song recommendation: Luke Chiang - Shouldn't Be
Jaemin merasakan hatinya bergemuruh aneh ketika mobil Jaehyun memasuki komplek rumah sakit milik kakeknya yang berdiri megah dengan bangunan setinggi 12 tingkat. Didirikan pada 1990, Rumah Sakit Harapan Kasih merupakan jaringan rumah sakit swasta yang tergabung dalam Live and Love Group.
Sewaktu ia kecil, Jaemin sering sekali menghabiskan waktunya bermain dilingkungan rumah sakit, terlahir sebagai anak tunggal dari kedua orang tua yang berprofesi sebagai dokter membuat Jaemin sangat familiar dengan bangunan ini, ditemani babysitter yang disewa oleh keluarganya ia akan bermain di child care atau taman kecil yang dipenuhi dengan permainan untuk anak-anak sembari menunggu orang tuanya selesai bekerja.
Saat itu hidup terasa sangat sempurna dan indah bagi Jaemin, ibu dan ayahnya sangat menyayanginya dan membuat masa kecilnya sangat bahagia. Tetapi hal itu tidak bertahan lama. Jaemin tidak ingat dengan jelas kapan kehancuran itu mulai terjadi, tapi ia ingat bahwa ibu dan ayahnya tidak pernah mengunjunginya di child care maupun kembali lagi ke rumah.
Usia Jaemin masih empat tahun ketika ia sepenuhnya diasuh oleh babysitter di rumahnya yang megah, dengan kedua orang tuanya yang terlalu sibuk. Ketika ia merayakan ulang tahun yang kelima, Jaemin menangis tersedu-sedu ditengah megahnya perayaan ulang tahunnya, karena Ayah dan Ibunya yang tidak hadir saat itu. Usia Jaemin enam tahun ketika ibunya memeluknya sambil mengucapkan kata maaf berulang kali, lalu menjelaskan bahwa ibu dan ayahnya tidak bisa tinggal bersama lagi dengan tangis yang pilu. Usia Jaemin tujuh tahun ketika ia dibawa pergi oleh Ayahnya ke Amerika, tempat yang asing bagi Jaemin.
Jaemin kecil hanya bisa menangis setiap malam dan terbangun dengan mata sembab dan bengkak selama sebulan penuh, ia kehilangan nafsu makan yang mempengaruhi pertumbuhannya yaitu berat badan yang tidak ideal untuk anak seusianya. Jaemin juga mengalami kesulitan untuk berkomunikasi karena perbedaan bahasa, sehingga ia sulit sekali memiliki teman ketika ia mulai masuk sekolah.
"Jaemin..." panggil Jaehyun lembut ketika ia telah memarkirkan mobilnya ditempat parkir yang telah disediakan khusus untuk dokter di RS. Harapan Kasih. Jaemin menoleh menatap Jaehyun dengan tatapan yang sulit ia artikan.
"Sebelumnya saya ingin minta maaf, saya ada cito dadakan, ada pasien hernia yang harus segera saya laparoskopi, operasi tidak begitu berat jadi paling lama akan memakan waktu satu sampai satu setengah jam. Kalau Jaemin tidak keberatan, kamu bisa menunggu saya diruangan saya, disana ada sofa bed yang bisa kamu gunakan untuk istirahat selama saya operasi. Setelah itu saya akan traktir kamu makan malam, apa aja yang Jaemin mau, saya akan belikan. Gimana Jaemin?" tanya Jaehyun lembut.
"Dokter punya bantal guling? Saya kalau tidur harus ada bantal gulingnya." ucap Jaemin yang membuat Jaehyun terkekeh lembut. Ia merasa gemas sendiri pada Jaemin, yang pertama karena sekarang mendadak Jaemin memanggilnya dokter setelah sebelumnya ia memanggil Jaehyun 'Pak Supir' dan fakta bahwa syarat yang diajukan Jaemin sangat lucu bagi Jaehyun.
"Saya punya guling dua kok Jaemin." ujar Jaehyun lembut.
Jaemin bisa merasakan tatapan penuh tanda tanya yang tertuju padanya ketika ia dan Jaehyun turun dari lift dan menginjakkan kaki di lantai 7, beberapa perawat bahkan secara terang-terangan berbisik-bisik dan menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut. Perbedaan mencolok antara keduanya memang wajar mengundang keingintahuan orang-orang, Jaehyun yang berpakaian sangat formal yaitu jas hitam lengkap dengan dasi dan sepatu pantofel, sementara Jaemin yang mengenakan crew-neck rainbow keluaran Valentino dengan sepatu Air Jordan Retro berwarna biru dan rambutnya yang berwarna kuning keemasan.
Namun Jaemin memilih untuk tidak ambil pusing, ia berjalan dengan pandangan lurus ke depan, mencoba bersikap bodo amat dengan tatapan penuh selidik yang ia terima. Jujur saja Jaemin tidak nyaman menjadi pusat perhatian seperti ini, ia bisa merasakan degup jantungnya yang mengeras menandakan bahwa ia gugup. Tapi ia memilih memasang wajah datar dengan dagu yang diangkat tinggi, sehingga kesan angkuh dan dingin terpancar dari dirinya. Sungguh berkebalikan dengan Jaehyun yang sibuk menyapa para dokter, koas dan perawat dengan sapaan dan senyum yang ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daylight // 2Jae
RomanceSelama 29 tahun Jaehyun hidup ia selalu yakin bahwa dirinya adalah 100% lelaki straight. Tetapi semuanya berubah ketika cucu pemilik rumah sakit tempat Jaehyun bekerja tinggal bersama dengannya. Jaemin yang shopaholic dan selalu bertindak sesuka hat...