Carina...
Bangun...Panggil suara lembut sembari menepuk-nepuk pipinya. Perlahan-lahan, Carina membuka matanya. Ia menemukan Harry menatapnya dengan luka di wajahnya. "Kau.. kau butuh obat, Harry.." ujarnya sembari berusaha untuk duduk.
Ia melihat sekitarnya, ia terbaring disebelah orang-orang yang terluka dan Harry duduk disebelahnya. "Carina dengarkan aku," pinta Harry mengarahkan wajah Carina kepadanya, "Aku butuh kau untuk tegar–Aku butuh kau membantuku," jelas Harry.
Carina masih memproses apa yang terjadi. Hal terakhir yang ia ingat adalah Cedric hampir membunuhnya, "Cedric!" ingatnya tiba-tiba dan Harry mengguncangkan tubuhnya. "Dengarkan aku!" perintah Harry dengan nada menekan.
Carina menelan ludahnya, ia mencoba menatap Harry dengan dalam. Mata hijau Harry terlihat lelah, ketika mata biru Carina menatapnya, ia malah menghindar. "Cedric baik-baik saja," jawabnya menenangkan, "Tapi..." Harry terhenti–ia tidak mampu melanjutkannya.
"Aku harus pergi Ri," ujar Harry mengganti arah ucapannya, "Dan aku butuh kau untuk membunuh ular itu. Ular yang selalu dekat dengan Voldemort," pintanya.
"Harry, kau mau kemana?" tanya Carina lembut dengan nada paraunya.
Tangan lembut Carina memegang wajah Harry, "K-Kita menang 'kan?" tanyanya berharap namun Harry mencium telapak tangan Carina. "Ini akan berakhir. Aku akan mengakhirinya," jawab Harry.
"Aku sungguh harus pergi," ulang Harry, "Ingat dengan apa yang aku sampaikan. Bunuh ular itu jika kau ada kesempatan!" bisiknya kembali menekan.
Harry melepaskan tangan Carina, ia mencoba berdiri dari tempat ia duduk, "Terima kasih telah berjuang, Ri. Senang sekali mengenalmu dan merasa seperti saudaramu." Carina masih terdiam dengan apa yang Harry sampaikan, ia setengah paham dengan permintaan Harry tapi tetap bingung kenapa pria itu harus pergi.
Namun terlanjur Harry menghilang, ia menyembunyikan dirinya dengan jubah tebus pandangnya. Carina benci jubah itu, ia menutup wajahnya sejenak, merasa tidak berguna. Sampai sebuah tangan memegang bahunya lembut. Ketika Carina membuka wajahnya, Prajul disebelahnya.
"Carina–ada sesuatu yang harus kau lihat."
Tidak jauh dari tempat ia terbaring, Carina diantarkan oleh Prajul Patil untuk melihat dua sosok yang sangat ia sayangi. Remus Lupin dan Nymphadora Tonks terbaring bersebelahan, jemari mereka menyentuh satu sama lain. Tidak perlu penjelasan, Carina tau mereka sudah tidak bernyawa.
Untuk beberapa saat Carina tidak mengeluarkan suara apapun, masih terkejut dengan apa yang ia lihat. Kemudian, ia memeluk kedua jasad tersebut, menangis dan memohon sebuah kemustahilan–yaitu untuk tidak mati.
"D-Dora... Dora, aku mohon bangun!" pintanya.
"Remus.. R-Remus.. Kau berjanji untuk membuatku menangis di hari pernikahanku!" tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 𝟑 ] 𝐅𝐈𝐄𝐑𝐂𝐄 𝐅𝐎𝐑 𝐘𝐎𝐔 | 𝘊. 𝘋𝘪𝘨𝘨𝘰𝘳𝘺 + 𝘉. 𝘞𝘦𝘢𝘴𝘭𝘦𝘺
FanfictionCedric Diggory masih hidup, setidaknya itu yang beberapa orang tau. Carina Black sendiri masih tidak mempercayai hal itu, baginya itu terlihat seperti halusinasi dibandingkan hubungan yang ia jalankan dengan cinta pertamanya, Bill Weasley. Semuanya...