song recommendation- Always by Rex Orange County
-
"Halo, kamu pasti Nak Jaemin ya?" sapaan ramah menyambut Jaemin ketika ia keluar dari kamar. Jaemin yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya hanya bisa mengangguk pelan. Seorang perempuan dengan perkiraan usia lebih dari 50 tahun dengan baju batik berwarna putih gading tersenyum ramah pada Jaemin, disampingnya berdiri tegap seorang lelaki dengan rambut yang sudah memutih mengenakan baju batik yang bermotif sama yang juga tersenyum ramah padanya.
"Kenalkan saya ibunya Jaehyun, kamu bisa panggil saya Tante Yoona. Ternyata kamu lebih manis ya kalau diliat secara langsung, pasti kamu banyak yang naksir deh." Ucap Yoona sambil menepuk pelan lengan Jaemin.
Jaemin hanya bisa tersenyum kecil menanggapi semua perkataan dari ibunda Jaehyun. Jaemin bukanlah seseorang yang sombong, ia hanya saja bingung jika harus berinteraksi dengan orang yang baru ia kenal.
"Kalau saya ayahnya Jaehyun, nama saya Yunho. Kamu bisa panggil saya Om atau apa aja yang kamu kamu, asal jangan sayang aja nanti istri saya bisa marah hahahaha."
Jaemin tersenyum kikuk, bingung harus bagaimana ia menanggapi perkataan Ayah Jaehyun yang tertawa renyah didepannya.
"Ayah bercandaannya garing banget kayak kerupuk. Kasian Nak Jaemin pasti bingung sama becandaan Ayah. Oh iya Jaemin gimana istirahatnya tadi malam? Nyenyak kah tidurnya? Atau malah gak nyaman karena belum terbiasa?"
Pertanyaan tersebut sontak membuat pipi Jaemin memanas. Walau samar ia mengingat bagaimana Jaehyun menggendongnya menuju kamar tadi malam. Sejujurnya Jaemin sama sekali tidak menyangka bahwa Jaehyun akan melakukan hal tersebut, tapi jauh di dalam hati Jaemin juga bersyukur karena sebenarnya ia sudah tidak punya tenaga lagi untuk berjalan dengan kedua kakinya.
Ia juga ingat bagaimana Jaehyun melepaskan sepatu dan kaus kakinya, membuka ikat pinggang dan menanggalkan crewneck yang ia kenakan lalu menyelimutinya dan mengatur suhu pendingin ruangannya. Jaemin bisa merasakan jantungnya yang berpacu sangat cepat ketika kulitnya bersentuhan dengan telapak tangan Jaehyun yang lembut. Ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak bereaksi seperti berjengit kaget ketika Jaehyun melonggarkan ikat pinggangnya atau ketika ia bisa mencium aroma parfum Jaehyun yang memabukkan karena jarak mereka yang terlalu dekat.
"Loh Jaemin sudah bangun ternyata. Selamat pagi Jaemin, how are you today?"
Jaemin tersadar dari lamunannya ketika suara lembut Jaehyun menyapa. Wajahnya memanas ketika matanya bersinggungan dengan Jaehyun yang tersenyum lembut padanya. Jaehyun berjalan mendekat dengan pakaian santainya, celana pendek hitam jersey klub sepakbola Manchester United dan kaos polos berwarna hijau lumut, dengan menggendong seorang anak kecil perempuan dengan yang sibuk mengunyah biskuit.
Jaemin heran sendiri kenapa yah lelaki di hadapannya ini bisa sangat menarik dengan baju seadanya.
"Kok malah pada berdiri disini sih. Ayo sarapan, nasinya udah mateng nih." ucap seorang perempuan yang mengenakan celemek berwarna merah marun, kemudian ia mengambil anak kecil yang digendong Jaehyun dan berlalu pergi bersama dengan kedua orang tua Jaehyun.
"Jaemin maaf ya kalau kamu merasa tidak nyaman. Keluarga saya tiba-tiba datang tanpa memberi kabar karena mereka tahu kamu tiba kemarin. Mereka hanya sebentar kok, karena Mama saya mau ada acara nanti siang. Saya harap kamu enggak marah ya."
Entah mengapa Jaehyun merasa bahwa ia perlu meminta maaf pada Jaemin. Anak itu pasti kaget ketika bangun pagi hari dan disambut dengan orang-orang asing yang belum pernah ia temui.
"It's okay. Ini kan rumah dokter, gak perlu minta maaf segala." ucap Jaemin lalu berlalu menuju ke meja makan.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Daylight // 2Jae
RomanceSelama 29 tahun Jaehyun hidup ia selalu yakin bahwa dirinya adalah 100% lelaki straight. Tetapi semuanya berubah ketika cucu pemilik rumah sakit tempat Jaehyun bekerja tinggal bersama dengannya. Jaemin yang shopaholic dan selalu bertindak sesuka hat...