14 - Precious Baby Boy

1.1K 107 28
                                    

HAIII👋

Chapter ini lumayan panjang jadi dibaca pelan-pelan aja. Maaf juga updatenya tengah malam kaya gini.

Pls pardon me for any errors or typos.

HAPPY READING!

song recommendation - Piece of Mind by Kehlani

-

Ting tong.

Ting tong.

Bunyi bel yang ditekan secara berulang-ulang mengusik tidur nyenyak Jaemin di hari Sabtu pagi. Jaemin pun akhirnya mau tak mau terbangun dari tidurnya, ia lalu merenggangkan kedua tangannya, mencoba mengumpulkan nyawanya, mengingat hari ini ART yang bekerja di rumah Jaehyun meminta izin untuk tidak masuk karena harus menemani suaminya kontrol ke rumah sakti pasca operasi katarak minggu lalu sehingga mau tak mau Jaemin harus turun tangan sendiri untuk membuka pintu rumah.

Jaemin sedikit terkejut ketika ada pergerakan di sampingnya, ia melirik dan mendapati Jaehyun yang ternyata menarik ke atas selimut agar semakin menutupi tubuhnya. Ah ternyata tadi malam mereka kembali tidur bersama. Kedua pipi Jaemin sontak memanas padahal ini bukan kali pertama mereka berdua berbagi satu kasur bersama, pun kali pertama dirinyalah yang merengek-rengek agar ditemani tidur oleh Jaehyun.

Namun sekarang semuanya terasa berbeda setelah apa yang terjadi semalam, setelah ia dan Jaehyun terbuai dalam kecupan demi kecupan yang memabukkan. Tadi malam setelah Jaemin menepuk berkali-kali dada Jaehyun saat dirasa ia akan segera kehabisan nafas, barulah Jaehyun tersadar dan menyudahi cumbuannya.

Jaehyun kemudian angkat wajahnya, bawa kedua matanya tenggelam dalam pesona wajah Jaemin yang berjarak sangat dekat denganya saat ini. Keheningan tercipta di antara mereka tanpa ada seorangpun yang ingin untuk buka percakapan.

Jaemin dengan nafasnya yang terengah-engah dan semburat kemerahan yang timbul di kedua pipinya sukses membuat hati Jaehyun porak-poranda.

Tangan Jaehyun terangkat lalu ia bawa membelai lembut pipi milik Jaemin. Matanya memandang lekat-lekat sosok Jaemin yang saat ini terlihat sangat indah. Berharap indera penglihatannya bisa mengirimkan sinyal menuju otaknya agar Jaehyun bisa terus mengingat wajah Jaemin saat ini di kemudian harinya.

Rambut Jaemin yang awut-awutan dan anak rambutnya yang mencuat kesana kemari akibat ulah kedua tangan Jaehyun. Kedua belah bibirnya yang sedikit terbuka dan bengkak serta berwarna kemerahan akibat gigitan tak sabaran dari Jaehyun saat keduanya bercumbu. Baju piyama satin milik Jaemin dengan dua kancing teratas yang telah terbuka, menampakkan tulang selangka milik Jaemin yang belum sempat Jaehyun bubuhi tanda dan kulitnya yang seputih susu dan mulus tanpa adanya cela.

Segala sesuatu yang justru semakin menambah keindahan yang ada dalam diri Jaemin. Dan rasa-rasanya sanggup menggoyahkan sisa-sisa iman dalam diri Jaehyun jika ia menatap kedua bola mata indah milik Jaemin lebih lama lagi.

Sehingga kemudian dengan sisa-sisa kewarasan yang ada dalam dirinya, Jaehyun memutuskan untuk buru-buru menarik Jaemin masuk ke dalam pelukannya, tak sanggup jika harus terus-terusan beradu pandang dengan Jaemin. Sudah bodoh amat juga jika nantinya Jaemin bisa mendengar degup jantungnya yang bertalu-talu dengan kencang atau jika Jaemin tahu bahwa batinnya tak henti-henti mendamba sosok yang lebih muda dalam diam.

Jaemin tak membuka suaranya ketika ia dan Jaehyun akhirnya berbaring di atas tempat tidur dengan posisi dirinya yang tenggelam dalam hangatnya rengkuhan Jaehyun. Abai dengan aroma alkohol yang masuk ke indera penciumannya tiap kali Jaemin menarik nafas. Berbagai macam pertanyaan kini timbul dalam benaknya, saling berebut perhatiannya untuk kemudian ia suarakan pada Jaehyun. Namun rasa kantuk akibat hari yang sudah malam ditambah hangatnya telapak tangan Jaehyun yang mengelus pundak Jaemin naik turun menciptakan rasa nyaman yang kemudian menghantakan ia terlelap menuju alam mimpi dalam sekejap mata.

Daylight  // 2JaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang