13 - Wish You Were Sober

1K 123 27
                                    

Hai! Sorry bgttt karena absence for quite a long time, i've been very busy with work in real life:( tmi my job is related with transportation jd emg hectic bgt karena for the very first time government give permission buat mudik after pandemic hits in 2020, so yaa i've been very busy😌

Btw chapter ini panjang bgt lol, pls read it carefully and slowly yaa and pls pardon me for any typos:)

song recommendation: Wish You Were Sober by Conan Gray

i've listened to this song for thousands times while writing this chapter

HAPPY READING!

Ps. THIS CHAPTER TITLE IS VERY IMPORTANT! Kalau kalian uda sampai di akhir jangan lupa inget2 judul chapter ini, trus nilai sendiri deh gimana jadinya hehehe

-

Jaemin cemberut. Mukanya ditekuk sembari mengaduk-aduk semangkuk sereal tak berselera, padahal sereal fruit loops keluaran Kellog's merupakan kesukaan Jaemin. Hari ini Jaemin sengaja bangun lebih pagi dengan harapan bisa bertemu dengan Jaehyun, maklum saja hari ini sudah memasuki hari kelima Jaemin bangun di pagi hari dan mendapati Jaehyun sudah berangkat ke rumah sakit.

Bahkan ketika malam hari Jaehyun akan pulang sangat larut, sehingga biasanya Jaemin sudah lebih dulu berlayar menuju alam mimpi. Kemarin malam Jaemin berniat untuk menunggu Jaehyun pulang dengan belajar di ruang keluarga sambil menonton televisi, namun karena Jaehyun tak kunjung pulang hingga pukul setengah sebelas malam ia malah ketiduran, terlalu lelah akibat padatnya jadwal kuliah hari itu, hal yang kemudian ia ingat adalah Jaemin terbangun di pagi hari di atas kasur empuk miliknya.

Lagi dan lagi Jaehyun pasti yang menggendongnya ke dalam kamar.

Sebenarnya Jaemin sudah mencoba memahami bahwa Jaehyun adalah seseorang yang memiliki pekerjaan dengan jadwal padat dan tidak menentu, namun ia tetap tak bisa mencegah perasaan kesal itu timbul dalam hatinya.

Jaemin pun mulai menjadi uring-uringan dan gelisah tak menentu di hari ketiga, sampai-sampai Haechan meledeknya dengan ucapan 'Jaemin lagi mode senggol bacok soalnya lagi pms'. Jaemin hanya menatap Haechan tajam ketika ia mendengar candaan tersebut, malas untuk menanggapi.

Jaemin yang penasaran pun memutuskan untuk menghubungi Jaehyun melalui pesan singkat, berharap menemukan alasan mengapa mereka tak pernah bertatap muka walau tinggal dibawah satu atap selama beberapa hari belakangan ini.

Operasi dadakan dan jumlah pasien yang melonjak adalah alasan yang selalu Jaehyun berikan sebagai jawaban, balasan pesan yang ia kirim pun mendapat tanggapan tiga atau empat jam setelahnya.

Dan Jaemin pun berupaya untuk menerima keadaan tersebut, harusnya ia bisa memposisikan dirinya menjadi Jaehyun, toh beberapa tahun ke depan ia juga akan menjalani pekerjaan sebagai seorang dokter.

Maka dari itu Jaemin mencoba untuk mengerti bahwa tidak ada yang salah dari Jaehyun yang sibuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang dokter, tanpa mengetahui bahwa semua itu dilakukan oleh Jaehyun secara sengaja untuk menghindari dirinya.

Jaehyun terjaga sepanjang malam, rasa kantuk tak kunjung datang menghampiri di malam yang ia dan Jaemin habiskan di atas satu kasur yang sama.

Ia selalu merasa was-was pun jantungnya berdetak tak karuan, berbanding terbalik dengan Jaemin yang tak butuh waktu lama untuk terlelap. Sayup-sayup Jaehyun mendengar dengkuran halus yang dibarengi dengan nafas teratur Jaemin yang terasa hangat di punggungnya.

Pukul lima pagi Jaehyun tersentak dari tidurnya dan bangun dengan nafas yang memburu dan jantungnya yang berdegup sangat kencang. Kedua mata Jaehyun membola kaget ketika ia membawa tangan kanannya yang gemetar untuk meraba celana tidurnya dan mendapati bagian selatannya yang sedikit menggembung dan terdapat noda basah di depannya.

Daylight  // 2JaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang