youngjo tiba-tiba memeluk pinggang Geonhak yang nyaris menjatuhkan gelasnya. Ia sadar bahwa sang Omega pasti tengah memelototinya sekarang, terutama Harin yang memergoki tingkah mereka sekarang dan hanya mengulas senyum maklum. Tanpa mempedulikan bahwa mereka masih akan menjadi tontonan anggota pack lain yang belum bangun, Youngjo meletakkan dagunya ke atas bahu Geonhak dan meresapi feromon manisnya.

"Y-Youngjo-"

"Aku ingin membangun rumah sendiri, sedikit lebih jauh dari yang lain. Di bawah kaki bukit kalau bisa, karena kau selalu takut aku akan tergelincir jika berada di dekat sungai mengalir," tutur Youngjo. "Kurasa tempat yang diberitahu Yonghoon itu cukup bagus dan cocok untuk membesarkan anak."

Kulit leher Geonhak memerah hingga ke telinga karena fokusnya justru terhenti pada kalimat terakhir Youngjo. "I-Itu masih jauh."

Dan tentu saja Youngjo semakin gencar menciumi pipinya dengan gemas. "Geonhak, kau mau mengikat sumpah sekarang?"

"Tiba-tiba sekali?!"

"M-hm." Youngjo memberi jeda sejenak. "Aku masih mengingat beberapa kalimatnya dari buku dongeng luar negeri yang pernah kubaca. Isinya jauh lebih romantis dan tidak seperti sumpah pernikahan kerajaan. Ah!" Tiba-tiba saja nadanya berubah kecewa. "Sayangnya, kita tak punya lilin, anggur, ataupun cincin sekarang."

Geonhak tersenyum, mengiyakan apapun yang Youngjo ingini saat ini atau sang Alpha akan semakin merajuk.

"Kalau begitu, anggap saja ini latihan," ujar Geonhak, mengikuti permainan yang dibuat Youngjo. "Nanti saat kita sudah memiliki rumah sendiri, barulah kita menyiapkan barang-barang yang kau perlukan."

"Yang kita perlukan," ralat pemuda bersurai merah itu.

Ia membalikkan tubuh Geonhak agar menghadapnya pasti. Omega itu masih dalam mode menurut, menyembunyikan ekspresinya agar tak terlihat terlalu bersemangat.

Kekehan halus terlepas dari mulut Youngjo saat melihat wajah mate-nya yang merona merah padahal mereka belum melakukan apapun. Pemuda bersurai merah itu menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, menatap lekat pada manic kecoklatan yang tengah memancarkan antusias serta rasa penasaran.

"Geonhak..." Youngjo memegang kedua tangan Omega itu dengan erat dan menatapnya dengan manik teduhnya. "Dengan tangan ini, aku, akan mengangkat kesedihanmu."

✅ The Fallen Alpha [ONEUS; Youngdo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang