17

1.2K 124 5
                                    

"Aku pulang," ucap Taeyong pelan saat baru saja memasuki apartemen Jaehyun.

Tak ada sahutan seperti beberapa hari kebelakang, namun Taeyong mengeryitkan dahinya saat mencium bau harum dari arah dapur.

Ugh, dan juga ia mendengar bunyi berisik antara panci dengan sendok yang sepertinya ada yang tak beres disana.

Taeyong melangkahkan kakinya cepat, takut-takut ada hal yang tak diinginkan terjadi.

Namun, langkahnya terhenti diujung dapur saat melihat Jung Jaehyun sedang sibuk dengan penggorengan.

Ia membelakangi Taeyong, sepertinya pria itu tak menyadari kehadiran seseorang disana.

"Jaehyun hyung...??" panggil Taeyong pelan. Tak disangka Jaehyun langsung menoleh cepat, pria itu terkejut saat melihat Taeyong berdiri dengan wajah bingung.

"A- ah, kapan kau pulang? Kenapa aku tidak mendengar suara pintu tadi?" dengan cepat Jaehyun menetralkan ekspresi wajahnya, cukup canggung karena sebelumnya mereka sempat diam-diaman selama beberapa waktu.

"Kurasa hyung yang terlalu asik memasak, mungkin?"

Jaehyun hanya tersenyum kecil, "Duduklah dulu, sebentar lagi aku selesai."

"Eh? Hyung mengajakku makan bersama?"

"Hm, kenapa? Ah! Kau sudah makan bersama Ten kan pasti? Ish, kenapa tak kepikiran ya..." Jaehyun tersadar bahwa pasti Taeyong sudah makan malam bersama Ten karena memang seharian ini mereka pergi bersama.

Jaehyun tersenyum kecut lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merutuki dirinya sendiri.

Dari awal memang Jaehyun tak tahu harus apa untuk memperbaiki hubungan mereka, ide makan malam ini adalah milik Johnny. Tapi ia rasa sekarang semuanya akan sia-sia.

"Eum... Hyung! Tak apa, hyung lanjutkan saja memasaknya, lagipula aku masih lapar. Tapi aku ganti baju dahulu yaa," Taeyong tentu saja menyadari perubahan wajah Jaehyun.

Tentunya ia tak ingin membuat semua usaha Jaehyun untuk memasak menjadi sia-sia.

Dilihatnya wajah Jaehyun yang kembali cerah, pria itu kembali mengangguk semangat, "Baiklah, kau ganti baju dulu, aku pastikan kau kembali makanannya sudah siap,"

***

"Hyung... Kau memasak semua ini?" ucap Taeyong seraya mendudukkan dirinya dikursi yang telah Jaehyun lebarkan untuk dirinya.

"Heum, kuharap kau menyukainya."

Taeyong mengangguk kecil lalu mulai mengambil nasi serta lauk-pauk yang telah disediakan, melihat semua makanan yang tertata dimeja membuat nafsu makan Taeyong yang semula menghilang menjadi muncul lagi.

"Selamat makan~"

Langsung saja Taeyong makan dengan lahap, seakan sudah lupa tadi sudah makan banyak bersama Ten. Jaehyun juga ikut makan sambil menikmati pemandangan yang ada didepannya.

Ia makan perlahan sesekali terkekeh akan ekspresi Taeyong yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Enak sekali!!! Huh, lain kali hyung saja yang masak kalau begini," ujarnya lalu kembali menyuap sesendok lauk.

Jaehyun mengangguk pelan, mengambil tisu dan segera membersihkan sisi mulut Taeyong yang terkena minyak dari makanan.

Taeyong tertegun dalam duduknya, ahh apa ini? Jantungnya berdetak dengan cepat.

"T- terimakasih, Jaehyun hyung..."

"Ya, makanlah lagi. Setelah ini ada yang ingin ku sampaikan kepadamu."

***

"Jadi.. Hyung tidak menyukai Naeun noona?"

"Heum, Naeun bukan siapa-siapa. Aku bahkan tidak pernah mengumumkan bahwa dia tunanganku kepada orang lain karena aku memang tidak menginginkan ini,"

Taeyong mengangguk sambil membulatkan mulutnya. Setelah selesai makan malam, Jaehyun mengajak Taeyong untuk berbicara di balkon, mencoba meluruskan kesalahpahaman yang sempat terjadi.

"Tapi kenapa? Naeun noona kan cantik, dia juga berpendidikan, cocok sekali dengan hyung." tanya Taeyong pelan, matanya beralih menatap Jaehyun.

"Kau tidak tahu saja sifatnya, Lee. Dia itu picik, sekalipun dia berpendidikan, tapi kelakuannya seperti tidak pernah sekolah." Jaehyun menyesap coklat panas miliknya.

Taeyong mengangguk lagi, ia jadi teringat kejadian petang tadi saat tak sengaja melihat Naeun noona pergi dengan pria lain dan itu bukan Jaehyun.

Taeyong pikir ia tak usah saja membahas kejadian tadi, karena sepertinya ada yang tidak Jaehyun ketahui tentang Naeun yang sebenarnya.

Mereka berdiaman cukup lama, menikmati semilir angin yang berhembus kearah mereka.

"Taeyong, kau benar sudah memaafkan ku, kan?"

"Tentu saja, hyung. Aku sudah memaafkan mu, aku juga meminta maaf kalau misalnya membuat hyung tak nyaman beberapa hari ini."

"Eiii, kau tidak berbuat apa-apa Lee. Jadi, sekarang kita baikan?"

"Eung! Eh! Kita kan tak musuhan, hyung." ujar Taeyong lalu tertawa pelan, mengundang Jaehyun untuk ikut tertawa.

"Musuhan hanya untuk anak kecil saja," lanjut Taeyong.

"Memangnya kau bukan anak kecil?" goda Jaehyun, membuat Taeyong mendelik.

"Hyunggggg! Aku sudah dewasa, sebentar lagi lulus kuliah!" Taeyong menggembungkan pipinya.

"Tidak ada orang dewasa yang seimut dirimu," ucap Jaehyun tak sadar, membuat Taeyong menghentikan rajuknya.

"Hyunggggggggg!"

Oh tidak, sepertinya Jaehyun salah omong lagi. Ia baru sadar bahwa Lee imut Taeyong ini tidak suka jika dikatai imut maupun menggemaskan.

Bersiaplah Jaehyun menerima pukulan maut menggemaskan dari si kesayangannya ini.



TBC

haii?

udah baikan ya ini mereka, tapi gatau kalau besok wkwkwkw

jaeyong • falling in love with strangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang