10

1.4K 160 5
                                    

Taeyong merasa tidurnya sangat nyenyak semalam. Padahal seingatnya ia tertidur disofa.

Saat menonton film.

Diruang tengah apartemen Jaehyun.

Bersama Jaehyun juga.

Tunggu- APA?!

Taeyong membelalakkan matanya. Sekarang ia tersadar, dan merasakan kepalanya bukan berada disebuah bantal.

Oh astaga. Taeyong langsung menahan nafasnya sambil perlahan membalikkan tubuhnya.

Baju putih... Itu milik Jaehyun. Tak salah lagi, Taeyong memang tertidur dipaha Jaehyun.

Didongakkan kepalanya, terlihat Jaehyun tertidur hanya dengan leher yang tersangga kepala sofa.

Ugh, pasti tak nyaman, belum lagi pahanya yang sejak semalam menjadi bantal Taeyong, seketika ia merasa bersalah.

Dengan sekali gerakan, Taeyong langsung bangun dari tidurnya. Namun ternyata Jaehyun juga tersadar, mungkin karena tidurnya yang tidak nyenyak jadi ia mudah terbangun.

"Jaehyun, aku sungguh minta maaf. Semalam aku benar-benar tak sadar." ucap Taeyong sambil mengangguk, Jaehyun hanya nengusak matanya karena jujur ia belum sadar sepenuhnya.

"Eungh- Tak apa. Semalam juga aku tak tega membangunkan mu, jadi kubirarkan saja." Taeyong mengangguk canggung.

"Sekarang jam berapa?" tanya Jaehyun, Taeyong segera mengambil handphonenya yang ia letakkan diatas meja.

"Jam enam lewat sepuluh."

"Ah, masih terlalu pagi ternyata." Jaehyun kemudian merebahkan lagi tubuhnya disofa, kali ini benar-benar merebahkan tubuhnya.

Taeyong meringis, pasti Jaehyun tak tidur nyenyak semalam.

"Lee, aku tidur lagi ya. Tolong bangunkan aku dua puluh menit lagi." suruh Jaehyun.

"Baiklah, sekali lagi maaf ya Jae. Padahal kau bisa membangunkan untuk pindah kekamar."

"Kau nyenyak sekali tidurnya, lagipun aku juga tak kuat tadi malam." jawabnya sambil memejamkan mata, namun Taeyong malah salah tangkap dengan perkataan Jaehyun.

"Tunggu- Apa? Tidak kuat? Jadi maksudmu aku berat????" terbukalah mata Jaehyun. Dan ia langsung menyadari kesalahannya. Astaga, ucapkan selamat tinggal pada tidur dua puluh menitnya.

"Anu- Bukan seperti itu, Lee..."

"AKU INI KURUS TAU! SEENAKNYA SAJA MENGATAI AKU BERAT! DASAR MENYEBALKAN!"

Taeyong langsung berdiri dan meninggalkan Jaehyun diruang tengah sendirian. Jaehyun megusak wajahnya kasar. Ini salah mulutnya yang tak bisa memilih kata, padahal maksud Jaehyun itu matanya yang tak kuat alias ia juga mengantuk semalam.

"Sudah tahu submissive itu sangat sensitif kalau masalah seperti ini. Kenapa mulutmu malah salah bicara sih, Jung?!"

Jaehyun jadi teringat saat dulu tak sengaja mengatai Ten gemuk karena baju yang Ten pakai sangat ketat, sampai-sampai Ten seperti kesulitan bernafas. Namun, gara-gara itu Ten memusuhinya sampai lima bulan!

Uh, Jaehyun tak bisa membayangkan kalau Taeyong juga akan seperti itu. Padahal sungguh ia tak bermaksud bilang tubuh Taeyong berat.

Baiklah, mungkin hari ini Jaehyun akan membolos kerja terlebih dahulu untuk meminta tips kepada Johnny cara meluluhkan submissive yang sedang marah.

***

Sarapan pagi ini berlangsung mencekam, Taeyong tak banyak bicara bahkan setelah Jaehyun mengatakan maaf dan menjelaskan beberapa kali.

"Tae, jangan diam saja. Sungguh maksudku itu kau bukan berat-"

"Sama saja! Dasar menyebalkan!" Taeyong langsung mengambil piring bekas sarapan mereka lalu segera meninggalkan Jaehyun sendiri lagi. Ia pergi sambil mendengus, Taeyong benar-benar merajuk.

Ah, poor Jung Jaehyun.

Jaehyun tak jadi membolos, karena tadi Johnny menelpon Jaehyun untuk mengingatkan lelaki itu bahwa hari ini ada rapat penting untuk membahas masalah kantor.

Ia segera mengambil tas kerjanya dikursi kosong, lalu menghampiri Taeyong yang sedang mencuci piring.

"Taeyong, aku pergi bekerja dulu ya. Hari ini kau ada bimbingan? Pulang seperti kemarin?"

Taeyong yang diajak bicara hanya diam sambil terus melanjutkan acara cuci piringnya.

Jaehyun jadi gemas sendiri, karena sekarang pipi Taeyong sedang menggembung dengan wajah cemberutnya.

"Lee, serius aku ingin pergi kekantor dengan tenang."

"Ya pergi saja. Memangnya aku siapa mu sampai harus izin segala?" oke, Jaehyun bertambah gemas ketika mendengar suara Taeyong dengan nada yang merajuk.

Rasanya Jaehyun ingin memeluk Taeyong sekarang juga, mendekapnya erat kalau bisa mengurung Taeyong dikamar nya seharian.

"Tae, lihat aku sebentar."

"Tae..." awalnya Taeyong mengindahkan, namun panggilan kedua Jaehyun mampu membuat Taeyong menatap Jaehyun balik.

Masih dengan wajah cemberut, pipi sedikit menggembung, dan bibir yang manyun. Oh, lucu sekali. Semoga kewarasan Jaehyun masih berada ditempatnya.

"Uhm. Aku serius minta maaf kalau perkataan ku tadi menyinggung mu, okay? Kedua, aku mau meluruskan, kau tidak berat sama sekali.

Maksud berat itu, mataku juga berat semalam, aku juga mengantuk jadinya aku membiarkanmu tidur dipahaku dan aku tidak masalah dengan itu.

Dan ketiga... Berhentilah merajuk. Kau membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya karena melihat wajah menggemaskan mu itu."

Ah, Jung Jaehyun sudah gila. Ternyata kewarasannya tak bertahan lama, kenapa dengan nekat mulutnya berkata seperti itu?

Padahal Jaehyun sudah berusaha sekuat mungkin untuk tidak mengucapkan kata-kata yang menurutnya belum tepat waktunya jika ia katakan kepada Taeyong sekarang.

Namun karena ucapan Jaehyun itu, terbukti membuat wajah Taeyong sudah memerah padam sekarang.

Apa dirinya salah dengar? Batinnya.

Jelas ia tahu apa maksud dari perkataan Jaehyun, hanya saja....

"YAK! JANGAN BERCANDA! CEPAT SANA KAU BEKERJA! NANTI TERLAMBAT." Jaehyun melunturkan senyumnya saat mendengar balasan Taeyong.

Ah, poor Jung Jaehyun (2).




















































TBC

Jangan lupa klik bintang, juga tinggalkan komentar! Terimakasih banyakkk <333

jaeyong • falling in love with strangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang